Perayaan 1

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Readersssssssssssss~

Author mongol membawakan chapter baru nih!

Nyeh~ seperti biasa ane bakal menghilang habis ini

Di baca ya~

Naruto milik Masashi Kisihimoto

Enjoy

#

"Wey Naruto kau tak lupakan?" Shikamaru melirik ke arah Naruto yang sedang sibuk – sibuknya mencoret kertas putih itu dengan semangat empat lima. Siang hari itu cukup panas tapi masih banyak orang melaksanan tugas mereka.

"Kau pikir aku ngapain nyoret nih benda cepet banget?! Jelaslah aku tahu!" sang Hokage menjawab penasihatnya. Tak lama kemudian si pirang ini membanting meja Hokage dan menghamburkan kertas yang sudah menjadi musuh bebuyutan para Kage sejak lama.

"GGGGGGGGGGGGAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH" si pirang berteriak kesal sambil meremas kepala.

"Hahhhhhh... ini sudah yang ke 99 kalinya kau menghancurkan meja... dana kantor ini habis hanya untuk meja doang!"

"Heh! Tolong ya! Seenggaknya dana kantor Hokage dipakai bukan untuk dibuat pesta!" Naruto memandang garang ke arah Shikamaru yang hanya menghela nafas.

"Berbicara soal pesta... persiapannya sudah mencapai 90%" Shikamaru berkata sambil melihat Ipad yang terhubung langsung oleh beberapa orang.

"Wah, lambat juga ya?"

"Gimana nggak mau lambat.... banyak persiapan yang harus disiapkan" ucap Shikamaru. Naruto berjalan kearah jendela Konoha yang tembus pandang. Dia melihat seluruh desa tengah dihiasi oleh berbagai macam hiasan. Membuat desa Konoha yang sebelumnya tampak biasa menjadi gemilau penuh hiasan. Naruto juga melihat didepan kantor Hokage beberapa orang tengah mempersiapkan sesuatu.

"Kayaknya lebih meriah dari tahun kemaren"

"Kayaknya sihhhhhhh"

#

Apa yang terjadi dengan Konoha? Mengapa si desa bermakna daun dengan tekah bara api ini tengah mengadakan pesta? Untuk apa? Mari kita telusuri. Desa Konoha, desa legendaris yang telah menggemparkan dunia shinobi beberapa kali dari si duo gondrong yang suka baku hantam, si pirang yang katanya secepat putusnya tali asmara, dan juga anaknya si pirang yang telah menjadi pahlawan internasional, kini tengah sibuk – sibuknya. Sibuk kenapa? Sibuk karena hari ini adalah perayaan kemenangan perang dunia shinobi ke-empat. Perayaan ini bukan Konoha saja yang menyelenggarakan melainkan seluruh desa yang ikut serta dalam perang juga merayakannya. Mereka merayakan kebebasan dari genjutsu atau pun kegelapan yang telah membekap mereka selama berpuluh – puluh tahun. Ya, walaupun kejahatan masih tetap saja ada tapi begitulah dunia. Dimana ada cahaya disitu juga ada kegelapan. Seluruh desa merayakan perayaan ini. Dari ninja sampai rakyat biasa. Dari yang muda sampai tua tampak antusias.

"Apaan sih? Ini kan perayaan yang setiap tahun dirayain. Ngapain juga harus semangat kek gitu?" Bocah berambut pirang berkomentar pada teman disampingnya. Dia sedang bermain game yang sepertinya akan game over.

"Heh, anda gampang banget ngomong kek gitu" Shikadai menyikut si pirang hingga meringis karena kalah

"Napa sih?! Kalah kan jadinya!"

"Kau pasti nggak pernah nyimak pas pelajaran sejarah" Inojin ikut mengkritik temannya.

"Tidak menghargai jasa orang tuanya sama sekali" Mitsuki berkomentar pedas sambil menutupi wajahnya dengan lengan bajunya.

"Woy!"

"Udah realita" ketiganya bercakap.

"Haish, daripada aku diem – dieman disini nggak jelas mending aku pulang" Shikadai menepuk baju agar rapi. Dia bisa membayangkan sebagaimana marahnya ibunya jika dia terlambat.

"Mau kemana? Sibuk amat?" Boruto nggak pernah melihat Shikadai sibuk kecuali misi. Itupun kalok nggak dijemput Innojin dan Cho-cho

"Paman Gaara akan mampir kerumah... jadi yahhh aku harus pulang. bye" Si rambut nanas menjelaskan singkat dan meninggalkan temannya.

"Eh, Shikadai! Tunggu! Aku juga mau pulang. Ingin membantu Oka-san" Inojin pun mengikuti Shikadai.

"Ck, anak mama"

"Shishi, mending kamu balik Boruto. Aku mau pulang juga"

"....dasar temen – temen laknat, gua ditinggal sendiri"

#

Petang telah tiba hiruk pikuk tawaan, candaan, teriakan, dan obrolan berada disana sini. Stand makanan berjejer rapi disetiap pinggir jalan desa yang dipenuhi oleh lampu merah kuning yang berpendar indah. Acara perayaannya akan segera dimulai, para penduduk mulai berkumpul di depan kantor Hokage untuk melihat sambutan langsung dari Nanadaime.

"Cho-cho aku nggak bisa mendengarkan suaramu...."

"Aku disampingmu Sarada, masak nggak kedengeran" si gadis gempal nan tembem sedang asyik memakan cumi bakar.

'Gimana aku nggak bisa denger... wong kamunya makan sambil ngomong' Sarada menatap datar teman disampingnya. Keduanya tengah berjalan menuju kantor Hokage yang tampak sesak dikerumuni oleh penduduk.

"Loh Sarada kok disini" sapa perempuan berambut biru tua dengan mata lavender yang indah.

"Eh?! Nyonya Hokage!" Cho-cho dan Sarada serentak menyapa, mereka tidak menyangka akan bertemu dengan istri Nanadaime disini.

"Hima ada disini juga!" Himawari menunjuk dirinya dan melambaikan tangan. Tak lupa menampilkan senyuman imut diwajahnya.

"Eh Hima-chan"

"Sarada-nee, Cho-cho-nee, petang~"

"Petang juga, Hima-chan"

"Ano, Nyonya Hokage...."

"Hihi, panggil saja Hinata" Hinata merasa malu kalau ada yang memanggilnya nyonya hokage. Lagipun mereka tidak dalam keaadaan formal.

"Anoooo Hinata-sama, kenapa disini? bukannya seharusnya anda sudah berada di kantor Hokage?" Sarada memulai pembicaran.

"Etto... tadi aku sedang menunggu ibumu, tapi sepertinya dia melupakan ku" Hinata menghela nafas.

"Astaga okaa-san..."

"Bagaimana kalau kita kesana bersama?"

"Beramai – ramai lebih seru" Himawari tersenyum sumringah membuat kedua remaja perempuan didepannya tidak bisa menolak penawarannya.

'Ah~ Himawari udah besar'

#

Keadaan didesa sangat rusuh tapi suasana didalam ruangan Hokage agak mencekam.

"Skak mat" Sasuke tengah bermain catur dengan mantan jinchuriki dari Sunagakure, siapa lagi kalau bukan Gaara.

"Hmmmmmm, cerdik juga" Gaara tersenyum ramah sambil meminum tehnya. Mereka berdua mengacangi si Hokage yang sedang giat – giatnya melakukan olahraga berupa berjalan kesana kemari sambil mengekspresikan dirinya dengan tidak jelas.

"Dobe, kalau lu nggak diem, gua bakal amaterasu nih tempat"

"Heh! Jangan harap ya!!!!"

"Biarkanlah dia berjuang mengingat naskah pidato" Kurama sedang meregangkan tubuhnya disalah satu sofa. Dia bosan melihat Naruto berjalan nggak nentu arah, bikin pusing kepala.

"He Tolong ya! Bukan aku yang bikin nih naskah!"

"Kan bisa pakai Bacot no Jutsu" Sasuke menatap dengan tatapan malas

"Nggak, ide buruk"

"Bacot no Jutsu?" Gaara melirik keduanya ini pertama kalinya dia mendengar itu. Sasuke memandang heran kearah Gaara.

"Bukannya anda sudah pernah kena jutsu ini?????"

"Emmmmmm, ini pertama kalinya aku mendengarnya"

"Itu salah satu Jutsu terlarang yang hanya segelintir orang bisa melakukannya..." Naruto menjelaskan.

"Jangan percaya semua ini hanya hoax belaka" Sasuke menatap datar kearah temannya.

"Siapa yang membuatnya?" Gaara masih percaya aja dengan ucapan Naruto.

"Aku!" Naruto menunjuk dirinya dengan bangga. Ketukan pelan dari luar membuat ketiga orang plus makhluk hidup menoleh ke pintu.

"Nanadaime-sama, semuanya sudah siap"

"Iya, aku akan segera keluar" Naruto menjawab

"Dah sana minggat dari sini, gua dah muak ngelihat lu"

"Woyyyyy lu pikir ini kantor punyanya siapa haaa??? Lu yang seharusnya pergi dari sini"

"Okey fine gua minggat" Sasuke berdiri dan mendekat ke pintu.

"Lu keluar gua nggak akan ngirim tomat ke lu" seketika Sasuke menghentikan langkahnya dan kembali duduk.

"Ancaman lu nggak boleh kek gitu"

"Lu sih emo"

"Lu sih resek"

"Pantat ayam"

"Muka bodoh"

"Ogeb"

"Gblk"

"Woy!!" Kurama mencakar keduanya sangking gemesnya ngelihat mereka jadi bocil kurang jajan.

"Nggak malu kalian di lihat pimpinan desa lain"

"Bodo amat!" keduanya serempak berkata. Gaara swetdrop mendengar ini.

"Bisakah anda yang menggantikan aing? You kan bayang aing" Naruto melempar naskah ke Sasuke

"... lu kan hokagenya kok gua" Sasuke melempar si kertas dan mengenai kepala Naruto hingga terpelanting.

"Vangsat lu tomat!!!!!!" Naruto menyiapkan kertas shuriken yang entah dapat darimana.

"Vangke lu ramen!!!!" Sasuke mengeluarkan kunai kertas yang entah keluar darimana. Keduanya adu melempar barang kertas ke sisi lawan.Gaara menyingkir sejauhnya dan hanya melihat pertikaan didepannya dengan senyum tipis.

"Benar – benar makhluk aneh"

#

Omake

"Hmmm"

"Ada apa Sakura?" Ino merapikan hiasan bunga di rambut Sakura.

"Entah mengapa aku merasakan kalau kedua laki – laki di timku lagi melakukan kebodohan"

"Itu sudah biasa... mereka boys"

"Awas saja nanti kalau aku melihat ruang hokage ancur.... bakal ku hunting mereka"

#

Bersambung~

Masih ada sambungannya

Sampai jumpa~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro