Misi Spesial

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Readers, jumpal lagi dengan Author

Iyak bener, Author membawa chapter dan sesuatu

Penasaran kan?

Monggo di baca

"Malas": berbicara

'Lupa deh': berfikir/membantin

#

"Apa! Yang bener nih!"

Teriak Naruto dihadapan wajah tampan Sasuke. Banyak orang terdiam dan menoleh kearah mereka. Yup, Naruto dan Sasuke tengah berdiskusi sesuatu yang sangat penting di pusat desa tempat tersibuk dimana banyak orang yang berseliweran. Mulai dari ninja, penduduk biasa, pedagang serta orang – orang misterius. Mereka penasaran dengan pembicaraan kedua orang terpenting se Konoha yang berdiskusi sangat serius sampai – sampai Nanadaime terkejut sekali.

"Kita harus mengisvestigasi ini!"

Naruto mulai bertindak, merasa curiga dengan informasi yang Sasuke berikan padanya.

"Anda memanggil, Nanadaime-sama?"

Beberapa Anbu telah siap siaga. Mereka membubarkan para warga yang agak ribut ingin mengetahui tentang pembicaraan yang tidak dirahasiakan. Bagaimana tidak, mereka melakukannya di tengah banyak orang. Naruto menatap Anbu itu sangat lama, membuat si Anbu tidak enak dipandang terus takut dia dipecat dari pekerjaannya.

"Aku tidak menyuruh kalian untuk menjadi stalker ku"

"Tapi Nanadaime-sama, protokol tetaplah protokol"

"Bisa nggak aturan itu kuubah?"

"Sepertinya tidak bisa. Ini sudah tertera dalam Undang – Undang yang dibuat oleh Niidaime-sama bahwa Hokage tidak boleh sendiri. Ini sudah menjadi tradisi"

"Bahkan, orang terkuat seplanet ini masih harus dijaga"

Sasuke ikut nimbrung dalam negosiasi antara Naruto dan si Anbu. Dia tidak senang di jadikan kacang.

"Protokol Sasuke-sama, tidak bisa diganggu gugat. Apa anda mau juga?"

Sasuke mematung saat diberi anjuran itu. Naruto menahan tawa melihat wajah jijik yang diperlihatkan Sasuke ke Anbu yang hanya mengerjakan tugasnya.

"Lupakan itu, jadi tidak kita kesana?"

Sasuke beralih ke Naruto. Ia masih menunggu jawaban si saudara nggak sedarah.

"Kuylah, aku sudah bosan menatap putih ini putih itu. Lama – lama aku stress duluan terus cepet tua! Wajah tampanku bakal luntur kalau terus menerus bertemu mereka tanpa jeda"

Naruto mulai melangkah ke gerbang desa.

"Nanadaime-sama! Anda tidak bisa keluar dari desa! Konoha butuh Hokage utuk menjaganya!"

"Yailah saya pergi sebentar aja. Ini masalah hidup dan mati. Konoha masih ada dua Hokage bersemayam didalamnya. Suruh Kakashi-sensei menjaga sebentar desa!"

Naruto dan Sasuke meninggalkan si Anbu yang sedang menatap kepergian mereka. Dia tidak mau memaksa Naruto, takut dirasengan.

"Hiks...... saya harus ngomong gimana ke Rokudaime-sama?"

Alhasil Rokudaime untuk sementara memimpin Konoha kembali.

#

"Mau kemana, Pak?"

"Lah Boruto? Sarada juga?"

Muncul dua remaja di hadapan Naruto dan Sasuke yang hendak kabur dari desa sebelum ditemukan oleh Sensei mereka. Kebetulan tadi Boruto dan Sarada melihat adu cekcok antara Naruto dengan Anbu, yang berujung mereka mengikuti Bapak mereka.

"Kenapa kalian disini?"

Sasuke mengarahkan pertanyaan pada Sarada.

"Kami melihat kejadian di pusat kota tadi dan memutuskan untuk mengisvestigasi lebih lanjut"

"Oh....... bagaimana kalau kalian ikut kami?"

Sasuke ingin menonjok sahabatnya ini. Dia mengajaknya karena ada suatu hal.

"Wih bener nih?"

Kedua remaja mulai antusias dengan ajakan Naruto.

"Kau beneran akan meninggalkan desa?"

Sasuke hanya ingin memastikan.

"Iya. Bunshinku tersebar seantero Konoha dan Kurama lagi diluar menikmati hidup menjadi 'penjaga rumah'. Jika ada yang berani melakukan sesuatu pada Konoha disaat kita berdua tidak ada, berarti orang itu beneran cari mati dengan mereka"

Naruto menjawab dengan enteng. Lagipula Kurama bisa membijudama sesuatu yang menurutnya tidak mengenakkan hati. Sasuke mengangguk ria sedang Boruto dan Sarada bergantian menoleh tidak paham.

"Eh.... bukankah Kurama itu hewan Kuchiyose yang kau katakan Boruto?"

"Iya, emang dia sekuat apa?"

"Dia bisa memporak – porandakan desa jika mau"

Naruto mengklarifikasi lebih jauh. Dia melirik kearah Sasuke yang mendelik tajam kearahnya.

'Kau tidak memberitahu anakmu?'

'Belum saatnya'

'Sampai kapan kau akan menutupi ini?'

'Sampai saatnya tiba'

'Terserah kau'

Mereka berdua berbisik menggunakan tatapan mata. Hebat juga ya.

"Jadi kalian tidak ada misi team kan?"

Naruto memperlihatkan seyum pepsodent dan entah mengapa Boruto sangat muak dengan senyuman itu. Menurutnya ayahnya ini menyembunyikan sesuatu.

"Tidak ada Nanadaime-sama!"

"Baiklah! Anggap saja ini sebagai misi spesial bersama kami berdua. Cus lah kalau begitu!"

Sasuke sebenarnya malas untuk membawa anak – anak tapi mau gimana lagi dia lelah untuk meladeni Naruto sendiri.

'Bener juga, mereka berdua bisa merasakan bagaimana bersama si dobe ini'

Senyum merekah di wajah Sasuke. Dia tidak sabar melihat wajah sengsara dari kedua remaja didepannya. Akhirnya Boruto dan Sarada di bawa ketempat yang luar biasa.

#

Pohon, sawah, dan ladang mereka lewati. Kedua remaja merasakan sensasi berbeda pada misi kali ini. Ya, mereka merasa misi ini agak gimana gituh, kan mereka bersama dengan ayah masing – masing. Jantung berdetak sangat cepat dan adrenalin terus memompa tubuh. Sungguh sensasi yang aneh.

"Nggak usah tegang banget, kita nggak bakal ketemu bijuu kok!"

"HAH! BIJUU!"

"Ck, sumpah kau tidak punya bakat membuat seseorang tenang"

"Ya maap, saya kan mencoba untuk membuat nih dua anak enjoy dengan scenery yang ada"

Naruto sedari tadi menikmati pemandangan pohon dan mata air yang mereka temui. Senjutsu yang dia miliki, Sage mode yang lama dormant tak terpakai kini menguar minta untuk dilepaskan. Senyum sumringah terpancar di wajahnya saat kekuatan alam mulai mengelilingi tubuhnya. Boruto dan Sarada merasakan ada yang berbeda dengan aura Naruto saat ini.

"Bagaimana? Apa kau menemukan sesuatu?"

"Ya"

Mereka berhenti di bawah pohon yang cukup besar.

"Bentar, sepertinya sesuatu mengincar kita"

Serentak Boruto, Sarada, dan Sasuke mengerubungi Naruto. Mereka was – was dengan keadaan.

"Nggak jadi, si makhluk berputar arah"

Sasuke menghajar Naruto dan Boruto melemparkan kunar kearahnya. Untungnya reflek Naruto sangat cepat, kedua serangan tadi tidak mengenainya sama sekali. Kacamata Sarada hampir jatuh saat sadar Nanadaime sedang mengerjai mereka.

"Kau minta di Chidori ya?"

"Kan sudah kubilang aku mencoba untuk mencairkan suasana!"

"Tapi bukan begitu caranya Pak Pirang"

"Maap nak kuning"

Sasuke dan Sarada melihat tingkah laku aneh antara kedua pirang yang lagi jewer menjewer.

"Oh, dia ada disini"

Ucap Naruto santai. Seketika itu juga muncul makhluk yang tak teridentifikasi menyerang dari arah belakang Boruto. Naruto dengan sigap menarik anaknya ke dalam dekapan dan dalam sekali hentakan menghindar dari serangan makhluk itu. Sasuke mengeluarkan pedang tercinta dan menebas makhluk itu. Si makhluk berhasil menangkis dari serangan Sasuke dan mengincar Sarada yang masih kaget.

"SARADA FOKUS!"

Sarada yang tersadar akibat dari teriakan Sasuke, melakukan sesuatu yang tak terduga.

"SHANARROO!!! SIALAN KAU MAKHLUK TAK TAHU DIRI!"

Dia menghajar si makhluk tepat pada kepalanya. Makhluk tadi terpental dengan dasyat kesalah satu pohon hingga pohon itu ikut roboh akibat kekuatan tinju Sarada. Naruto bersiul melihat efektifitas Sarada menaklukan makhluk itu.

"Lumayan, hampir sama kek Sakura"

Sasuke melongo melihat kejadian tadi. Dia tidak menduga Aarada memiliki fitalitas ibunya. Boruto nongol dari balik jubah ayahnya.

'Hiks..... aku nggak jadi cool'

"Sarada-chan, hebat sekali!"

"Eh.... terimakasih Nanadaime-sama!"

Sarada jadi malu – malu kucing. Mereka berempat menginspeksi makhluk itu.

"Makhluk apa ini?"

Boruto mencoba mengingat – ingat.

"Aku tidak pernah melihatnya di buku mana pun"

"Ck... pasti hasil laboratorium"

Pikiran Naruto langsung terkoneksi dengan maksud Sasuke.

"Ya sudahlah, kita simpan bangkai ini di gulungan jutsu. Sasuke bisakah kau memberikannya pada dia?"

"Ogak nggak sudi gua"

"Ih kok anda begitu?"

"Nggak pokoknya nggak"

Ketiga orang tadi melihat tampang OOC seorang Sasuke Uchiha.

"Iya deh diku sendiri yang ngasih. Ayoklah lanjut masih jauh nih dari kata selesai"

Naruto menyimpan gulungan ini untuk seseorang. Mereka melanjutkan misi yang sempat tertunda tadi.

#

Omake

Disuatu tempat terlihat wajah merungut Boruto dan wajah tanpa ekspresi Sarada.

"Ku ingin marah melampiaskan...."

"Udah lampiaskan saja"

Ternyata misi yang kedua remaja antisipasi dengan adegan adu serang, darah, dan masih ada sangkut pautnya dengan hal disamping tidak terjadi. Yang terjadi hanyalah sebuah bepergian ke luar desa seperti biasa yang bertujuan untuk makan kari yang katanya pedas sejagad raya.

'Pingin hajar takut dosa.....'

Kedua anak ingin menabok bapak mereka yang dengan santuy berlomba siapa yang menghabiskan banyak kari.

#

Yak begitulah 'masalah hidup dan mati'

Auk ah Author bingung sama tingkah laku Naruto dan Sasuke

Oh ya Author mau promosi sebentar

Iya...... Author membuat book baru!

Sampai sini dulu

See you!

Author off

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro