「𝓿┇𝒄𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 𝟎𝟏┆𝒂𝒇𝒕𝒆𝒓 𝒃𝒓𝒆𝒂𝒌 𝒖𝒑」

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩

𝒖𝒏𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒏𝒈

✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩

Berakhirnya hubungan [Name] dan Tetsurou ternyata tidak terlalu membawa dampak besar bagi diri [Name] sendiri. Ia tetap menjalani kesehariannya seperti biasanya, bedanya kali ini tak ada lagi pesan dari Tetsurou yang biasanya menghiasi notifikasi handphone nya. 

Sehari setelah mereka di nyatakan putus, beritanya langsung menyebar ke seluruh penjuru sekolah. [Name] dan Tetsurou menjadi perbincangan hangat di antara siswa siswi. Beberapa merasa senang karena akhirnya sang kapten team voli ball tak lagi memiliki kekasih. Dan beberapa menyayangkan keputusan keduanya.

[Name] sendiri tidak menghiraukan desas - desus mengenai dirinya. Ia memilih bungkam ketika di wawancarai oleh beberapa teman sekelas. Padahal sebelumnya mereka tidak dekat. Atau bahkan ada beberapa gadis dari luar kelasnya yang tidak bisa menahan rasa penasaran mereka, pergi menemui [Name] hanya untuk bertanya apakah [Name] dan Tetsurou benar - benar telah berakhir. 

"Jika ada yang ingin kau katakan, katakan saja Hikaru" [Name] yang tengah asik membaca novel merasa terganggu oleh tatapan dari teman sebangkunya, Hikaru.

"Huh [Name], apa kau benar - benar tak apa?" Tanya Hikaru pada akhirnya. Awalnya ia tak berani membawa topik tentang putusnya hubungan [Name] dan Tetsurou, jadi ia hanya mengamati. Tetapi sejauh pengamatannya, [Name] terlihat sama sekali tak terganggu. Dan itu cukup membuat Hikaru kebingungan dan bertanya - tanya.

"Aku kenapa memang?" [Name] balik bertanya dengan santainya kepada Hikaru. Sikapnya yang seolah - olah tak terjadi apa - apa itu membuat Hikaru jengah. 

"Ayolah [Name], kau baru saja putus tetapi kau sama sekali tak terlihat Galau" ujar Hikaru akhirnya melontarkan uneg - unegnya. [Name] menutup buku bacaannya dan beralih memandang Hikaru sang teman sebangkunya. 

"Aku memang tidak apa - apa. Mungkin memang sudah takdirnya kita untuk berpisah" jawaban [Name] tak membuat Hikaru berhenti jengah, malah ia bertambah kesal. Persetannan takdir, ujar Hikaru dengan nada kecil tetapi masih sampai ke telinga [Name]. Tak menghiraukan temannya, [Name] memilih kembali meneruskan bacaannya.

Hikaru pada akhirnya menyerah. Bukan ia senang melihat [Name] bersedih, ia hanya ingin [Name] meluapkan rasa sedihnya dan sedikit bersandar kepadanya. Karena selama ini ia selalu merasa bahwa [Name] melakukan segala hal sendiri dan tidak pernah tertarik untuk meminta bantuan orang lain. 

Ketika bell istirahat berbunyi, [Name] dan Hikaru memutuskan untuk membeli beberapa camilan di kantin. Sesuai dugaan nya, Kantin tampak di penuhi oleh siswa siswi. Anehnya, manusia seramai ini masih saja berbisik bisik ketika melihat kehadiran [Name]. Membuat sang pusat perhatian lama - lama merasa risih. Apa yang salah dengan dirinya?

"Apa ada sesuatu yang salah dengan wajahku?" Akhirnya karena tidak tahan, [Name] bertanya kepada Hikaru yang berada di sampingnya. Hikaru yang di tanyai sedikit kebingungan, dan menjawab bahwa tidak ada yang salah dengan wajah cantik [Name]. Ketika Hikaru bertanya apa mengapa [Name[ bertanya seperti itu, [Name] tak bergeming dan memilih bungkam.

Kemudian Hikaru mengerti, setelah melihat sekitarnya. "Jika maksudmu kenapa para siswa menatapmu saat ini, karena kandasnya hubunganmu dan Tetsurou tengah menjadi gosip hangat di sekolah" Hikaru menjelaskan. Meskipun penjelasan dari Hikaru sudah ia tebak, tetapi ia tetap merasa geram ketika mendengarnya. Manusia selalu saja sibuk mengurusi masalah manusia lain, apakah hidup mereka seluang itu? 

Kenapa mereka terus memperbincangkan tentang hubungan ia dan sang mantan kekasih. Padahal ia sendiri baik - baik saja. Ia akui bahwa Tetsurou adalah siswa populer. Ia tampan tinggi dan juga seorang kapten team voli kesayangan sekolah. Dan dirinya hanya siswa biasa yang  bahkan tidak terlalu di kenal di kalangan guru. Sebuah keajaiban ketika keduanya mengumumkan telah menjadi sepasang kekasih.

Melihat mood [Name] yang sangat tidak bagus, Hikaru dengan cepat mengajaknya keluar dari kantin setelah mengambil beberapa camilan dengan acak dan membayarnya. [Name] sendiri malahan tidak tertarik makan dan berakhir tak membeli apa pun di kantin. 

Istirahat makan siang, [Name] habiskan dengan membaca novel nya yang belum selesai dengan mood yang sangat berantakan. 

✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩

𝒕𝒐 𝒃𝒆 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆𝒅

✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩

25 Oktober 2022 

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro