Ʀ/26

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hayi bukannya nggak melihat postingan Hanbin. Malah sekarang dirinya galau mau menyukai foto Mac dan iPhone miliknya yang dipotret oleh Hanbin atau cuman diabaikannya. Hayi yakin kalau Hanbin memotretnya saat ia dan abangnya ke toilet.

"Liburan mau kemana, Hay?" Bobby meletakkan tas punggungnya di samping sound.

Mereka di studio sekarang. Ada beberapa kakak tingkat yang pemanasan dengan personil mereka, ada yang tidur, ada juga yang sibuk menulis lirik. UKM akan semakin ramai setelah musim ujian selesai, seperti sekarang ini.

Karena UKM musik juga nggak pernah sepi penghuni.

Tapi entah nggak paham kenapa, hatinya Hayi merasa nggak kayak biasanya. Kalau studio sedang ramai, ia pasti ikut nimbrung meramaikan. Ini enggak, buat nyapa teman satu UKM aja agak malas.

"Entah mau liburan ke mana," jawab Hayi pada Bobby yang kini duduk sila di sebelahnya.

"Mau jalan sama gue nggak? Sama Jisoo juga tapi."

"Ogah! Lo mah sama aja kayak abang gue ngejadiin gue obat nyamuk melulu."

"Abis lo galau gini kan gue juga galau," Bobby menunjukkan keseriusannya. "Padahal kemarin lo nggak gini-gini amat. Cerita sama gue, kali aja gue bisa bantu apa gitu."

"Err," Hayi melihat sekelilingnya yang semakin ramai karena anak-anak UKM mulai datang. "Kita ngobrol di luar ae gimana? Kalo kedengeran anak-anak sungkan."

Mereka keluar ke depan studio. Sambil menceritakan kisahnya, Hayi sesekali menarik napas dengan perasaan berat. Bobby di depannya mendengarkan dengan seksama. Sepanjang percakapan tunggal itu, Bobby hanya menganggukkan kelapa memahami cerita Hayi.

"Kalau gue ya, Hay, gue pasti milih orang yang bikin gue nyaman. Terlepas mereka itu mantan atau mantan gebetan lo, tapi kalo mereka nggak nge-treat lo dengan baik ya buat apa? Karena bagaimana pun keadaannya pasti lo bakalan memperjuangkan seseorang yang lo mau dan harapkan, kan? Sekarang gue tanya, di antara mereka berdua, udah ada belom yang bener-bener bikin lo nyaman sampe lo lupa segala masalah lo? Ada nggak yang bikin lo berharap besar ke dia? Tau nggak alasan kenapa lo milih dia dulu? Hati lo lebih memilih yang mana dan lebih butuh ke siapa?"

Hayi diam, menerawang keraguannya. Tapi paling tidak, ada satu nama yang tertulis samar di dalam pikirannya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro