Tersenyumlah, Area!

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

By: nnrlxs

===========


DANAU merah di samping gardu listrik kota Hakam terasa lenggang, hanya terdengar suara hewan-hewan kecil saling bersahutan. Pohon-pohon besar nan lebat berdiri kokoh di antara pagar-pagar besi, menambah kesan rindang danau ini.

"Selamat ulang tahun, Area."

Area, gadis sembilan belas tahun yang hari ini berulang tahun itu menjawab, "Aku tidak peduli dengan omong kosong bernama ulang tahun."

Sedangkan Refo, laki-laki dua puluh satu tahun yang tadi mengucapkan selamat ulang tahun kepada Area, kini menarik napas panjang seraya membawa kue ulang tahun di tangannya. "Ayo tiup lilin ini, setelah itu kita akan pulang."

"Aku tidak mau. Biarkan aku di sini, kau pulang saja sendiri." Area menatap tajam Refo yang terdiam.

Refo tersenyum maklum sambil meletakkan kue ulang tahun milik Area di kursi taman danau merah. "Hari ini adalah tujuh Juli. Itu artinya, ini harimu, hari di mana kau terlahir di dunia ini. Hari yang seharusnya membuatmu sadar  bahwa usiamu semakin bertambah, juga hari di mana masa hidupmu semakin pendek, Rea."

Suasana terasa lenggang sejenak, keduanya diam tanpa berminat mengeluarkan suara. Hanya suara pepohonan yang menyentuh satu sama lain terdengar menenangkan. Area menjalankan kursi rodanya mendekati Refo, melihat wajah laki-laki itu dengan sorot ingin tau.

"Hari ini, usiaku sembilan belas tahun, Ref," ujar Area perlahan--lebih tepatnya berbisik pada Refo.

Refo memalingkan wajahnya menatap Area, lalu tersenyum kecil. "Kau sudah mulai dewasa. Harusnya kau mulai bangkit dari keterpurukanmu, Re. Jangan terus seperti ini hanya karena kedua kakimu sudah tak berfungsi."

Kota Hakam, kota rindang yang dipenuhi pepohonan besar dan lebat selalu saja membuat suasana sejuk. Ditambah lagi, teknologi canggih kota ini tidak menimbulkan polusi udara berlebihan. Alhasil, kota ini tetap terjaga kerindangan serta udara bersihnya. Pemerintah kota ini pun sangat adil, petinggi-petinggi tidak haus akan uang rakyat yang melimpah, sehingga kota ini menjadi makmur dan tentram.

Begitu juga Area dan Refo, mereka  penduduk Kota Hakam sejak mereka kecil. Sudah bertahun-tahun lamanya mereka menjadi sepasang sahabat saling melengkapi, tak pernah melupakan satu sama lain.

"Re?"

Area menoleh, menatap Refo yang juga menatapnya. "Apalagi? Kau mau menceramahiku?"

Sepersekian detik setelahnya, Refo mengangguk. "Saat kau bangkit dari keterpurukanmu, semua beban dalam dirimu akan menghilang, Rea. Dan untuk kesekian kalinya, aku menginginkan semyummu. Kau terlihat begitu asing tanpa senyum."

"Tidak. Tak ada sebab yang membuatku ingin tersenyum lagi. Semuanya lesap termakan waktu." Perkataan tajam Area justru membuat Refo tersenyum.

"Jadi, aku bukan salah satu sebab untuk membuatmu tersenyum?"

Area menggendikkan bahu, melihat lurus-lurus kedua bola mata Refo. "Sembilan belas tahun, Ref."

"Kau belum meniup lilin," Refo berujar seraya mengambil kembali kue yang sempat ia taruh di kursi. Dengan gerakan lambat, Refo menyodorkan kue ulang tahun kepada Rea. "Kue kesembilan belas dari Refo untuk Area."

Napas Area tertahan, ia melirik kedua kakinya yang tidak berfungsi. Lalu, matanya kembali menatap Refo yang tengah memegangi kue ulang tahun untuknya. "Terimakasih, Refo," ucapnya tulus seraya tersenyum.

Dan untuk pertama kalinya setelah kedua kaki Area tidak berfungsi, gadis itu tersenyum, tepat di ulang tahunnya yang kesembilan belas.

=END=

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro