Kalau boleh Denaya memilih, dia ingin menjadi anak bungsu. Anak bungsu itu selalu mendapatkan perhatian orang tua, bukan? Denaya mau itu. Tetapi Denaya lahir sebagai anak sulung. Tuntutan luar dan dalam mesti dia pikul seorang diri. Gavin, satu-satunya tempat memuntahkan keluhan pergi menjauh. Sekarang, Denaya harus apa? Tetap bertahan, atau ikut pergi seperti beberapa teman yang lain?"Gua nggak tahu harus bersyukur atau nggak."…
Ini memang bukan kisahku. Aku hanyalah seorang penonton kehidupan dari sudut bumi tak terjangkau, hanya sebagai pengamat yang tak bisa berbuat apa-apa. Miris, cerita ini memang cukup miris dan sangat menyayat hati. Andai hukum tidak berlaku di negara ini dan andai Death Note itu benar-benar ada, aku akan berbuat apa saja untuk melindungi orang-orang yang aku saksikan penderitaannya. Kisah ini sengaja aku angkat untuk menjadikannya suatu pembelajaran dan mungkin suatu sindiran menohok bagi yang merasakannya.***** Aku, gadis remaja bernama Chisa, tumbuh dan berkembang sebagai pribadi riang tanpa mengenal sedih dan galau, tak menghiraukan segala hal yang membuat aku terdiam dalam kerumunan gelap. Tapi itu dulu.. Sebelum prahara besar ketakutan orangtua terjadi padaku. Tepatnya saat aku baru saja pulang dari rumah teman. Andai saja aku menuruti kemauan kak Andres untuk menjemputku, mungkin kegelapan ini tak akan menyerang di sisa hidupku. Serangan yang mulus membuatku terkurung dalam jeruji yang dibuat olehku dan teman-teman. Aku bingung, kakakku seorang laki-laki, tapi ia tidak pernah melakukan hal bejat padaku meski kami sering tidur sekamar. Sedangkan dia... Hanya berstatuskan tetangga, berani merobek kehidupanku dan mengambil segala hal berharga yang akan aku persembahkan pada yang sah. Aku tau, setelah ini kalian tentu tidak ingin membaca kelanjutan hidupku, kalian akan berpikir aku adalah wanita kotor. Aku memaklumi itu, bahkan sahabat-sahabatku pun menjauh karena mendengar hal ini dan sesekali aku melihat pandangan menjijikkan dari seorang pemberi ilmu. Seperti inikah rasanya menjadi korban? Berita banyak beredar, namun ketukan palu tidak sesuai dengan ulahnya, terlalu ringan bahkan tidak memberikan dampak apapun bagi tersangka. Ah, aku bisa berbuat apa? Wanita yang kotor sudah tentu dipandang sebelah mata, meski banyak hukum yang melindungi, meski banyak organisasi pelindung orang-orang sepertiku, mereka hanya orang luar.…
Saat hujan, Ryu melihat gadis itu di halaman rumahnya, bermain di bawah guyuran hujan dengan memakai mantel dan payung. Berdiri seorang pelayan di teras rumah gadis itu.Saat hujan, lingkungannya selalu berdarah. Banyak kasus pembunuhan bermunculan. Korbannya selalu laki-laki, tapi kepolisian belum bisa menemukan motif dan pelakunya.Saat hujan, Ryu mulai dilarang keluar oleh kedua orangtuanya. Namun saat itu keadaan memaksanya keluar dan tak sengaja berpapasan dengan si pembunuh yang sudah mendapatkan mangsa.Ryu tidak takut, dia justru tertarik.__________________________"Tidak peduli apa yang dia lakukan, aku hanya mencari kesenangan yang berbeda. Masa muda adalah masa serba ingin tahu, kan?" -Ryu Alberto…
Welcome to Gerbang mencari kebenaran.Saya, Rey Putri dari The Seeker mempersilahkan kalian masuk untuk melihat pameran seni, baik ilustrasi maupun tulisan yang diselenggarakan oleh FAMTS_WRITER setiap bulannya.Kritik dan saran yang masuk akal dan membangun dipersilahkan.Come and catch....…
Gesa, si gadis mahir gambar yang menyimpan rahasia hidupnya dalam diam, berhasil memikat hati seorang Arion yang dikenal sulit didekati.Pada akhirnya gadis itu mau mengungkap konflik dalam keluarganya pada Arion. Cinta yang mendalam, membutakan pemuda itu. Ia rela melakukan apa saja demi kebahagiaan gadisnya.Bersama empat orang lainnya. Skenario itu berjalan lancar tanpa cacat. Skenario mengerikan yang dilakukan sekumpulan anak SMA di akhir masa sekolahnya."A dibalas dengan A, sukar dibalas B." -Gesa Wilhelma…
Nama : Rey PutriJurusan : 1. THAM2. Sci-FiBerisi kumpulan tugas Kampus Awan Club…
#29 - Rio (24 Juli) #277 - Ray (27 Juli) Ray, seorang pemuda yang sedang mengenyam pendidikan tingkat tiga sebuah Sekolah Menengah Atas terpaksa mengikuti kemauan sebuah kelompok bawah tanah bersama saudari dan siswa-siswa pembuat onar di sekolahnya.Permusuhan yang seiring jalan berubah menjadi pertemanan, membawa mereka pada rentetan fakta mencengangkan perihal sisi gelap tempat mereka menuntut ilmu.Apa itu? Entahlah, mereka terus berjuang dan beradu argumen, menyelamatkan yang patut diselamatkan"Watch your step, man" -Ray…
Siapa yang tidak pernah merasakannya? Tidak ada. Semua merasakan, semua mengalaminya....Seorang presiden pun untuk sampai menuju puncak negara butuh kekuatan besar. Jatuh, bangkit, jatuh dan bangkit lagi begitu seterusnya.Bayangkan laut tanpa ombak, apa masih enak dilihat? Begitu tenang, begitu datar. Bahkan danau buatan pun masih beriak saat sesuatu berusaha masuk kekedalamannya. Tidak ada hidup tanpa batu, akuarium pun membutuhkan batu hiasan untuk mempercantik tampilan.Lalu... Apa saat batu besar itu datang kita lebih memilih untuk berdiam diri? Menyiapkan raga untuk menerima beratnya batu tersebut tanpa melakukan apapun? Atau justru kita berusaha menyingkirkannya, tidak peduli berapa beratnya, tidak peduli apa yang terjadi pada tangan saat batu itu diangkat? Aku rasa pilihan kedua lebih bijak.Terus, bagaimana jika batu itu datang menghujan? Bukan sekali namun ribuan kali. Menyerah? Kalau menyerah, tentu kita tidak akan pernah mengenal teori relativitas dan fotolistrik karena Albert Einstein lelah menguji suatu gelombang. Kalau begitu apa yang harus dilakukan jika ribuan kali gagal? Coba kalian pikirkan.…