XX : Bayangan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sinar dari pedang Celestial, sangat menyilaukan mata. Leo dkk dapat memprediksi seberapa kuat pedang itu, hanya dengan melihat dan merasakan aura yang dikeluarkan pedang Celestial.

"Celestial, kau berniat membunuh kami?" Tanya Miranda waspada.

"Tidak. Aku berniat membunuhnya," kata Celestial sambil menunjuk Lea yang sedang menyeringai.

"Lewati mayatku dulu! Aku tidak peduli walaupun kau penjaga!" Bentak Leo.

"Leo menyingkir, kali ini aku setuju dengannya." Tukas Adam sambil menunjuk Celestial.

Andrew yang pertama kali menyadarinya, hanya menaikkan sebelah alis.

'Ada sesuatu yang aneh disini. Adam seperti telah memikirkan dengan baik, akibat dari tindakan Celestial." Pikir Andrew.

"Aku tidak akan menyingkir," kata Leo penuh penekanan.

"Yah, kau tidak memberiku pilihan." Ucap Celestial menyeringai.

'Angel sleep song.'

"Mimpi yang indah untuk kalian berempat." Tukas Celestial.

"Sial." Umpat Leo kemudian jatuh tertidur sama seperti Vinsen, Andrew, dan Miranda.

"Jahat sekali." Cibir Lea.

"Setidaknya, tidak sejahat yang akan kulakukan padamu."

Tiba-tiba, Celestial sudah berada di belakang Lea. Dengan berteleport, Lea dapat menghindari sinar dari pedang Celestial.

Walaupun sempat menghindar, Celestial mampu memberi luka yang cukup dalam di bahu kanan Lea.

"Celes, kau berlebihan. Kau hanya perlu membasmi bayangan itu." Ucap Rafael memperingatkan, sebelum Celestial membunuh Lea.

"Hah? Aku juga harus sedikit bersenang-senang. Tenang saja, sihir healing milikku sangat kuat." Tukas Celestial.

'Cursed arrow.'

Woosh

Panah hitam berkecepatan tinggi menuju arah Celestial, sosok itu hanya memasang tampang meremehkan.

"Hoo, kau pikir kau yang lebih kuat dariku?" Gumam Celestial pelan, kemudian memasang angel protection.

'Rain of heaven fire.'

Hujan api surga, merupakan sihir yang sering digunakan Celestial. Sihir ini bisa membasmi setengah pasukan Cynric sekaligus.

'Blackhole.'

Lea memasang blackhole di udara, namun sihir yang dirapal oleh Celestial mampu menembus blackhole dan bahkan menghancurkannya.

'Summon healing angel.'

~~~~

"Bagaimana bisa ada bayangan di tubuh Lea, Adam?" Tanya Rafael pada Adam yang hanya memasang tampang seperti seseorang yang bosan.

"Saat di hutan, kami melawan salah satu anak buah Cynric. Harus kuakui dia sangat kuat, dia memakan kristal hitam dan itu membuat sihir-sihir hitamnya menjadi 2 kali lebih kuat daripada biasanya. Saat kami lengah, dia mengenai jantung Lea dengan salah satu sihir hitam." Jelas Adam panjang lebar, mungkin dia bosan menunggu Leo dkk sadar.

"Jadi, itu sebabnya Lea berubah seperti tadi?" Ucap Miranda yang hadir di pembicaraan mereka.

"Cepat sekali kau sadar?" Tukas Adam sedikit terkejut.

"Aku sudah pernah disihir dengan sihir yang tadi, jadi aku sedikit tahu bagaimana agar bisa cepat sadar," kata Miranda sambil menyengir.

"Hebat, aku juga bisa merasakan pergerakan sihirmu saat kalian masih tertidur." Puji Unknown.

"Tapi, kenapa Lea bisa sampai dikontrol oleh siapapun yang menyihirnya?" Tanya Miranda penasaran.

"Yang kita lawan di hutan troll tadi, sepertinya mereka mempunyai sihir pengendali yang sangat kuat. Buktinya, mereka mampu mengendalikan Lea dan Leo." Ucap Adam serius.

"Yang kutahu, Vinsen dan Leo telah mengalahkan salah satu dari mereka," kata Miranda.

"Lea memang White Queen, yang kita tunggu ya?" Tanya Miranda lagi.

"Ya, memang pada awalnya aku juga tidak percaya. White Queen sebelumnya pernah bilang padaku, kalau seseorang di bumi merupakan penerusnya. Dia hanya memberitahuku kalau namanya Lea. Tidak mudah menemukannya, karena aku harus mencari satu per satu." Ucap Adam sedikit menggerutu.

"Kemudian aku berhasil menemukannya, dan keadaannya sangat disayangkan. Sekujur tubuhnya penuh dengan luka, andai saja kalian melihatnya. Tetapi, dia tidak pernah membalas perbuatan-perbuatan mereka yang melakukannya." Sambung Adam lagi.

"Itu menjelaskan kenapa dia agak pendiam," kata Miranda sambil mengingat pertama kali bertemu dengan Lea.

"Dia juga seringkali kelewatan baik." Tukas Adam.

~~~~

Canggung.

Kalau mereka semua sedang berbincang ria, tidak untuk Lea dan Leo. Yap, mereka sedang makan di salah satu aula.

Masih ingat? North Locrin memiliki banyak bangunan kosong yang tidak digunakan. Adam menyarankan untuk menghabiskan satu malam di tempat ini.

"Lea, kau tidak makan?" Tanya Vinsen melihat makanan di atas piring Lea yang tidak tersentuh walau hanya sedikit.

Sama seperti Lea, Leo juga tidak berniat memakan makanannya. Dia hanya meminum air yang disediakan, selebihnya dia tidak tertarik untuk hal-hal lainnya.

"Aku tidak lapar." Jawab Lea pelan.

"Ayo makan sedikit saja, terakhir kau makan di desa troll kan?" Bujuk Vinsen.

"Sayangnya aku benar-benar tidak bernafsu untuk makan," kata Lea.

Vinsen terdiam. Kakak adik sama saja, keduanya keras kepala.

"Kalau kau sakit, aku tidak tanggung jawab." Gerutu Vinsen.

Lea terkekeh pelan mendengarnya. Lea juga terkejut, karena Leo sudah pergi tanpa mengucap sepatah kata.

'Mungkin dia memakai sihir teleport.' Batin Lea.

Sebelum berteleport dengan kalung pemberian Hazel, Lea harus memastikan agar yang lainnya terlalu sibuk berbincang, sehingga tidak ada yang memperhatikannya.

Namun dia salah, karena Adam sedari tadi memperhatikan gerak-geriknya. Adam hanya memasang senyum tipis yang tidak diketahui oleh siapapun.

~~~~

Bulan dan bintang telah menampakkan sinarnya, mungkin kalau memakai sihir starfall akan lebih indah lagi.

Leo sedang tidur di rumput sambil memandangi bintang-bintang di langit. Lea memperhatikan Leo dari jarak yang cukup dekat, tetapi untungnya Leo belum menyadari kehadirannya.

"Sedang apa kau?" Tanya Leo to the point.

"Oh kukira kau tidak menyadari kehadiranku." Ucap Lea kemudian duduk di rerumputan, di sebelah Leo.

"Aku sudah menyadarinya."

"Lalu bagaimana? Kita akan tetap canggung seperti ini?" Tanya Lea tanpa menatap Leo.

"Aku hanya belum bisa menerima kenyataan. Tapi, di saat yang sama aku sangat senang." Tukas Leo pelan.

"Senang?"

"Aku senang bisa bertemu lagi denganmu, kukira aku sudah tidak memiliki keluarga lagi." Ucap Leo.

"Keluargamu akan selalu berada di sini," kata Lea kemudian menunjuk hati Leo.

"Kau..., terlalu mirip dengan ibu." Tukas Leo sambil tersenyum tipis.

"Ada juga yang ingin kutanyakan. Mengapa aku tidak bisa mengingat mereka? Maksudku wajah orang tua kita?"

~~~~

Yohoo...
905 kata, tidak termasuk A/N ini -_-
Mau publish kemarin tapi baru 700 kata ke atas.

Tugas masih banyak reader's, dan selamat menunggu update selanjutnya di akhir pekan~

Senin 23 Januari 2017

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro