Kurama

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Good day, untuk kalian para Readers! Author muncul dari pertapaan

Author sangat terhura saat tahu fanfic ini tembus 1,2k

Terimakasih Author ucapkan pada kalian yang selalu menanti kelanjutan drabble ini

Author membawakan chapter baru bersama sang fluffy ball kesukaan kita semua, kuy baca

Naruto itu anaknya Minato tapi yang punya Masashi Kishimoto

Selamat membaca!

"Maafkan aku": berbicara

'Wadoh': membantin

"NARUTO!" : bijuu/hewan kuchiyose berbicara

'Dasar rakun': bijuu/hewan kuchiyose membantin

#

Siang ini tidak ada seorangpun dirumah keluarga Uzumaki kecuali sang kepala. Ya, Naruto sedang mendapatkan libur yang jarang sekali ia dapatkan semenjak menjadi Hokage.

'Jika tahu kerjaan Hokage kayak begini, aku nggak bakal mau!'

Batin Naruto meronta setiap hari karena harus berkencan dengan yang namanya kertas putih laknat, musuh para kage. Kalau dihitung – hitung kencannya dengan Hinata bisa dikalahkan dengan kencannya dengan barang laknat ini. Bahkan Gaara yang notabenenya orang terkalem yang pernah ia tahu sering menghilang jika si laknat itu bertumpuk menjulang bak si pohon yang terkenal di perang shinobi ke-empat. Mungkin karena iba, Shikamaru menyuruh si blonde untuk keluar dari ruang Hokage. akhirnya dengan selamat sentausa Naruto mendapatkan cuti beberapa hari. Ya, walaupun kalau ada sesuatu yang penting ia harus tetap menuju kesana. Yang seperti ini harus di syukuri. Naruto sendiri ingin berlibur dengan keluarganya, eh tapi mereka malah mempunyai acara sendiri. Sungguh mungkin ini karma yang Naruto lakukan karena sering mengacangi keluarganya.

"Mana nggak ada orang lagi dirumah, giliran aku ada semuanya pada sibuk"

Ucapnya pada dinding.

"Apa kau sudah gila?"

"Lah, tumben bangun Kur"

Makhluk yang ikut serta dalam pemikiran bodoh Naruto angkat bicara. Kurama partner Naruto kebetulan mengalami kebosanan yang berkepanjangan diakibatkan oleh si pirang yang tengah menjabat menjadi orang nomor satu se dunia.

"Semenjak kau dengan petualangan anehmu itu berhenti, aku jadi susah menemukan sesuatu yang menarik"

Setelah sekian lama Kurama melihat kehidupan Naruto, menjadi Hokage adalah petualang yang paling monoton dalam kamusnya. Bahkan tidak sampai masuk dalam daftar keanehan hidup Naruto dari skala keseluruhan perjalan hidup hostnya itu.

"Kau tu senengannya mencari gara – gara"

"Ngaca dulu bos, anda juga cari gara – gara sampai diturunkan ke anak"

Ucap Kurama tak kalah savage. Naruto mengalami deja vu berat saat sang rubah mengingatkannya pada masa – masa dimana dirinya sangat liar.

"Sumpah! Karma itu memang beneran sadis"

"Udah banyak contohnya baru sadar"

"Oy, Kurama bagaimana kalau keluar saja dari sana. Nggak bosen?"

Naruto mengalihkan pembicaraan mereka ke sesuatu yang lebih berbobot.

"Bagaimana caraku mau keluar, bocah. Anda sendiri tidak mau memberikan bunshin padaku"

"Habis kau sih, pas itu ku beri bunshin eh malah bikin Hinata kaget setengah dewi"

"Setengah mati, bobrok"

"Kata siapa! Istriku adalah orang tercantik se antero jagad raya bak dewi yang datang dari syurga! Sampai orang dari bulan tidak kuasa ingin melamarnya. Untung saja saya bisa nampol tuh orang"

Geram Naruto mengingat kejadian itu.

"Terserah anda"

Kalau sudah kearah sana, Kurama memilih untuk setuju saja. Masalahnya Naruto itu sedang membicarakan istrinya ia tidak akan selesai berbicara. Butuh satu hari full untuk Naruto menyelesaikan penjelasannya tentang kecantikan istrinya itu, belum yang lain. Bisa – bisa Kurama nggak bakal bobok cantik selama setengah tahun.

"Yok keluar Kurama temenin aku yang sendirian dirumah"

"Emang pada kemana semua?"

"Hinata dan Himawari sedang berbelanja sesuatu sedang Boruto ada misi yang belum selesai"

Naruto dapat merasakan bahwa Kurama sedang menghela nafas. Biasanya nih kalau jadinya begini, Naruto langsung saja ambil langka seribu. Ia mempunyai ide untuk bereskperimen. Ia membuat bunshin yang mirip sekali dengan bentuk Kurama tapi lebih kearah rubah. Ya, rubah berekor sembilan, apa bedanya coba?. Tanpa sepengetahuan Kurama, kesadarannya ditarik dan ditransfer ke bunshin itu.

"NARUTO!!!"

Benar saja Kurama naik pitam saat mengetahui wujudnya di dunia. Biasanya dia akan menggunakan kage bunshinnya Naruto, tidak dengan bunshin rubah begini.

"Ya lord, kau imut sekali Kurama!"

Setelah mengatakan itu Naruto memeluk tubuh Kurama yang beh, beneran imut.

"Lepaskan Naruto! Kau membuatku risih"

"Beneran Kur, kau lebih comel daripada Shukaku yang jadi gentong kecil"

Mendengar ini ego Kurama bertambah naik. Rencana Naruto untuk terhindar dari gigitan maut Kurama berhasil dengan sempurna.

"Makan tuh omongan rakun!"

#

Di lain tempat

"Aku merasa dilecehkan oleh si rubah malas itu"

Shukaku yang kebetulan sedang mampir di tempat Gaara merasakan inderanya menanggapi frekuensi 'pelecehan'.

"Dilecehkan?"

Gaara tak sengaja mendengar ocehan tidak jelas Shukaku memilih melanjutkan membelai sang bijuu supaya tidak memporak – porandakan desanya.

#

Balik

'Emang sebegitu panasnya kah rivalry kalian?'

Naruto secara kebetulan merasakan kekesalan dari bond salah satu bijuu.

"Terus tujuan kau mengeluarkanku apa?"

"Kan tadi kau bilang kau bosan"

"Aku bosan tapi ya nggak dijadiin kasur juga, bodoh"

Kini posisi Naruto yang tadinya menyenden ke kursi tamu sekarang berubah terkapar dan sedang memeluk Kurama.

"Uhhhh, kau lembut sekali. Kalau tahu begini, aku akan sering mengeluarkanmu"

"Terus kalau aku sering keluar gimana ekspresi pendudukmu, jangankan itu keluargamu aja dulu"

Kurama menyadarkan Naruto tentang bahaya yang mereka lakukan. Baru saja Naruto berfikir terdengar tapak kaki menuju ruang tengah disusul obrolan dan candaan yang menyertai. Si duo anak telah pulang dan Kurama masih disini. Boruto dan Himawari melihat ayah mereka sedang tepar dengan memeluk bantal hidup berupa rubah berekor sembilan.

'Loh? Bukannya Hinata bareng sama Himawari kok Himawari pulang bareng sama Boruto ini yang bener yanga mana sih?'

Naruto rada bingung memikirkan informasi ini.

'Sejak kapan kita memelihara rubah?'

Pikir Boruto terheran – heran melihat tampang killer dari si rubah. Kurama menatap balik kearah Boruto. Jujur harus Kurama akui ia sedikit takut dengan putri hostnya ini. Kalian pada tahu kan Kurama memiliki trauma dengan si gadis imut. Himawari menatap penuh binar hewan didepannya.

"Uwahhh imutnya! Perkenalkan namaku Himawari mulai saat ini kau akan menjadi temanku"

Segera saja Himawari ikut memeluk Kurama. Kurama hanya bisa terbujur kaku dipeluk oleh Himawari. Kalau Shukaku melihat ini dia bakal tertawa sampai akhir bulan. Boruto menatap mereka horor.

"Himawari awas! Nanti kau bisa digigit"

Ingin rasanya Kurama benar – benar menggigit putra sulung keluarga ini. Sudah tahu ayahnya tepar sambil meluk dirinya masak dia dikira liar.

"Jaga ucapanmu bocah, nanti kau kugigit baru tahu rasa!"

Ucap Kurama ketus membuat kedua anak kaget tidak mengira bahwa si hewan bakal bicara. Himawari tambah girang. Naruto, dia mah bodo amat membiarkan anaknya berinteraksi dengan kawannya yang telah menjaganya semenjak dia bayi.

"HEEEEE, jangan – jangan kau...................."

Mendadak suasan menjadi mencekam. Naruto bertatap – tatapan dengan Kurama. Naruto tahu Boruto pernah melihat mode sixth path sage kyubinya.

'Jangan – jangan nih anak inget lagi'

'Mampus'

"Kau hewan kuchiyose!"

Si bijuu dan si jinchuriki merasa ingin memberi nih anak 'pelajaran berharga'.

'Naruto, anakmu benaran minta 'dilatih' bagaimana kalau aku yang ngelatih?'

'Oke deal, kau bisa berbicara langsung dengan si hitam'

Mereka berbicara dalam mindscape

"Iya ini hewan kuchiyose ayah, namanya Kurama"

"Ihhhhhh mirip banget sama salah satu bijuuu"

Himawari mengelus penuh sayang Kurama. Kurama menikmati perlakuan Himawari, ia menatap smug kearah Boruto.

"Kok namanya mirip dengan bijuu"

Boruto tak mau kalah.

"Tetua rubah menamakannya seperti itu, berharap bahwa ia bakal sekuat bijuu 'Kurama'"

Jawab Naruto serius. Kurama memberikan Naruto tatapan 'yang benar saja'. Boruto memasang wajah tak percaya sebelum mengalah dengan keimutan adeknya yang sedang memanjakan si rubah. Naruto tidak habis pikir mengapa anaknya tidak bisa melihat persamaan yang Kurama miliki dengan bijuunya toh cuman masalah ukuran, pemikiran itu juga yang menjalar ke Kurama. Sekarang Kurama menjadi pusat perhatian kedua anak hiperaktif yang mengalahkan ke bisingan yang dulu Naruto buat.

'Seharusnya aku berdiam didalam saja'

Rutuk Kurama saat dirinya ditanya berbagai hal oleh Boruto dan Himawari.

#

Omake

Hinata kembali dari belanja yang sempat tertunda dikarenaka obrolan ibu – ibu. Ia melihat tiga orang terkapar dengan memperebutkan bantal berupa rubah hidup.

"Akhirnya kau datang juga, Hyuga"

"Kurama-san sepertinya Boruto dan Himawari menyukai anda"

"Begitulah"

"Kupikir lebih baik kau sering muncul bersama kami. Kau juga bagian dari keluarga"

Ucapan Hinata sukses membuat Kurama speechless. Naruto yang bangun, mendengar ini berusaha untuk menghela tawanya.

#

Selesai!!!!!

Author balik bertapa

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro