Terseret

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Yoooooooo~

Dah lama sing tidak menjenguk Azure

Hiks, tenang Readers Nee membawakan chapter baru untuk kalian

Monggo dibaca

Ultraman milik Tsuburaya

Azure milik Nee

"Apakah tujuan hidup untuk makhluk?": berbicara

'Zero?': membatin/berpikir

Enjoy!

#

Azure bersikeras untuk menolak ajakan angin galaksi menuju tempat itu. Dia bisa membayangkan Ultra dengan aura - aura yang berbeda, yang dapat menandingi jagad raya itu sendiri. Lagi pula instingnya mengatakan ada esensi Noa dalam kerumunan itu.... dan kalau boleh jujur, jika kemungkinan bahwa esensi Noa itu memiliki kesadarannya sendiri, Azure belum siap untuk menemui pendahulunya atau Guardian pertama.

Mebius dan Geed saling berpandangan melihat ekspresi Azure yang makin muram.

"Hey kau tak apa?"

"Bagaimana kalau kita kembali ke Medical Wings?"

Ajakan keduanya terdengar lebih baik dari ajakan angin galaksi tapi... Azure mana tega menolak partner yang selama ini membimbingnya, bahkan dari marabahaya.

Azure tahu, angin galaksi, semesta bermaksud baik agar dia mulai bersosialiasi dengan mereka yang telah dianugerahkan secuil dari kekuatan jagad raya.

Kebimbangan ini adalah sesuatu yang jarang sekali Azure rasakan. Jika dia bersosialisasi dengan mereka semua, pasti suatu saat dia akan terekspos. Gelar Guardian yang terpatri padanya akan diketahui mereka. Mereka akan membuntutinya karena kekuatannya. Mereka akan mengira dia adalah ancaman galaksi dan nantinya menelitinya. Dia akan lebih sulit untuk menjelajah semesta sendirian.

Azure menggubris pemikiran was -was hasil didikan masternya yang memang sedikit paranoid. Dia melihat dengan matanya sendiri, Ultra disini hidup tentram dan bahagia. Kemungkinan meneliti spesies Ultraman hanya karena sangat beda tidak seekstrim yang dia pikirkan. Lagipula dua Ultra disampingnya memancarkan aura ramah. Satu hal yang bisa Azure percayai adalah aura tak pernah berbohonģ.

Angin galaksi terus menerus menghempaskan rumput kristal ke langit dengan kota terbalik sebagai hiasannya.

Mereka bertiga berdiri cukup lama disitu. Mebius tak keberatan harus menunggu beberapa jam ditempat itu. Dia memang suka keramaian apalagi dengan hiruk pikuk pusat kota, tapi ada kalanya dia butuh suasana damai macam ini.

Ultra Gene memilih duduk merasa mereka akan lebih lama disini, melihat Azure dalam mode berpikir?

Aih, mendongakkan lehernya untuk menatap Ultra tinggi itu membuat kepala Geed agak kaku. Apa dia melayang saja supaya lehernya tak sakit?

Kira - kira apa sih yang dipikirkan Ultra misteirus ini hingga bisa membuat ekspresi sebegitu serius?

Mebius tersenyum saat kedua kouhainya itu sedang berpikir. Dia pastinya menganggap Azure sebagai bagian dari Tanah Cahaya, meskipun ini kali pertama dia bertemu dengannya. Ultra satu ini meskipun memberikan vibe untuk menjauh darinya, tapi banyak makhluk akan setia berjalan bersamanya.

'Ah lucu sekali seperti Ultraboy yang sibuk memilih antara kari yang ori atau yang pedas' Dari situ Mebius berencana untuk memperkenalkan masakan kari pada Azure. Pastinya Ultra dengan wajah pucat itu akan senang kan?

Jika Azure itu punya kemampuan untuk membaca pikiran, dia mungkin facepalm dengan apa yang keduanya pikirkan. Untungnya dia tidak punya, dan sebenarnya Azure itu terlalu cuek untuk peduli dengan sekitarnya.... maksudnya dengan tanggapan makhluk lain tentang dirinya loh ya, asal mereka tak merugikan semesta dan makhluk lain Azure akan menganggap mereka baik.

Pemikiran Azure masih pada pro dan kon dengan Angin Galaksi makin menggodanya melalui sepoian angin agar dirinya luluh dan terbuai dengan keinginan semesta.

Azure sih mau saja cuman.... tempat seperti itu sangat ramai! Pastinya banyak makhluk! Dan dia tidak suka dengan keramaian! yang lebih penting adalah emosi. Dia mungkin akan mendapatkan emosinya kembali. Azure merasa ragu - ragu untuk mendapatkan kembali emosinya. Dia akan kehilangan dirinya yang sekarang.... atau tidak? Kalau dipikir - pikir sebuah makhluk tak akan tiba - tiba berubah jika bukan dalam pengaruh sesuatu.... jadi mungkin akan baik - baik saja kan?

Lagi pula, jika dia mendapatkan emosinya, mereka, planet ini bisa saja dalam bahaya. Keberadaannya yang terlalu lama disini bisa saja membahayakan.

Satu hal lagi, dia tidak suka urusannya ada yang mengganggu dan Ultraman itu adalah salah satu jenis makhluk hidup yang suka sekali mencampuri urusan makhluk lain hanya karena mereka ingin menegakkan keadilan.

Memikirkan ini terus membuat kepala Azure cenat cenut.

Dua Ultra dibelakangnya ini meskipun tampak biasa saja tapi mereka telah menorehkan cerita mereka pada Universe masing - masing. Aura mereka menggelegar melebihi aura Ultra yang Azure lihat tadi di pusat Tanah Cahaya dan dia yakin masih banyak Ultra yang memiliki Aura sebesar mereka atau mungkin lebih mencolok.

Aura memberikan pembeda pada mereka yang telah terpilih oleh semesta. Aura adalah satu - satunya energi yang tidak bisa dikontrol oleh makhluk hidup, karena itu adalah esensi hidup itu sendiri. Hanya mereka yang mati yang tak mempunyai Aura.

"Heyyyyy Geed, dimana kami sudah nungguin nih!"

"Udah kita kasih tempat kosong nih!"

"Kok nggak muncul - muncul anda woey!"

"Makananku mana Geedddddddd!!!"

Berbagai macam suara yang keluar dari lengan Geed itu membuat Azure tertarik.

"Heyyyy, sebentar senpai - senpai yang budiman. Saya lagi sibuk ngurus sesuatu"

"Ngurus apa? pasien?"

"Kok tahu kau Akang Zer?"

"Heh, jijik. Jangan panggil aku itu!"

"Terus gimana nih, kami udah nyisain tempat buat kamu"

"Makanankuuuuuuuuuuu"

"Orb-san please jangan berteriak di sebelah telingaku"

"Woyyyy—"

"New generations rame banget ya?" Mebius terkekeh saat Geed menerima panggilan dari teman - temannya.

"Biasalah, Mebius-san. Kalau nggak rame bukan kami namanya"

Azure menyimak perbincangan keduanya tapi fokusnya bukan pada apa yang dibicarakan melainkan pada alat yang digunakan Geed untuk berkomunikasi. Meskipun beda fungsi alat itu mirip sekali dengan Dimensional Arrange miliknya.

'Ada secercah dari kekuatan Eterna disana' Azure juga bisa merasakan hal yang serupa pada brace milik Mebius. Dia bahkan merasakan sesuatu pada diri Mebius yang berbeda dengan Geed. Azure merasakan ada entitas lain dalam diri Geed. Entah itu baik atau buruk kedua Ultra itu memiliki hal yang hampir serupa.

'Sosok yang membuat benda yang dapat menampung Eterna....' haruskah Azure mulai khawatir? Karena bisa saja orang itu menyalahgunakan hasil karyanya, namun dilihat dari gerak - gerik Geed dan Mebius, Azure berasumsi bahwa Ultra pembuat Container of Eterna ini baik.

'Mungkin saja pembuatnya tidak tahu apa yang mereka buat... ketidaksengajaan....' Azure jadi tertarik untuk menemui Ultra yang membuat alat itu.

Kalau pun terjadi sesuatu, semesta akan komplain kepadanya.

"Azure-san mau ikut kami ke Colloseum kah?" Geed bertanya. Wajah ekspektasi itu tertuju pada Azure dan Ultra biru-hitam itu mana bisa menolak. Dia terlalu sering dilirik seperti itu oleh makhluk - makhluk yang membutuhkan bantuannya dan dia pastinya akan memenuhi ekspektasi mereka.

Dengan menghela nafas kasar, Azure mengangguk. Dia bisa merasakan angin galaksi menari di sekitarnya.

Yang awalnya menolak pada akhirnya juga terseret menuju gedung besar dengan bentuk melingkar dan tinggi itu. Berbagai macam Ultra melewati mereka bertiga, tak lupa sebagian besar menyapa Mebius, kemungkinan koleganya. Sedang Geed, Azure mendengarkan beberapa bisikan yang sedikit tak mengenakkan. Arah pandangnya ke mereka yang berani berkata buruk pada Ultra pendek disampingnya. Meskipun sebagian besar dari Geed adalah kegelapan, cahaya yang dia miliki juga tak kalah kuat dengan mereka, bahkan mungkin lebih kuat. Azure menyempatkan dirinya untuk sekedar melirik Ultra - Ultra yang sepertinya lupa dengan prinsip yang mereka pegang.

Mereka yang mendapatkan lirikan Azure buru - buru mengalihkan pandangan mereka.

'Huff, melelahkan sekali....'

#

Bersambung~

Sampai berjumpa lagi~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro