22. Manipulation

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Tidak seperti di toko pakaian yang membuat aku harus terjebak dalam terowongan bau, tempat tujuanku sangat mudah ditemukan. Aku menemukan seseorang duduk santai di depan pintu toko obat. Pakaiannya cukup nyentrik di tengah gelapnya malam. Serba putih membungkus tubuh dan sepatu pantofel berhak tinggi. Tidak lupa rambutnya berjambul yang tinggi dan mengkilat diberi minyak.

Aku tidak perlu mengecat siapa dirinya melihat warna kulitnya yang serupa denganku. Bisa-bisanya dia tampak santai di tengah keramaian lingkungan di saat ada pemburu vampir berkeliaran. Barangkali para pemburu itu tidak mengenal Kim Taehyung.

Tanpa merasa segan, aku duduk tidak acuh di sampingnya. Taehyung sama tidak acuhnya seolah tidak kenal denganku. Akan tetapi, helaan napas sangat berat untuk didengarkan.

"Tidak banyak makanan enak di sini," ucapku seraya mengedarkan pandangan.

"Di zaman serba sulit begini, apa pantas makan makanan enak. Makan saja nurungji." Dia menjawab santai. Tidak lupa mengelus puncak jambulnya agar tidak jatuh lemas.

"Nurungji terlalu mewah. Beras terlalu mahal. Sama dengan minuman merah yang hangat. Langka dan mahal. Apakah kita tidak bisa membeli dengan mudah?" Aku tidak perlu menutupi diri akan maksud yang tersurat itu.

"Sudah kubilang, tidak banyak makanan enak di sini." Taehyung mengulang pernyataan.

"Wae?"

Walau aku sudah mendengar dari Sunghoon atas faktor yang menghambat penimbunan darah, harapanku tidak boleh padam.

"Mereka itu selain gila uang, juga terlalu banyak mukanya. Tidak ada yang tidak percaya untuk menyimpan rahasia. Pada mengambil resiko yang tinggi tentang tempat tinggal kita, lebih baik menahan lapar atau pindah ke tempat lain."

Taehyung menganggukkan kepala secara berirama. Bibirnya mengerucut penuh perhitungan. Otaknya yang sok filsuf tidak sebanding dengan gaya pakaiannya yang terlalu mencolok perhatian.

"Mustahil kita pindah."

Aku tersenyum penuh ejekan. Ketua Park tidak akan sepengecut itu dalam menghadapi pertarungan dengan para pemburu dari gereja Sowon. Aku percaya diri bahwa Ketua Park bisa menang. Dia telah totalitas dalam membeli tanah untuk dilakukan dalam jangka panjang.

"Ada cara termudah." Sebuah gagasan gila menari di dalam mataku yang meredup. Aku tahu ini gagasan paling gila sekaligus kejam. Namun tidak ada solusi untuk menahan mulut yang mencuat kemana-mana.

"Tangkap mereka, bawa ke dalam penjaraku jangan ambil darahnya. Kalau mereka bilang sembarangan lagi setelah memiliki perjanjian tidak akan bicara tentang kita ataupun melakukan jual beli secara, mereka harus dihukum. Memangnya, surat kontrak mereka bisa diremehkan karena tidak tembus ke pengadilan negara, ya? Aku lebih suka mereka bertahun-tahun lamanya sebagai konsekuensi membongkar identitas, tempat tinggal, ataupun masih hidup di dunia modern."

"Ide yang brilian." Taehyung bertepuk tangan penuh kepuasan. "Kenapa kau baru menunjukkan taringmu sekarang, Jang Wooyoung! Ya, kelak, kau bisa menjadi pemimpin yang hebat. Tapi, jangan sekarang. Karena Ketua Park lebih hebat dibandingkan dirimu. Jadi kupinjam idemu ya. Akan kusampaikan pada Ketua di rapat dewan."

"Ambil saja." Lagi-lagi aku tersenyum sinis. Inilah tujuanku untuk bicara dengan salah satu anggota dewan yang paling mudah didekati dan dipengaruhi. Selama gagasan itu sesuai dengan keyakinan Taehyung, vampir tua itu bakalan membelaku habis-habisan.

"Itu alternatif paling mudah karena harga beli darah semakin mahal. Manusia bisa sangat licik dengan menaikkan harganya semau mereka agar bisa mengeruk kekayaan sebanyak-banyaknya. Tapi aturan sialan ini," Taehyung menggeram kesal saat menjeda ucapannya, "tidak bisa membunuh manusia itu sangat menyiksa. Aku ingin menyentil ginjalnya, merobek mulutnya dan mencabik jantungnya karena mereka semakin melunjak. Ck. Tidak tahu diri! Kau hebat anak muda."

"Mereka tidak akan dibunuh tentunya di dalam penjara. Selain sebagai tempat pelatihan vampir baru, aku mau tempatku menjadi bank darah. Semuanya ada di dalam wewenangku."

"Hei, kau sangat ambisius. Itu langkah yang berani dan sangat mencemaskan. Orang-orang bisa berpikir kau melakukan kudeta dengan mengumpulkan pengaruh sebanyak-banyaknya."

Aku menggelengkan kepala. Jari telunjukku memainkan ujung rambut.

"Kau benar, Tuan Taehyung. Aku ambisius, tetapi tujuanku adalah untuk klan. Aku tidak akan berpaling karena siapa penciptaku. Tidak mungkin, kan, kalau aku lupa akan garis kelahiranku sebagai makhluk tercantik ini."

"Ya, ya, ya, ya." Taehyung mendengarkan kalimat terakhirku. Ketua Park akan kena imbas bila aku bermasalah. Seharusnya aku mengajukan gagasan ini kepada ketua klan. Akan tetapi, Aku lebih suka menancapkan kuku di balik bayang-bayang.

Aku sangat ingin melawan Park Sunghoon yang terus meremehkan aku.

"Kapan pertemuan dewan dilaksanakan?"

Aku mengikuti gerakan bola mata Taehyung yang menengadah ke langit. Bulan masih berbentuk sabit. Tidak ada awan yang menghalangi pemandangan indah langit itu. Cantik, tetapi sendirian.

"Before the dawn."

Taehyung bersenandung pelan.

"Larut sekali," aku berkomentar.

"Waktu yang terbaik, Nona Jang. Itu masa paling sepi saat semua makhluk dalam masa puncak tidurnya. Keheningan yang sangat sempurna untuk melakukan pertemuan penting. Omong-omong, apa kau mau menghadiri pertemuan itu?"

"Tidak, aku tidak akan datang." Aku menjawab segera.

"Baguslah. Kau memang tidak diundang dan tidak diinginkan untuk datang. Ini hanya eksklusif 7 orang penting."

Aku tidak tersinggung mendengar ucapannya yang menyinggung. Taehyung memang suka bicara dengan penuh sindiran. Akan tetapi, aku menyukainya karena dia bereaksi hangat. Namun, raut wajahnya kali ini sangat serius.

"Aspirasimu akan kusampaikan ke tengah pertemuan, karena ini memang penting. Kita benar-benar membutuhkan darah. Kondisi saat ini sangat serius-seriusnya, Nona Jang. Kau juga, kenapa datang ke sini sendirian, huh?"

Aku tertawa kecil karena Taehyung baru menyadari kedatanganku yang sendirian. Aku teringat akan Byeomgyu. Kuharap dia baik-baik saja menghadapi dua pemburu tanpa ketahuan jati dirinya.

"Bukankah kau yang mencari masalah, Tuan Kim? Betapa mudahnya kau duduk dengan santai di tepi jalan ingin ditemukan mereka? Kau harus sembunyi agar tidak kena masalah."

"Kau lupa aku bisa memanipulasi banyak kartu identitas? Penyamaran yang kulakukan ada banyak. Untuk apa sembunyi kalau punya kesempatan untuk bersenang-senang dengan manusia, Nona? Aigoo, kukira kau pemberani. Ternyata masih pengecut juga. Ayolah. Jangan menjadi tikus kecil tidak berdaya. Kau harus menikmati langit, angin, bebatuan, bahkan rumput yang bergoyang. Kita tinggal di dunia yang indah, kenapa juga harus tenggelam di dalam gua gelap, huh?"

"Kau benar. Andai saja kita tidak harus terjebak. Masalahnya, kita punya banyak pekerjaan. Kunjungi aku setelah pertemuan itu selesai. Kita bisa merencanakan masalah ini untuk menabung darah sebanyak mungkin."

Aku meregangkan badan dan saat itu pula ekor mataku menangkap sosok yang kukenal. Untungnya Byeomgyu muncul dalam kondisi utuh tanpa terluka atau pun napasnya tersenggol-senggol kala melarikan diri. Tampaknya tidak ada pertempuran yang tidak berarti. Byeomgyu bisa menyelesaikan masalah secara diplomatis.

Dia bisa begini karena terlalu sering berkeliaran di luar.

Ucapan Taehyung akhirnya meninju pikiranku. Dia benar. Dunia terlalu indah untuk ditinggalkan saat aku merosot ke dalam terowongan.

Aku harus berkelana setelah semua masalah ini selesai. Aku harap bisa begitu karena kesempatan kedua ini adalah tempat aku bisa bahagia.

30 Juni 2023
After rain, 20.10 WIB

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro