Nonton Film

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Yuhuuuuuuuuuuu, Readers!

Author kembali dari liburan

Biasalah bulan Agustus itu bulan spesial, jadi harus dinikmati

Author bawa chapter baru untuk menghilangkan kebosanan kalian

Naruto milik Masashi Kishimoto

Selamat membaca!

"Hamba salah apa?": berbicara

'Mampus': membantin

"Bodoh amat" : bijuu/hewan kuchiyose berbicara

'Gak guna': bijuu/hewan kuchiyose membantin

#

Dikarenakan keluarga Uzumaki mendapatkan berita gembira dari kepala suku mereka, yakni si kepala keluarga menyatakan bahwa ia diberi jatah libur. Naruto sendiri bingung kerja lembur yang sering dia lakukan apakah mendapatkan Ryo lebih. Setahunya isi dompet Naruto itu tidak berkembang biak sama sekali. Sedetik kata sakral itu keluar Himawari berteriak sangat senang.

"YEAAAHHHHHHH"

"Ah, akhirnya ku kira kau tidak akan mendapatkan cuti sama sekali"

Hinata tersenyum ceria mendengar kabar yang bagus ini.

"Rame deh rumah"

Biasalah si Boruto tampangnya males melihat sang ayah dirumah tapi dalam hati dia girang bisa melakukan sesuatu bersama keluarganya. Dasar anak tsundere kayak pamannya aja. Apa mungkin Boruto dan Sarada adalah anak yang tertukar? Mana mungkin.

"Lebih baik kalian pikirkan betul – betul apa yang mau direncanakan"

Nasihat Kurama terdengar. Kurama sudah di tetapkan menjadi 'anjing penjaga' eh ralat maksudnya uhm, penjaga rumah. Dia sedang asyik sekali rebahan menonton tv.

'Tahu gitu dari dulu aku keluar saja'

Pikirnya karena baru sadar kalau acara tv itu sangat mengasyikkan sekaligus menganehkan.

"Ne ne, Kurama-chan. Menurutmu kami lebih baik ngapain?"

"Itu ma terserah kalian bukan urusanku"

Jatuh sudah harga diri Kurama mendapatkan dirinya diberi embel –embel chan dibelakang namanya. Dia itu pejantan tangguh oy! Tapi mau bagaiamana, lagi nasib sudah memberikannya cap chan pada dirinya mulai dari kemarin sampai dia kembali pada alam.

"Betul tuh, untuk apa kita nanya dia, toh Kurama kerjaannya cuman bobok, nonton tv, makan masakannya ibu"

Ucap Boruto tanpa melihat bahwa Kurama sudah memperlihatkan taringnya yang tajam. Hinata sudah siap – siap. Siap – siap mengambil kamera karena yakin bakal ada tontonan spektakuler habis ini yang harus diabadikan.

'Nih anak cari maut deh'

Baru juga Naruto membatin, Kurama langsung menggigit kaki Boruto sampai si daun teriak seperti anak cewek yan sedang diintip oleh lelaki mesum.

"AAAAAAAAHHHHHHHHHHHHH"

Boruto mewek memegang kakinya yang terdapat bekas gigitan Kurama. Hinata menggeleng melihat tingkah Boruto.

"Kakak sih cari –cari masalah, Kurama kan tidak menyusahkan kita"

Timpal Himawari mendengar kakaknya mengucapkan perkataan 'dasar hewan liar' 'jangan sampai aku kena rabies' 'hewan kuchiyose tak punya akhlak' dan sebagainya. Boruto terdiam seribu bahasa saat Himawari berada pada pihak si rubah, ia merasa tertohok karena dihianati adiknya sendiri. Kurama menyeringai sadis, sambil sesekali melingkarkan ekornya pada Himawari yang menjadi supporternya. Naruto memberikan dua jempolnya, bangga dengan omongan 'pedas' anaknya.

'Ya Tuhan nak, kamu mulai tumbuh menjadi remaja'

Naruto dan Hinata merasa terhura. Sungguh mereka adalah orang tua yang berbahagia melihat Himawari tumbuh menjadi orang yang bijaksana.

'Awas kau rubah!'

'Huh! Aku tak akan kalah bocah!'

"Ayo ini jadi nggak acara liburannya"

Naruto kembali memfokuskan keluarganya pada topik yang ingin mereka bahas.

"Lagipula Boruto hormatilah Kurama, dia lebih tua dan lebih berpengalaman darimu"

Hinata mengingatkan Boruto untuk selalu bersikap baik pada Kurama. Hinata tahu betul tetang Kurama dan dia tidak keberatan jika Kurama berada dirumah. Justru Hinata ingin Kurama tinggal bersama mereka, baginya Kurama adalah penjaga sekaligus pelindung Naruto dan dia saat perang dulu. Hinata berharap dengan adanya Kurama disini paling tidak ada yang menjaga rumah, Himawari, dan Boruto. Senyum angkuh kembali merekah di wajah tampan (menurut Himawari dan tidak menurut Boruto) Kurama. Boruto mendengus sebal karena kalah dukungan.

"Bagaimana kalau kita keluar desa!"

Boruto menuturkan ide pertama. Kurama dia menyimak rapat dadakan yang sekarang sedang diselenggarakan diruang makan.

"Ditolak!"

"Apa! Kenapa? Bukankah kau bilang kita liburan!"

Protes Boruto saat Naruto tanpa jeda langsung menolak idenya. Padahal Boruto ingin sekali keluar desa, hanya sekedar melihat pemandangan yang lain dari desa tempat tinggalnya. Barang kali ada view yang menarik kan bisa jadi bahan postingan sosmednya.

"Karena walaupun Ayah mendapatkan liburan, sebagai Hokage dia tidak bisa pergi jauh dari desa"

Terang Hinata mengerti penolakan Naruto. Hokage tidak bisa sembarangan keluar desa, jika ada sesuatu mendadak contoh situasi yang paling buruk yang tidak diinginkan oleh siapapun terjadi yakni desa diserang, itu bisa membuat kekacauan karena orang terpenting di Konoha sedang berada diluar. Kecuali Hokage akan pergi untuk urusan antardesa dengan kage yang lain, baru boleh.

"Hadeh"

Adu ide pun tak terelakkan, Kurama yang nonton drama sinetron merasa telinganya gatal sekali akibat ocehan nggak jelas dari mereka.

'Mungkin sudah turunan yang namanya Uzumaki itu heboh dan rame'

Setelah satu jam lamanya Kurama menatap datar adu oceh yang beralih ke adu panco. Sebagai makhluk tertua disini, Kurama ikut memberikan ide.

"Bagaimana kalau kalian menghabiskan waktu dengan menonton film saja"

Maksud Kurama mengutarakan itu agar mereka bisa diam dan membiarkan dirinya mendapatkan ketenangan untuk menonton tv. Tak habis pikir dalam benak Kurama, menonton tv pun butuh perjuangan apalagi tinggal dengan keluarga jinchurikinya. Ini baru beberapa hari belum seminggu loh.

"Ide yang bagus juga, Kurama-san"

Kebetulan sekali Hinata suka menonton film, mungkin itulah mengapa Kurama dan Hinata bisa sangat akrab. Hinata mau memberikan usulan untuk menghabiskan liburan pertama dirumah saja dengan menonton film, tapi omongannya terselat terus oleh Boruto dan Himawari yang super antusias.

"Kalau itu aku setuju!"

Menonton film dengan keluarga bukanlah ide yang buruk.

"Wah! Nonton film!"

"Haish, kalau satu film saja mana seru"

Boruto mau mengelak usulan ibunya

"Kalau begitu kita maraton Film dari siang ini sampai malam!"

Hinata meyakinkan penuh semangat mengalahkan si pemilik alis tebal. Boruto merasa hari ini keberuntungannya berada dipojokan, tidak mau membagikan keuntungan untuknya sedikitpun.

"Kalau begitu ayo Ma beli popcorn dan jajan!"

Himawari kalau urusan jajan nomor satu.

"Ayo! Nonton film tanpa camilan, serasa cinta ini tidak lengkap tanpa ada kamu"

Naruto mulai menggombal.

"Ah, bisa saja"

Hinata menyenggol bahu Naruto.

"Ehem, harap dikondisikan. Disini ada dua anak dibawah umur"

Kurama hari ini sedang berbaik hati mengingatkan Naruto dan Hinata yang hampir masuk ke alam mereka sendiri. Boruto sudah sigap daritadi menutup mata si adek tercinta, takut kalau ada adegan tak senonoh akan terjadi.

"Kak, gelap"

"Iya, dek. Emang lagi gelap ini"

Untung Hinata dan Naruto sadar diri. Mereka bergegas, Hinata dan Himawari membeli camilan sedang Naruto dan Boruto menyiapkan segala hal seperti TV nya dicek, homethaternya, sound dan sebagainya.

"Makanan siap, cek. Minuman siap, cek. Orang sudah siap cek. Semuanya ada! Tinggal kita melihat film"

Hinata meneliti kembali apa yang belum. Boruto menyiapkan posisinya. Naruto dan Himawari sudah rebahan di Kurama. Kurama sudah setia berada didepan Tv. Tinggal film apa yang akan mereka tayangkan pertama.

"Jadi film apa dulu ini?"

"Filmnya Doraemon terus Pokemon terus Frozen!"

"Aku maunya liat yang banyak action atau tembak – tembakan"

"Aku terserah"

"Jadi penonton"

"Berarti terakhir horor ya?"

Hinata mulai memencet apa yang ingin mereka lihat.

#

"Andai kupunya kantongnya Doraemon, bisa dapet alat pendeteksi dan penangkap kucing"

Boruto mulai berandai

"Buat apa coba?"

Naruto kebetulan mendengar.

"Supaya nggak susah – susah cari tuh kucing laknat"

Naruto tertawa melihat ekspresi kesal dari Boruto.

#

"Pokemon! Go!"

"hajar dia Pikachu!"

"Pikachu~~"

"Uuuhhh imutnya"

"Lebih imutan aku"

Kurama dapat tatapan nggak percaya dari Naruto

"Kurama-chan lebih cute kok!"

Himawari memeluk Kurama yang ngambek,

'Yang benar saja,Kurama'

#

"Let it go~~~ Let it go~~~ can't hold it back anymore~~~"

"Habis ini aku hafal dengan lagunya"

Boruto pusing mendengar ucapan yang sama di ulang berkali – kali.

"Apa ada orang yang bisa menggunakan kekuatan es?"

"Ada"

Hinata memberkan ucapan Himawari.

"Dimana, Ma?"

"Mereka tidak senang untuk diberitahu keberadaannya"

Naruto ikut nimbrung.

#

"Lempar kanan!"

"Hajar kiri!"

"Awas dibelakang!"

Yup itu saut – sautan Naruto dan Boruto melihat dua orang sedang berlawanan menggunakan taijutsu mereka. Hinata dan Himawari menatap bosan. Kurama senang saja bisa melihat hal yang tidak jelas.

#

"DUAR!!!!!"

"Aghhh"

"Tidak Alfonso!!!!! Aku nggak terima kamu mati!!!"

Teriak gaje Boruto melihat MC favoritenya tewas di tangan musuh. Mata Himawari sudah ditutupi oleh ekor Kurama.

"Adegan yang tidak boleh dilihat oleh gadis imut seukuran kau"

#

"KKKKKKKKKYYYYYYYYYYYYYYYAAAAAAAAAAA"

"WWWWWAAAAAAAHHHHHHHHHHHHH"

Teriakan berkerumun diruang keluarga. Naruto dan Boruto sedang memegang erat Kurama yang mulai risih. Hinata dan Himawari melihat adegan thriller yang cukup membuat orang jantungan. Sesekali Hinata menutup mata Himawari atau Himawari sendiri menutup matanya. Kurama masih tetap tenang menikmati film didepannya. Yup begitulah keluarga Uzumaki menghabiskan waktu bersama mereka.

#

Omake

"Hiks, hiks, untuk ukuran film horor endingnya menyedihkan juga"

"Aku tidak bisa berhenti menangis"

"Kasihan sekali"

Boruto tidak berkata apa –apa dia memasang ekspresi biasa saja lalu meninggalkan yang lainnya diruang tengah.

"Kakak hebat sekali tidak menangis"

"Dengerin aja, habis ini"

Betul saja terdengar isakan tangis datang dari atas.

"Heh, ternyata cengeng juga bocah itu"

#

Selesai!

Tunggu chapter berikutnya!

Author, minggat

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro