[3]°dark side.

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

[Nagisa PoV] Play!

"Ara-Ara Nagisa-Chan~ kamu serius tidak mau pakai kamar mandiku?" Karma memiringkan kepalanya.

Wajahku panas. Bibirku gemetar. Badanku rasanya mengerut. Pipiku memerah.

Seumur  hidup aku tidak pernah merasakan hal ini. Menginap bersama  sesama Lelaki. Atau— kekasih lelakiku. Tapi aku juga lelaki!

Aadsjshjnsqojaajjahababwb. Aku ingin berteriak. Antara senang dan takut.

Senang karena bersama—karma-kun. Dan takut akan kenyataan aku tidak straigh lagi.

Aaaaaaajsjsjajsmnnsnsnsna aaaaaaaaaaaaaaaaa.

"Ti-tidak Karma-kun! A-aku tidak suka mandi!" bego bego bego Nagisa!!! Mana ada orang gasuka mandi!! Dasar otak udang!

"Ne, Nagisa-Chan~ sepertinya ada orang berbaju hitam akan menculik kita"

"Karma-kun. Seperti biasa indra-mu sangat tajam~" suara asing terdengar.

Aku berbalik. Seseorang muncul. Sepertinya aku mengenalnya, tapi..  Tidak..  Sepertinya tidak..  Tapi iya..

"Ara Chiba~ seperti biasa. Mencari mangsa? Tapi kamu tidak akan bisa~ kurasa?" Karma mengeluarkan pistolnya.

"Nee, dulu memang tidak. Tapi sekarang iya"

Slash~

Dengan satu gerakan cepat Chiba menangkap leherku. Sepertinya aku hanya dijadikan umpan.

Bagaimana—

Buaghth~

"Oho—k. Ka-Karma-kun" aku. Ambruk.
"NAGISA-CHAN!!"

Chiba mengayunkan pukulan keras tepat di belakang kepalaku. Lonjakan keras membuat aku pusing dan ambruk.

Pusing..  Sesak..  Itu yang kurasakan.

DOR.

Bruk.

Sepertinya aku tahu siapa itu. Itu..  Karma-Kun!

"Nee maafkan aku. Ini tugasku~"


Beautifull like a moon. But ugly like a demon. What's that? Yes! That's my life.
...

Sesak .. Pusing..  Mual.. Semua itu kurasakan. Sakit? Jelas. Tersiksa? Jelas. Ingin mati? Jelas.

Tidak.

Kematian hanya memberi kesan busuk. Nyatanya aku masih hidup.

Aku ada di ruangan serba putih. Lalu, aku melihat tubuh lain.

Dan..

"KARMA KUN!!"

"Nee, Nagisa—*ohok*—Chan. Ohayou~ sepertinya kita tak perlu sekolah hari ini" Karma terus menyentuh perut bawah bagian kiri-nya yang di perban asal - asalan. Sepertinya itu bekas tembakan yang aku dengar kemarin.

"Karma-kun! Bagaimana sekarang?" aku meneteskan air mata. Bukan karena aku cengeng—tpi karena aku khawatir pada Karma-kun.

"Nee, kita dijadikan bahan percobaan~" ia terlihat santai saat mengatakan itu.

Aku benci.

Karma Pov [Play]

Aku melihat sekeliling, sudah pasti aku dibawa ke dalam lab. Tapi ruangan tampak sepi dan bersih, fasilitas-nya pun sangat bagus. Tidak mungkin kita "Babi percobaan" diperlakukan seperti ini.

Dan jika ingin, Chiba bisa saja menembakku di bagian kaki atau leher agar aku lemas berbaring seharian. Tapi, dia memilih menembakku di perut kiri bagian bawah.

Sudah pasti, ada yang janggal disini.

Disekitar sini-pun ada jendela, bahkan Ac. Biasanya agar bisa bernafas hanya diberikan Ac saja, tidak perlu jendela.

Jika keadaannya seperti ini, mereka seperti yakin kami tidak akan pernah kabur.

Dan juga, lukaku sekarang tidak terlalu sakit. Seakan memang sengaja diobati sebisa mungkin. Jika kami diculik, tapi diberi fasilitas seenak ini..  Sudah pasti ada tujuan lain.

Aku bangun dari tempat tidur itu.


Mo ngiler? Eitsss mana bisaaaa ketutup perbannnnnnn nyehehhehe.
Maafkeun editana jele, karena buru - buru + males wqwqwq.
Dahlah asw lupa nyamain kontras.

Sfx : Plakk.

"Karma-kun baka! Aku sudah ngoceh seharian dan kau malah bengong?!"

Aku tertawa dia memang menggemaskan.

Makanya aku memilihnya.

"Ore—Karma-kun!" Nagisa mulai memalingkan wajahnya, khas cewek ngambek.

Kemudian aku sampai lupa bahwa dia adalah seorang lelaki.

"Na-gi-sa-chan~ maafkan aku~"

"Hmph! Karma-kun baka! Kamu selalu seperti ini!"

Apa aku harus menggunakan jurus terakhir?

"Nagisa-chan~ apakah kamu masih akan marah padaku setelah ini?" aku turun dari tempat tidur berdiri tepat di belakangnya. Lalu mengurai rambutnya dan memainkan rambutnya menggunakan jariku.

"Ka-Karma-kun bisa menyingkir? A-aku..."

"Nagisa-Chan~ bisa berbalik sebentar? ~"
Aku memutar tubuhnya, dengan cepat aku menempelkan Bibirku pada bibirnya.

"Uhm—mmph—karmmhmm—"

Kugigit bibir atasnya sedikit.

"Arrhmp—"

Kumasukan lidahku, memainkan lidahnya. Semakin dalam.
"Karmhpm—"

Lama - lama sepertinya Pegangan Nagisa makin kuat.

Kamu menantangku? Nagisa memang nakal~

Aku mendorongnya kebawah, tidak sebenarnya ada kasur tempat Nagisa sih.

Sebenarnya ini menyenangkan, tapi lama - lama pegangan Nagisa makin lemah

Aku rasa dia kekurangan nafas?
Baiklah - baiklah ~
Aku juga.

Kulepaskan bibirku, meninggalkan benang saliva yang menjadi bukti bibir kami pernah bersentuhan.

"Karmha.. Khun.. " dia terengah sambil memegang dadanya.

Aku terduduk dan ikut terengah.
"Bibirmu Manis, Nagisa-Chan~"

Kulihat, ia mulai salah tingkah.
Apa aku keterlaluan?

Ara~

"Dilarang berciuman di lab ku~" suara itu terdengar dari seluruh ruangan, dan aku kenal pasti pemilik suara itu.

"Sudah lama ya~ Karma-!" Suara itu menekan kata dimana bagian nama karma Disebut.

"Nee, sudah lama yah..  Kita tak bertemu, Kar—"

"Manami Okuda"
.
.
.
.
Tbc.

Ayo hujad Han, kenapa Han bkin manami Okuda jdi Penjahat wkwk...

Siapa Han?

Dhlh yang bkin 2 orng yg kesebut 1 Orng. Wkwk
//plak

Akun ini msi dipegang sm Pixiv ama Damien kok, cmn Damien emg gsuka betele tele makanya cmn Pxv yang bnyk bacot ykn.g

Oklah skian kawan

Jngn lupa Vote comment follow share Owo.



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro