Melihat

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Halooooooo Readers~

Dah nungguin kah?

Author balik nih membawakan chapter untuk Ultra OC tercinta

Skuy dibaca

Ultraman milik Tsuburaya

Azure milik Author

"Kacang telor garuda!" :berkata

'Utang kapan dibayar?' : berfikir/membatin

Enjoy

"Kau mau kemana?" tanya Geed lagi saat mereka berjalan tak tentu arah melalui lorong Medical Wings. Geed tahu arah, cuman Ultra didepannya ini bergerak gerik layaknya Nexus.

'Bisa jadi Nexus nomor 2 nih'

Yang ditanya terdiam terpaku dan mengamati lekat - lekat seluruh ruangan yang dia lewati. Rasanya asing sekaligus familiar. Seperti Azure pernah tinggal disini sekaligus tidak.

'Apa karena itu?' lagi - lagi matanya tertuju pada jendela yang memperlihatkan menara tinggi dengan cahaya yang terpancar dari bangunan itu.

"Itu Plasma Spark, matahari buatan planet ini" Geed menjelaskan saat Azure berhenti berjalan dan memandang keluar gedung.

"Matahari buatan?"

"Iya. Bintang Planet ini mati lalu beberapa ilmuwan Ultra membuat Plasma Spark dengan harapan bisa menggantikan bintang mereka"

Entah mengapa itu malah mengingatkan pada cerita lampau Masternya pernah singgung, dan Azure tak ingin mengingat masa lalunya.

'Tak salah lagi.. Benda itu memiliki esensi Noa dan dimensi...' Azure memutuskan untuk mengesampingkan masalah itu dan ini, toh benda itu tidak digunakan untuk melakukan hal buruk. '... hanya untuk saat ini...' ada hal yang lebih penting lagi yang harus dia lakukan, tapi pertama - tama... mana jalan keluarnya sih?!

"..."

Azure menghela napas panjang sementara Geed dibuat bingung.

#

"Uwaaahhhhh, kuharap Geed bisa berinteraksi dengan Ultra baru itu" yang berjalan cepat ini adalah Mebius, ultra terimut yang pernah Tsuburaya buat (menurut yang nulis). Mebius bertemu beberapa Ultra dalam perjalanannya membantu Geed seperti, Ultra Seven yang menanyakan keberadaan Zero, padahal kan bisa menggunakan Ultra Sign. Atau bertemu Blu yang kesasar mencari kembarannya yang lain yang sedang mengejar Grigio, mau tak mau Mebius harus membantu Blu dulu sebelum datang ke Medical Wings.

Mebius melihat di salah satu lorong Medical Wings Geed tengah berbicara dengan seorang ultra yang... asing.

'Itukah ultra yang dibicarakan Zoffy-nii-san? Wajar sih kalau Zoffy-nii dan Ultraman-nii agak kaget. Dia sangat mencolok dan berbeda sekali' Mebius melihat beberapa Ultra tengah memandang Azure heran, penasaran, dan tertarik. Keberadaan Geed mungkin telah mengontrol khalayak untuk mendekat ke arah ultra itu

'Dia memberikan vibe seperti... Zero tapi lebih kalem dan lebih misterius' Mebius berkesimpulan. Dia sebenarnya mendapatkan tugas lain dari Zoffy yakni mengamati ultra asing itu.

'Kuharap dia betah tinggal disini! Mempunyai rekan baru sangat menyenangkan' pemikiran positif Mebius merekahkan senyuman di wajahnya. Mebius mendekat kearah mereka.

#

Wajah Azure kaku tak berekspresi saat dilirik oleh banyak ultra. Jujur saja dia merasakan tekanan mental(?) saat bertemu banyak sekali makhluk menyerupai dirinya. Azure mungkin nampak bodo amat tapi dia ingin pergi jauh dari sini. Yang sedari tadi dia lihat adalah dinding kristal. Dimana akses keluar bangunan ini? Dia ingin merasakan angin galaksi menyapanya dan memberikan kabar terbaru dari semesta.

Baginya angin galaksi lah teman yang selama ini mendampingi Azure. Yang keberadaannya selalu menenangkan pemikiran Azure yang berseliweran kemana - mana. Dia penuntun handal yang akan mengarahkan Azure ke tempat yang ditujunya. Tapi kali ini Azure tak merasakan mereka. Dan mungkin saja angin galaksi sedang mencarinya juga. Azure tak akan kaget saat dia bertemu dengan angin galaksi kemungkinan dia mendengar suara cerewet dan marah sangat tinggi.

"Hei, ayo kembali. Ultra Mother pasti sudah menunggu"

Azure hanya menatap Geed sedang yang ditatap mencoba membujuk Ultra yang keras kepala dan pendiam. Mata biru Geed kontras dengan mata kuning Azure, lama - lama silau melihatnya terus.

Tatapan Azure berganti pada Mebius yang mendekati mereka.

"Halo~ Aku Mebius, Ultraman Mebius. Salam kenal~"

Uluran tangan Mebius hanya ditatap balik oleh Azure. Geed dan Mebius merasa canggung dengan sikap Azure. Baru juga ingin turun, Azure membalas salaman Mebius.

"Azure, Ultraman Azure"

Hal pertama yang Mebius rasakan saat tangan itu menyapa tangannya adalah dingin. Luar biasa dingin. Sampai - sampai Mebius harus melepas jabatan tangan mereka.

"Woah dingin!"

"... maaf" sautan Azure kecil. Ultra tinggi itu malah berjalan mengikuti arah Mebius masuk tadi.

"Eh Azure tunggu!"

"Eh Azure-san!"

Kedua ultra ikut mengejarnya.

#

Menapaki keluar gedung, Azure merasakan semua hal. Dia menarik nafas dalam lalu membuangnya berharap dapat fokus pada kenyataan. Pancaran sinar Plasma Spark mengenai langsung tubuhnya membuatnya merinding sejenak.

"Kau tak apa?" Mebius bertanya. Menurutnya, Azure layaknya kucing yang sedang berjemur di bawah matahari. Tunggu itu terdengar terlalu imut. Padahal kenyataan tak terlalu seperti itu. Ultra biru itu kembali menatapnya lalu memandang bangunan pencakar langit Tanah Cahaya oh ya tak lupa menatap heran kota terbalik.

Semua yang Azure lihat membuat kepalanya sakit.

Tak masuk akal.

Bagaimana bisa?

Kekuatan tak alami.

Tiga kalimat itu bagai lonceng peringatan untuk Azure. Tapi, dia menggubrisnya. Bagaimana bisa dia menetralisir planet ini jika tempat ini sudah menjadi rumah bagi bermiliar bahkan triliunan makhluk? Bukankah kalau begini semesta yang salah? Disinilah kerja Guardian. Mereka memastikan apakah tanda bahaya yang diberikan semesta itu benar menjadi cikal bakal bahaya atau tidak. Dan untuk sementara Azure mengasumsikan bahwa planet ini bukan marabahaya... walaupun instingnya berkata bahwa tempat ini pula yang menciptakan bahaya itu sendiri.

Ultra mulai tertarik pada kemunculan Mebius dan Geed yang menyertai ultra bercorak tak lazim. Beberapa bahkan berani untuk mendekati mereka bertiga membuat Azure tak nyaman. Ya tak nyaman dengan keramaian dan atensi yang diberikan kepadanya.

Azure mulai berjalan lagi, mencari tempat yang tenang. Dia sempat berfikir untuk kembali ke ruangan tadi dan membuka Gate disana... tapi ya sudahlah dia sudah terlanjur keluar. Gerak - geriknya dibuntuti oleh Mebius dan Geed. Geed kembali pada sisi kanannya sambil menjelaskan banyak hal mengenai Tanah Cahaya, yang mungkin akan dilupakan Azure, sedang Mebius dibelakang mereka.

'Azure Ultra ras apa ya? Dia sangat berbeda' Maksud Mebius, Azure merupakan salah satu ultra yang unik yang beda dari yang lainnya.

'Cara dia membawa diri mengingatkanku pada Nexus-san... apa mereka berdua saling mengenali?'

Kepala Azure yang berkedut kini perlahan mereda saat melihat hamparan kristal rumput menyapanya. Tak lupa semilir angin galaksi menerpa dan mengelilinginya.

"Wah!" Geed takjub dengan fenomena angin yang hampir menghempaskan ultra. Terdengar cukup aneh tapi pada saat melihatnya bagai Azure bertemu teman lama. Geed juga melihat ekspresi Azure mengendur sedikit dari yang semula muram.

'Oh mungkin yang di TV benar adanya, tentang pasien RS dibawa jalan - jalan keluar untuk menghirup udara segar'

Angin galaksi juga menyapa Geed yang berteriak kecil karena kaget serta Mebius yang terkekeh imut.

Azure mendengarkan mereka. Angin galaksi menceritakan apa yang mereka lewati. Tak ada hal yang gawat yang perlu Azure cemaskan. Semesta malah bersuka cita karena Azure bertemu dengan salah satu ras favorit mereka.

Angin galaksi kembali menuntunnya. Kini mereka menunjuk ke salah satu tempat... keramaian.

Azure menatap mereka. Angin galaksi masih pada pendirian mereka.

Sedari tadi Azure mencoba untuk tidak kesana, tapi kini angin galaksi memintanya kesana. Aura yang keluar dari tempat itu membuat Azure meneguk ludah penuh antisipasi.

Ya antisipasi, bahwa tempat itu menjadi wadah berkumpulnya banyak aura yang saling melawan yang kekuatannya dapat menandingi jagad raya.

#

Bersambung~

Sampai jumpa lagi

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro