Terbangun

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Holaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa, Readers!

Author muncul lagi setelah bertapa cukup lama UwU

Btw Author bawain chapter baru nih!

Ada yang request supaya nih book di up, ucapkan selamat kepada yang ngerequest

Makasih yang ngerequest~

Skuy mari kita baca

Ultraman milik Tsuburaya

Azure milik Author

"Aing pass": berbicara

'Pa'an dah nih makhluk?': berfikir/membatin

Enjoy~

#

"Beneran ini lokasinya?" tanya seorang Ultra pada rekannya. Si rekan hanya mengedikkan bahu dan menatap datar tanah tandus didepannya.

Geed berada di sebuah planet bersama dengan Nexus. Mereka dalam misi penyelamatan. Sejam sebelumnya, Ultraman memberikan titik koordinat SOS pada mereka. Yang membuat semuanya menjadi aneh menurut Geed, adalah senpainya yang biasanya mageran dan bodo amat tiba – tiba menjadi bersemangat dengan situasi tegang mengikutinya.

"...Jangan tanya aku. Kau tahu kan aku buruk dengan sesuatu yang seperti ini" sesuatu yang dimaksud Nexus ialah arah. Nexus tipe Ultra yang sering kesasar. Jangan harap kalian akan selamat berjalan bersama si muka ngeselin yang ada kalian ikut tersesat, layaknya apa yang dialami Geed.

'Tapi kan, koordinatnya ada di anda....' Geed merana.

Nexus memandang ke bintang. Bisikan – bisikan halus memenuhi pikirannya. Dia merasakan sesuatu yang familiar dan dilihat dari bagaimana angin galaksi mendorongnya untuk bergerak cepat. Nexus bisa nebak mereka akan menemukan seonggok makhluk.

'Apakah.... dia?' Nexus membatin. Esensi Noa bergerak liar ditubuhnya, menuntunnya ke sebuah tempat.

"Senpai mau kemana??! Tunggu!" Geed mengejar Nexus yang mulai ngacok milih jalan. Geed takut saja mereka tambah menjauhi target. Semua pemikiran itu berhenti saat mereka menemukan sebuah area dengan beberapa bekas pertarungan.

"Sesuatu terjadi disini" Geed dan Nexus bersiaga jika saja ada Kaiju liar yang akan menyerang mereka.

'Pertarungan ini.... bukan Kaiju maupun Dark Ultra... siapa?' kedua Ultra itu menyusuri area hingga mereka menemukan sesosok makhluk menyerupai mereka terluka tak sadarkan diri.

"Lah? Ini Ultra kah?" Geed segera mendekati tuh makhluk. Inginnya sih mengambil stik kayu dan menyenggol si makhluk menggunakan kayu itu, tapi Senpai-nya sudah beraksi duluan membalikkan badan makhluk kemungkinan ultra itu dan mengecek kondisinya.

"Nexus-senpai?"

'Ini dia?... mengapa Destiny memberikan tugasnya pada ultra in?'

"Nexus-senpai!" Nexus terbangun dari lamunan mendengar suara cempreng Geed dekat sekali ditelinganya.

"... Kalau begitu kita membawanya ke Medical Wings"

Keduanya membawa Ultra itu ke Tanah Cahaya dan melupakan sinyal SOS yang asli.

#

"Mana sih para Ultra yang nggak jelas itu?!"

"Sudahlah pak tua, menyerah saja. Nggak seru melawan orang peyot macam kau"

"... kau benar – benar minta mati ya?"

Dan Tartarus terpelanting jauh.

#

"Jadi begitu..."

Diluar ruangan medis Nexus dan Geed menjelaskan penemuan mereka pada Zoffy dan Ultraman yang kebetulan berada disana. Kedua ultra senior itu datang ke Medical Wings untuk menyapa ibunda tercinta.

Zoffy melirik ke dalam ruangan dimana Ultra tak teridentifikasi tertidur. Dia bahkan sempat melihat Nexus curi – curi pandang ke Ultra itu.

"Kau kenal dia?"

"Baru ini nemu yang kayak gitu" Nexus menjawab pertanyaan Zoffy.

"Jadi kesimpulannya kalian menemukan Ultra race lain" Ultraman menengahi. Dia merasa agak kepo dengan Ultra itu.

"Iya, Ultraman-san" Geed berkata. Dia nggak kalah kepo dengan ultra itu. Ini pertama kalinya dia menemui Ultra dengan style of sense yang keren. Geed kan jadi ngefans!

Nexus yang notabenenya malez, dibuat pusing dengan penemuan Ultra itu. Dia penasaran. Penasaran banget karena si sleeping Ultra memiliki resonansi yang hampir sama dengan Noa. Penasaran mengapa Destiny memberikan mantelnya pada Ultra yang umurnya nggak beda jauh dengan Kang Lewat. Nexus punya banyak spekulasi. Jangan remehkan dia. Dia tahu betul identitas asli Ultra itu.

'Kenapa lemah seperti ini?' itu yang sedari tadi berputar dipikiran Nexus.

Suara pintu terbuka membut keempat Ultra menatap Mother of Ultra yang keluar. Dilihat dari ekspresinya saja sudah ditebak kalau Mother pun sama penasarannya dengan mereka.

"Bagaimana, bu?"

"Aku tidak tahu serangan apa yang mengenainya... tapi yang pasti serangan itu cukup kuat hingga menghabiskan energinya. Tak perlu khawatir dia akan siuman sebentar lagi" Mother of Ultra berkata sambil tersenyum.

"Kalau begitu untuk sementara dia kuserahkan ke ibu dan Geed" Zoffy dah masuk mode kaptennya.

"Baik. Tenang saja, Zoffy-kaichou~" yang dipanggil merona malu.

"Aku?" Geed menunjuk dirinya sendiri padahal kan dia ingin bertemu dengan Pega membahas keluaran terbaru drama kolosal "Ashiap ku nikahkan!".

"Nexus masih ada urusan denganku... nanti kusuruh siapa gitu menemani kalian" ketiga senior Ultra meninggalkan Geed bersama si pangeran tidur.

'Sungguh aneh nih Ultra' gumam Geed menatap paduan biru, hitam, dan abu – abu.

#

"Hey, hey, hey! Apa – apaan ini?!"

"Aku tidak setuju dengan ini!"


Realita melebur dan kesadaran Azure kembali pada waktu. Hal pertama yang ia sadari adalah terangnya cahaya yang memasuki indra penglihatannya disusul oleh bangunan kristal dengan beberapa alat yang tak pernah ia ketahui terpasang pada dirinya. Otaknya memberikan alarm yang kuat bahwa ini tempat asing. Tempat yang tak pernah ia kunjungi. Ia merasakan banyak aura – aura aneh berada disekelilingnya.

Seharusnya Azure segera keluar dari ruangan ini, tapi entah kenapa tubuhnya memilih untuk tetap diam. Seperti ada sesuatu yang menariknya untuk tinggal. Pancaran cahaya hangat menyapanya, memberikan kehangatan yang aneh pada tubuhnya yang dingin.

"Halo, syukurlah kau sudah siuman" suara lembut seseorang membuat Azure mengalihkan perhatiannya dari menara cahaya yang terlihat jelas di jendela besar ke pemilik suara itu

. Azure baru sadar kalau dia baru saja melamun.

"..."

"Aku Mother of Ultra. Kepala staf Medical Wings tempat kau dirawat sekarang" Azure mengangguk. Dia bisa melihat aura kuning cerah mengitari sosok feminim didepannya. Azure menghela, setidaknya dia tidak dalam jangkauan musuh dan berhasil menemukan atau lebih tepatnya dibawa ke tempat yang aman.

"Namamu?"

Azure terdiam sangat lama sebelum menjawab pertanyaan Mother.

"Azure, Ultraman Azure"

Ultra Mother menunjukkan ekspresi keheranan. Dia tidak pernah mendengar nama itu.

"Ah, Halo Azure-kun. Apa masih ada yang sakit?" Ultra Mother mendekati Azure, tapi Azure memberikan ekpresi kalau dia tidak suka sesuatu mendekatinya.

Azure tidak suka disentuh, perasaan hangat akan menjalar ke tubuhnya setiap kali ia merasakan sentuhan. Maka dari itu Azure menatap dengan lekat kearah Ultra Mother berharap dia memahami maksudnya.

Ultra Mother mengambil langkah mundur dengan senyum menenangkan masih ada diwajahnya.

"Berapa lama?"

"Kau tertidur selama beberapa hari disini.... tapi sayangnya saya tak bisa mengatakannya dengan pasti" Ultra Mother adalah medis terbaik yang Tanah Cahaya punya, maka dari itu dia memiliki pengalaman banyak tentang menangani Ultra yang terluka. Namun yang membuatnya bingung adalah Azure nampak baik – baik saja.

'Hm.... apa ada sesuatu yang menghalangi?'

"Kalau boleh tahu... mengapa kau bisa tak sadarkan diri di planet tak berpenghuni?" Ultra Mother duduk didepan Azure sambil memasang senyum sabar. Sebenarnya bukan tugasnya untuk mempertanyakan hal ini. Tugas ini biasanya dibawa oleh si sangar dan si maung.

Ruangan sunyi kembali, apakah otak Azure nge-lag akibat dilempar oleh King hingga dia susah untuk mengingat kejadian kemaren?

'King! Dimana dia?!' Azure menoleh kesana kemari dan nihil tidak ada sosok si kakek.

Tuhkan baru konek beberapa saat kayak wifi Author

'Terjebak?' ekspresi Azure mengeras, tidak menyukai bahwa King mengorbankan diri untuknya.

'Pengguna kekuatan Dimensi.... selain Legend dan Saga' Azure baru paham kenapa dia bisa dengan gampang masuk jebakan murahan si Tartar. Ke dua guardian terdahulu, Legend dan Saga sangat mahir dalam mengontrol dimensi. Itulah mengapa dia merasa tidak asing. Ada sesuatu yang menusuk didalam hatinya dan ternyata adalah harga diri Azure yang lagi kegores.

'Apakah mungkin...' Azure pernah mendengar dari Masternya bahwa memang ada makhluk yang dapat menggunakan kekuatan dimensi, tapi pada dasarnya mereka yang diberi anugerah tersebut pastilah diberi restriction atau batasan dalam menggunakannya.

'Kekuatan yang melanggar hukum galaksi... tidak boleh dibiarkan'

'Semua yang ingin menyalahgunakan kekuatan galaksi berpotensi besar untuk merusaknya'

Baru kali ini Azure harus ngincer buronan, biasanya dia keliling galaksi doang.

Ultra Mother membiarkan Azure berkecamuk dengan pemikirannya sendiri. Mother merasa kalau Azure bukanlah tipe Ultra yang dengan mudah membuka diri. Jangankan gitu, Destiny sebagai masternya sendiri butuh berabad – abad biar nggak ditatap aneh oleh Azure.

Ketukan pintu memecah kesunyian.

"Silahkan masuk"

"Permisi" Geed bertatap langsung dengan si Ultra misterius.

"Wah, Kau sudah sadar! Syukurlah!" dalam senang Geed segera mendekat dan mengambil tempat duduk disamping Azure. Azure hanya diam saja sambil menatap Geed.

"Kami menemukanmu dalam keadaan terluka. Kamu baik – baik saja kan?" Azure mengangguk, mengagumi dalam diam aura yang berseliweran pada Geed.

"Oh ya, aku lupa memperkenalkan diri... nama ku Geed, Ultraman Geed! Kau?"

"Azure... Ultraman Azure..."

"Eh? Ultraman Azure?" Geed melirik ke Mother yang sama – sama bingung.

"...Terima kasih..." Azure melanjutkan ucapannya yang sempat terputus.

"Eh? Eheheheh sama – sama. Oh, ya. Aku tak pernah mendengar namamu. Kau Ultra dari planet lain kah seperti Orb, Blu, Rosso, dan Grigio?" Azure menggeleng dengan tatapan datar yang sama.

"Oh... tak tahu ya..."

Azure menyibak selimut dan menapakkan kakinya di lantai berubin crystal yang memantulkan cahaya itu.

"Wohhhhh" sebuah kalimat kekaguman keluar dari mulut kedua ultra selain Azure. Geed berani bertaruh dengan Nexus kalau penampilan Azure sangat cool dan benar adanya. Nampak mencolok sekaligus misterius.

'Wah ini kalok ketemu Dyna-san, bisa – bisa teriak gajel dia'

'Seperti... Tiga-san dan Nexus-san'

"Mungkin lebih baik kau istirahat dulu"

"... aku sudah terlalu lama beristirahat" ucap Azure pelan dan datar. Menurutnya dia telah menghabiskan banyak waktu disini sementara semesta raya berbisik – bisik dikepalanya. Dia harus memeriksa Dimensional Space.

'... aneh, mengapa semua terasa sunyi?' semilir angin galaksi seperti sangat jauh dari gapaiannya, setidaknya Eterna masih dia rasakan mengelilingi planet ini.

Azure mulai melangkah agak gontai seperti tidak terbiasa dengan adanya gaya gravitasi dari planet.

"Woah?! Kau tak apa? Mungkin kebih baik kau tiduran lagi" Geed memegangi lengan Ultraman yang lebih tinggi darinya. Kalau dipikir – pikir lagi, Geed terlihat pendek dan harus mendongak menatap Azure. Mata Azure menatap sengit mata biru Geed. Azure merasakan ada yang tidak biasa dalam tubuh Geed maupun dirinya.

'Mengapa?'

"Lepas"

"Eh um.. maaf" Geed segera melepas tangannya tak ingin membuat Azure marah. Ultra bersurai hitam itu mendekati pintu dan melangkah keluar.

"Eh tunggu?! Mau kemana?!" Geed menyusul keluar meninggalkan Ultra Mother.

#

Bersambung

Suka sama Karakter Ultraman yang mana?

See you later~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro