X : Terpisah

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Bagaimana kau bisa memakai dua sihir sekaligus?" Tanya Andrew to the point.

"Aku hanya mencobanya dan berhasil." Jawab Lea ragu-ragu.

"Tadi analisismu hebat sekali. Kau bisa tahu kalau Leo bukan Leo." Puji Miranda.

"Yah, terimakasih karena telah menyadarkanku lagi. Dan sekedar info, staminaku terkuras habis." Kata Leo yang baru saja disembuhkan dengan sihir penyembuh milik Miranda.

"Saat kau melawan kami tadi, kau memakai 'Holy sword' sampai tingkat ketiga." Kata Vinsen kepada Leo.

"Benarkah? Pantas saja staminaku benar-benar habis." Kata Leo.

"Tadi aku melihat seorang pria bersamamu, siapa dia?" Tanya Vinsen kepada Lea.

"Eh seorang pria? Tidak ada pria yang bersamaku kok. Mungkin saat di penjara itu, Leo memakai sedikit sihir ilusinasi pada kalian mungkin?" Jelas Lea panjang lebar.

"Tapi kau kan belum mengetahui sihir tingkat malaikat?" Kata Vinsen.

"Dan memakai sihir tingkat malaikat, bisa membahayakan nyawamu sendiri." Tambah Andrew.

"Mungkin keberuntunganku sedang tinggi. Akhir-akhir ini aku sering sekali lolos dari bahaya." Ucap Lea.

"Daripada menanyakan pertanyaan kepada Lea, ini sudah hampir malam. Dan kalian tahu apa yang akan terjadi jika sudah malam di hutan ini kan?" Kata Miranda yang langsung membuat suasana menjadi sangat serius.

"Miranda kau yakin tidak dikendalikan oleh seseorang kan?" Tanya Lea memastikan.

"Tenang saja. Aku mempunyai sihir yang dapat melihat menembus pepohonan di hutan ini." Jawab Miranda.

"Itu benar." Kata Vinsen.

"Dengan tidak adanya Leo yang membantu kita, penyerangan kita menjadi lemah." Kata Andrew.

"Bukankah Vinsen menjadi lebih kuat di malam hari?" Tanya Lea penasaran.

"Bagaimana Vinsen? Kau mampu berada di garis depan?" Tanya Leo memastikan.

"Mungkin bisa-"

"Tidak. Aku bisa melakukannya." Kata Vinsen penuh keyakinan.

"Baiklah sudah diputuskan. Vinsen akan menjadi penyerang utama." Kata Leo.

~~~~

"Kau dengar mereka Nard? Mereka yakin bisa meninggalkan hutan ini." Kata seorang pria yang tengah bersembunyi di pepohonan bersama seorang anak yang usianya tak lebih dari 12 tahun.

"Mereka terlalu naif." Kata Nard tanpa ekspresi.

"Bersiaplah, kita akan menyerang mereka di saat troll datang."

~~~~

Bulan mulai menunjukkan dirinya, pertanda sudah malam di Troll Forest. Dengan sihir milik Miranda yang bernama 'Guardian light', mereka dapat melihat menembus pepohonan di Troll Forest ini.

Sekarang mereka tengah beristirahat ditemani sihir cahaya yang dirapal oleh Andrew.

"Merasakan kehadiran troll?" Tanya Leo pada Andrew yang tengah memejamkan matanya.

"Entahlah. Troll memiliki sebuah aura yang dapat membaur dengan hutan ini. Mungkin ini sebabnya hutan ini dinamakan Troll Forest." Jelas Andrew panjang lebar.

"Mungkin kau benar Andrew." Kata Miranda.

"Bagaimana keadaanmu Leo? Sudah merasa lebih baik?" Tanya Lea.

"Aku merasa sedikit pusing dan jujur saja, aku tidak tahu kapan mereka memasang sihir padaku." Kata Leo.

"Karena kejadian tadi siang, kita harus ekstra hati-hati. Lea, kau akan mengawasi kami, apabila kami berbuat sesuatu yang aneh." Jelas Miranda.

"Yup. Tenang saja." Kata Lea meyakinkan.

"Tunggu sebentar. Aku merasakan pergerakan." Kata Andrew yang langsung membuat raut wajah Leo dan kawan-kawan menjadi sangat serius dan waspada.

"Firasatku buruk." Kata Vinsen.

"Sama." Kata Miranda.

Suara langkah kaki mulai terdengar. Siapapun dia, sepertinya tengah menyeret sesuatu. Semakin lama suara langkah kaki itu makin dekat, dan entah mengapa tanah tempat mereka berpijak sedikit berguncang.

"Aku berani bertaruh ini troll." Gumam Lea pelan.

Dan benar saja, 7 troll tengah mengelilingi mereka berlima saat ini. Troll itu sendiri tingginya sekitaran 5 meter, badan besar, perut mereka agak berlemak, kulit mereka berwarna coklat sedikit kemerahan, dan suara diseret tadi merupakan senjata mereka.

Ada yang membawa pedang, kapak, dan palu. Tentu saja ukurannya melebihi senjata-senjata yang dibawa oleh Leo dan kawan-kawan.

"Yang kutahu troll tidak bisa berbicara. Itu sebabnya mereka tidak mempunyai mulut." Kata Vinsen.

"Lucu sekali. Mungkin itu sebabnya mata mereka sangat kecil." Kata Andrew sambil menahan tawa karena memperhatikan mata para troll yang kecil itu.

"Sebaiknya kita harus menyerang mereka duluan." Saran Miranda.

"Mau mencoba sihir kombinasi?" Tanya Andrew pada Miranda.

"Baiklah, mungkin kita bisa mengurangi jumlah mereka." Kata Miranda.

'Multiple dagger.'

'Hell fireball.'

Sihir barusan merupakan sihir kombinasi Miranda dan Andrew. Panas 'hell fireball' tak bisa diremehkan. Karena panas dari api ini setara dengan api yang berada di neraka.

Sedangkan 'multiple dagger' milik Miranda, merupakan belati yang dia sihir agar jumlahnya menjadi banyak. Tajam dari satu belati ini, bisa membelah apapun.

Sihir kombinasi Miranda dan Andrew dapat membuat 2 troll langsung mati. Tapi, energi yang mereka habiskan dalam sihir kombinasi ini tidaklah sedikit.

Setelah melakukan sihir kombinasi Andrew dan Miranda langsung kelelahan.

"Hebat! kalian langsung membunuh 2 troll." Puji Lea.

"Tapi energi yang kami buang tidak sedikit." Kata Miranda sambil terengah-engah.

"Serahkan yang lain padaku." Kata Vinsen.

'Starfall.'

Mungkin Vinsen sedikit terlalu bersemangat, karena sihirnya barusan dapat membuat satu troll terluka sangat parah. Keempat troll yang lainnya dapat menghindar, walaupun refleks yang mereka miliki tak terlalu cepat.

"Kita beruntung. Agility troll sedikit lambat." Kata Leo seraya memandang para troll.

'Moon sword.'

Langsung saja pedang Vinsen bercahayakan cahaya bulan yang bersinar seperti malam ini. Karena di malam hari Vinsen bisa mendapatkan kekuatan yang lebih, entah sihir apa yang dipakainya tapi cahaya bulan dapat menembus troll forest.

Dengan sangat cepat, Vinsen sudah menebas kepala troll yang terluka sangat parah tadi. Lea sedikit memalingkan wajahnya, karena kepala troll yang ditebas Vinsen tadi bergerak dengan sendirinya.

"Jangan khawatir Lea, kalau salah satu bagian tubuh troll terlepas memang akan bergerak-gerak." Kata Miranda kepada Lea.

"Tapi tetap saja Miranda, aku sedikit merinding melihatnya." Kata Lea.

"4 troll lagi." Gumam Vinsen pelan.

"Hah, troll lemah sekali." Kata sebuah suara yang membuat Andrew langsung mendeteksi dimana pemilik suara itu berada.

"Andrew." Kata Leo pelan.

"Dia berada di sekitar sini. Mungkin bersembunyi di pepohonan." Kata Andrew.

Mengabaikan keempat troll yang sudah pergi meninggalkan mereka, dua orang laki-laki muncul dengan beberapa aura hitam mengelilingi mereka.

"Kukira troll tadi bisa mengalahkan kalian. Tapi ternyata aku salah." Kata pria yang bertubuh tinggi.

"Yah, makhluk-makhluk lemah seperti tadi tidak bisa mengalahkan kami." Kata Miranda mengejek.

"Biarkan aku menghabisi mereka." Kata seorang laki-laki yang lebih pendek darinya.

"Kau? Seorang cebol mau menghabisi kami?" Kata Andrew sambil menahan tawanya.

"Beraninya kau!"

"Sudahlah Nard. Bukan itu tujuan kita, ya kan? Kita akan menghabisi mereka satu-satu." Kata pria bertubuh tinggi sambil menahan Nard yang sangat ingin menghajar Andrew.

"Memangnya tujuan apa?" Tanya Vinsen.

"Kau akan tahu nanti." Kata pria bertubuh tinggi.

'Teleport.'

A/N :
Gomen readers-san. Sebenarnya mau update kemarin tapi malah keasyikan bermain League Of Angels 2. *abaikan*.

Besok semoga aku bisa cepat updatenya dan tidak ketagihan main game tentunya -_-.

Kamis 22 Desember 2016
#70 in fantasy

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro