XV : Rahasia Terbongkar

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Seketika Lea langsung memucat dikarenakan pertanyaan Leo barusan.

'Bagaimana dia bisa tahu?!' Batin Lea panik.

"Dan sebelum kau menjawab pertanyaan ini, kita tidak akan melanjutkan perjalanan." Ucap Leo penuh penegasan di setiap kata.

"Apa-apaan kau Leo? Wajar saja dia bisa masuk ke desa! Dia kan salah satu dari kita!" Bentak Miranda.

"Kau tidak ingat? Hanya mereka yang diberi izin, yang bisa masuk ke desa. Sedangkan Lea dia tidak masuk sendiri, ada orang lain yang bisa keluar masuk desa troll, karena dia yang membuat sihir pelindung itu." Jelas Leo panjang lebar.

"Maksudmu Adam?" Tanya Vinsen memastikan.

"Ya." Tukas Leo kemudian mengeluarkan pedangnya. Sepertinya dia akan menggunakan cara kasar agar Lea dapat mengaku.

"Leo kau ingin membunuhnya?!" Vinsen menaikkan volume suaranya.

"Sampai dia mengaku, mungkin iya." Ucap Leo kemudian berlari dengan kecepatan penuh ke arah Lea.

Leo melakukan serangan dengan begitu cepat, Lea hanya bisa mengandalkan sihir pelindung yang dia pasang.

"Ayolah Leo! Aku tidak ingin bertarung dengan seseorang yang sudah mau membantuku sampai sejauh ini." Kata Lea berusaha menenangkan Leo.

"Kau tidak ingat perkataanku tadi? Sampai kau mengaku, aku akan mencoba membunuhmu. Mungkin dia akan keluar dan menampakkan dirinya kepada kita semua." Tukas Leo sambil menyeringai.

Lea bergidik ngeri karena seringai Leo barusan. Dia bersungguh-sungguh untuk membunuhnya, dan Lea harus mengalahkan Leo tanpa bantuan Adam.

'Holy sword.'

Trak

Sihir pelindung yang dipasang Lea langsung hancur karena sihir Leo barusan. Tidak ingin membuang kesempatan, Leo menyerang Lea dengan pedangnya dan berhasil menggores tangan kanan Lea.

Lea sedikit meringis, untungnya itu hanya luka goresan yang tidak terlalu dalam.

"INI KETERLALUAN! HENTIKAN INI LEO!" Bentak Vinsen.

Sebelum Vinsen menghajar Leo, dia sudah duluan ditahan oleh Miranda dan Andrew yang tidak menginginkan perkelahian lagi di antara mereka.

"Tenangkan dirimu Vinsen, aku juga sangat penasaran apakah hipotesis Leo itu benar." Tukas Andrew masih menahan Vinsen.

"Dan aku juga penasaran, dari awal Lea datang sebenarnya aku sedikit curiga. Aku merasakan aura yang cukup besar dari dirinya." Jelas Miranda panjang lebar pada Vinsen.

"Untung saja kami dapat menahanmu, kalau kau berhasil menghajar Leo entah apa yang akan dia lakukan padamu." Ucap Andrew.

"Untuk sekarang ini, biarkan mereka berdua menyelesaikan masalah ini. Aku tidak ingin mati ditusuk pedang hanya karena ingin menghentikannya." Kata Miranda sebelum Vinsen mencoba untuk protes.

"Mana kekuatanmu yang dahsyat saat melawanku dulu?" Ucap Leo mengejek.

"Sudah kubilang Leo, aku tidak ingin bertarung denganmu!" Bentak Lea.

"Begitu ya? Tidak ada pilihan lain." Gumam Leo pelan.

'Holy sword awakening.'

Leo mengangkat pedangnya sampai bercahaya, kemudian dia berlari ke arah Lea dengan kecepatan yang tidak normal.

'Angel protection.'

Leo terpental agak jauh karena sihir perlindungan tingkat malaikat yang dirapal oleh Lea ini.

'Adam bagaimana ini? Aku tidak ingin melukainya.' Batin Lea sedikit panik.

'Lawan saja, kalau tidak melakukan sesuatu kita yang akan terpojok.' Saran Adam.

"Baiklah aku akan serius." Tukas Leo.

'Holy sword charging.'

'Angel protection.'

Sekali lagi Lea berhasil menangkis serangan Leo, walaupun tidak sedikit stamina yang harus dibuang oleh Lea, karena merapal sihir perlindungan malaikat secara beruntun.

'Gawat, serangan berikutnya pasti akan berhasil menembus perlindungan malaikat.' Batin Lea panik, karena sihir Leo sudah mampu meretakkan sihir pelindung yang dirapalnya.

"Ho... masih berhasil bertahan?" Cibir Leo.

'Heavenly Holy Sword.'

'Teleport.'

"Kemana dia pergi?" Ucap Lea pelan.

"Di belakangmu." Kata seseorang.

Seseorang itu adalah Leo, dia berteleport ke belakang Lea untuk melakukan serangannya. Saking kagetnya, Lea kehilangan fokusnya dan tidak bisa memasang pelindung apapun.

Leo pun sudah tidak dapat menghentikan serangannya.

'Yah setidaknya aku tidak mati di tangan para pembully.' Pikir Lea sambil terkekeh pelan.

"LEA AWAS!!!" Teriak Vinsen, Miranda, dan Andrew bersamaan.

Jarak mereka yang sedikit jauh membuat mereka tidak bisa memasang pelindung pada Lea. Kalaupun bisa, pasti Leo dapat menembusnya dengan 'heavenly holy sword'.

'Heaven protection.'

Sihir tingkat malaikat yang dirapal oleh Adam ini mampu menangkis serangan pamungkas Leo lagi.

"Rencanaku berhasil." Tukas Leo.

"Dasar, kau licik Leo." Cibir Adam sambil membantu Lea berdiri.

"Hei kau!" Seru Miranda.

"Perkenalkan namaku Adam." Ucap Adam yang sukses membuat Leo dkk kecuali Lea, melongo.

"Hei, bercandamu lucu sekali." Sindir Andrew.

"Dia tidak bercanda Andrew, dia memang Adam." Timpal Leo.

"Tidak mungkin, bukankah Adam sudah mati?" Tanya Miranda penasaran.

"Yah, itu memang benar. Wujudku yang sekarang hanya kekuatanku." Ucap Adam yang langsung membuat mereka semua bingung.

"Gunakanlah bahasa manusia yang baik dan benar, supaya kami dapat mengerti." Sindir Andrew.

"Jadi begini, sebelum mati aku merapal sebuah mantra sehingga kekuatanku bisa keluar dari tubuhku sendiri." Jelas Adam dengan kata-kata yang mudah dimengerti.

"Oh begitu." Tukas Miranda.

"Dan Leo, caramu cukup ampuh untuk memanggilku keluar." Puji Adam.

"Aku akan menganggapnya sebagai pujian. Mumpung kau disini, jelaskanlah apa yang telah terjadi." Perintah Leo.

"Cih dasar kau ini." Cibir Adam.

~~~~

"Maaf master, tapi Dary tidak berhasil melaksanakan tugasnya." Kata Nard sambil menunduk dalam kepada seseorang yang dipanggilnya master.

"Tidak usah pedulikan dia, aku masih memiliki banyak bawahan yang lebih kuat dibandingkan dengan dia. Aku sedikit bangga karena kau bisa memanfaatkan kekuatan yang telah kuberikan dengan baik." Entah sang master bermaksud memuji atau menyindir, tapi Nard tidak terlalu menanggapinya.

"Pergi! Dan pastikan kali ini kau harus berhasil membunuh mereka. Kalau tidak berhasil, dengan senang hati akan kuberikan kepalamu kepada peliharaanku."

~~~~

"Menurutmu kalau kami pergi ke utara, kami akan menemukan sesuatu yang bisa mengalahkan mereka?" Tanya Leo pada Adam.

"Mungkin, karena ada juga sesuatu yang lebih penting. Karena perjalanan ke utara membahayakan nyawa sendiri, penjaga disana memutuskan akan menjawab 3 pertanyaan." Jelas Adam panjang lebar.

"Apa?! Kami membahayakan nyawa kami hanya untuk pertanyaan?!" Tukas Andrew kesal.

"Percayalah padaku, karena dulu aku pernah pergi ke sana. Dan kalian tahu? Aku juga tidak percaya, tapi toh penyesalan akan selalu datang di akhir." Ucap Adam.

"Tapi pertanyaan apa yang harus kita tanyakan?" Ujar Vinsen.

"Nah itu yang menjadi masalah disini. Pasti kalian memiliki banyak sekali pertanyaan yang berada di kepala kalian, namun kalian hanya boleh menanyakan 3 saja." Kata Adam menjelaskan.

"Kalau begitu, kami harus bertanya apa?" Ucap Miranda.

"Tanyakan saja 'bagaimana kami bisa mengalahkan dia?' Mudah saja, tidak usah berpikiran sampai jauh-jauh." Adam menyarankan.

"Maksudku apa mereka tahu cara mengalahkan dia?" Tanya Lea penasaran.

"Mereka itu orang-orang yang kuat. Sebenarnya para penjaga itu, bisa mengalahkan dia." Tukas Adam.

"Lalu kenapa tidak dari dulu mereka melawan dia?" Ucap Vinsen.

"Kalau mereka membunuh satu orang saja, para penjaga itu akan langsung mati saat itu juga." Timpal Adam.

"Kalian tidak penasaran?" Tanya Miranda yang langsung membuat mereka semua terfokus padanya.

"Maksudmu?" Tukas Vinsen.

"Kalian tidak ingin tahu kalau Lea dan Leo memiliki hubungan darah atau semacamnya?" Dan ucapan Miranda barusan langsung membuat Adam tersenyum misterius yang tidak bisa diartikan.

Rabu 4 Januari 2017
#49 in fantasy

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro