Bagian 4. Pengontrak Jin

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Haudia POV

Kamar Mayat, Dimensi Roh. --. --













Api menari-nari hampir seperti mengelilingi tempat ini. Aku sangat yakin jika saat ini bisa dikatakan kami terjebak. Tapi apakah itu situasi terburuknya?

Jawabannya adalah tidak.

Deadly Worm

Ini adalah teknik mengutuk. Dengan memberikan energi negatif yang sangat kuat ke seseorang atau subjek, mempercepat pembusukan organ sehingga akan ada banyak ulat atau serangga yang lahir di tubuh mereka. Teknik ini juga dapat merubah ulat jadi berbagai macam serangga dalam waktu singkat andai energinya cukup.

"?? "

"..! "

Kedua orang asing yang menghalangi jalan berhasil menghindar. Sudah kuduga mereka bukan orang biasa itulah kenapa mereka bisa melihat kutukanku.

"Hei-hei, apa yang kau lakukan, bukan manusia? " tanya lelaki berambut merah dengan bola mata hitam gelap. Tentu aku tidak menjawabnya.

Aku benci semua orang, kecuali Ikh.

"Angga, kau tidak boleh bicara kasar kepada seorang gadis. Terlebih dia imut.. "

"Berisik, Sintia. Kau selalu saja merusak kesenanganku..! "

Lihat? Mereka pikir ini kesenangan. Nyawa seseorang dalam taruhannya, dan mereka nanti pasti akan menyesal jika nyawa mereka yang ditaruhkan. Itulah kenapa aku membunuh manusia. Aku benci mereka yang egois. Benci!

"Hei, gadis tembus pandang. Aku akan membawa Ikh bersamaku keluar dari sini.. " bisik hantu kuntilanak yang memperpanjang tubuhnya agar bisa sampai ke samping aku.

"Namaku adalah Haudia, hantu..! "

"Kau punya nama? Maaf aku melupakannya. Kalau begitu aku adalah Kunti, senang berkenalan denganmu.. "

"Dari awal aku tidak suka dia. Sekarang tambah aku tidak menyukainya. Haudia adalah nama yang Ikh berikan.. "

"Aahh! Sudahlah kalian berdua! Saat ini kita dalam masalah, dan Kunti, jika kau mau pergi bawa Huda juga..! " teriak marah Ikh.

Hihihi. Inilah Ikh, dia tidak membela salah satu kubu. Yang aku tahu dia malah memarahi kami.

"Ikh, pergilah bawah diriku yang lain dari sini. Biar aku yang mengurus mereka berdua.. "

"Sombong sekali.. " aku sedikit mendengar lelaki berambut merah itu berdecak, dan saat ini pun dia menyeringai ke arah kami.

"Ikh, tidak perlu khawatir. Aku lebih kuat dari hantu berpakaian serba putih ini.. " sambungku menyakinkan Ikh.

"Ayo kita pergi, Ikh. Biarkan dia mati sendirian. Sayang sekali aku tidak bisa melihat momen itu~~"

"Hantu sialan..! " batinku kesal.

"Haaa. Kau ini. Giliran mengejek lancar bicara, saat serius kau malas bersuara... " desah Ikh.

Ikh menghilang dari belakangku dengan cepat meninggalkan kami bertiga dalam sini.

"Dia pergi.. " kata perempuan bernama Sintia.

"Sintia, kau kejar mereka. Aku yang akan bertarung melawan makhluk satu ini.. "

"Semoga beruntung.." perempuan yang rambutnya diwarnai pirang itu melambaikan tangan kemudian keluar dari kamar mayat.

"Sekarang sisa kita berdua saja, makhluk astral..! "

"Kau membuatku marah. Dan aku punya nama, bedebah?! "

Deadly Worm

"Ck. Teknik itu lagi. Melihatnya saja sudah membuatku bosan! "

Burn!!?

"?? "

Energi negatif yang aku lempar seketika jadi api. Apa dia membakarnya?

"Teknik lemahmu sangat mudah untuk dirasakan. Aku cuma menyesuaikan energi yang lebih besar agar dapat menang kemudian aku masukkan elemenku ke dalam agar energi itu hancur.. "

"Kau lebih pintar dari yang aku kira. Apa seekor monyet mengajarkannya? "

"Kurang ajar..! "

Ia memusatkan energi ke depan menembakkan semburan api berskala 3 meter yang benar-benar merobohkan bangunan ini. Aku ciptakan dinding serangga yang melilit tubuhku sendiri, rasanya tak panas karena aku menggunakan kulit orang mati sebagai lapisan pelindung badan.

"Ikh pasti pusing jika ini ada di dunia nyata. Dan kau yang berencana membuat pusing Ikh tidak bisa aku maafkan! "

"Kau sepertinya sangat perhatian terhadap bocah lemah tadi itu. Sayangnya dia sudah memiliki pasangan, kurasa.?     !!!? "

DASH!!

Lelaki bernama Angga itu terdorong keluar kamar mayat setelah menerima seranganku...... Tap, tap, aku melangkah keluar sembari hati-hati jika aku menginjak yukata pemberian nenek yang kukenakan.

"Urgh. Apa tadi itu??" dia masih bangkit..itu bagus.

"Kau baru saja mengatakan sesuatu yang aku benci. Ikh itu kuat, dia lebih kuat darimu, bedebah?! Dan juga yang akan jadi pasangan Ikh adalah Aku.! "

Circle Deadworm

Lingkaran sihir besar tercipta tepat dibawah kaki Angga dan seketika muncul puluhan kelabang atau kaki seribu yang menenggelamkannya.

"Aku sangat benci kepada orang yang menghina orang yang aku sayang..! "













Author POV

Rumah Sakit. 21.01













Ikh menutup pintu tempat kamar Huda diistirahatkan, dibelakang Ikh ada Kunti yang muncul tiba-tiba tapi tidak menyadarinya.

"Sampai kapan kau mau tidur, Huda? Apa yang terjadi padamu?? "

"Mungkin Huda stres kebanyakan bucin, Ikh.. "

"Aahh!? Sejak kapan?" kaget Ikh. "Aku dari tadi ada di sisimu, " jawab Kunti dengan nada malas.

"Kau bohong. Kau pasti muncul tiba-tiba seperti biasa.. "

"Kenapa kau selalu menuduhku, Ikh? Yang namanya hantu ya munculnya gak pernah bilang.. "

"K-kau ada benar juga. Pokoknya hentikan cara itu. Jantungku tak kuat.. "

"Itu mustahil. Muncul tiba-tiba adalah ciri khas kami. Jika kau masih mendebatkan hal itu kenapa tidak adukan ke kantor para hantu.."

"Heh? Memangnya ada ya? " tanya Ikh syok.

"Ada memangnya? " tanya Kunti balik. Seketika Ikh jadi facepalm. "Aku bodoh berdebat denganmu, " kata Ikh pelan.

"Ikh tidak bisa diharapkan, ya.. "

"Aku tak mau mendengar itu darimu!? "

"...... Ahaha. Lucu sekali. Seandainya manusia dan roh bisa hidup berdampingan seperti kalian berdua ini, dunia pasti akan lebih damai." Sintia keluar dari seberang pohon.

"Kau, bukannya.? "

Kunti segera siaga di dekat Ikh.

"Sayangnya kita tidak bisa.. " Sintia berhenti di depan mereka. "Aku akan senang jika kalian tidak ikut campur dengan tugasku ini. Bagaimana? "

"Huda'kan target kalian? Maka dari itu aku akan ikut campur.! "

"Sayang sekal--? "

Thurs!?

Tangan Sintia bergerak begitu cepatnya menangkap sebuah paku berkarat.

"Eeeh, jadi begini caramu menyerang. Aku masih penasaran darimana paku ini muncul.? " tatapnya ke Kunti.

"Kunti!? "

"Ikh, dia bukan orang yang bisa kau ajak bicara.. " beritahu Kunti.

"Dia benar~~! "

"..? "

Kunti terbang ke depan Ikh, kedua lengannya membuka menembakkan beberapa paku berkarat ke targetnya yaitu Sintia. Sedangkan perempuan berambut pirang pendek itu menghindarinya tanpa ada masalah.

"Aneh? Manusia biasa tidak akan bisa menghindari serangan Kunti. Apa dia menggunakan kekuatan roh sama sepertiku? "

"Ada jin bersamanya, Ikh.. "

"J-jin? "

"Aku tak yakin tapi aku bisa merasakan kehadiran kucing darinya.. "

"Yang benar macan..! "

Sintia tiba-tiba melesat maju melakukan tendangan ke wajah Ikh, sebelum kena Kunti melilitkan kain putih ke kaki itu lalu melempar Sintia ke seberang bangunan kamar pasien.

"Hoo. Cepat juga kau.. " senyum Sintia.

"K-Kunti.. "

"Ikh, masuk saja ke dalam. Aku yang akan melawannya.. "

"Tapi jangan dibunuh, ya..? "

"Dimakan boleh? "

"Itu lebih parah!? "

Sintia kembali melesat dan sampai ke hadapan Ikh. "Sudah selesai bicaranya? "

Kunti juga melesatkan kain putihnya menangkap Sintia, dan kali ini mencoba membantingnya. Tapi sebelum terbanting ke tanah, kukunya berubah jadi mirip hewan buas dan merobek kain Kunti.

"Perubahannya tidak normal.. " pikir Ikh.

"Sudah aku bilang, mirip kucing'kan.? "

"Ini macan.. " potong Sintia datar. Sintia maju merobek kain Kunti lagi dan lagi sampai dirinya ke tempat Ikh. Kunti memutar kain putih membuat pengalihan, saat Sintia mencakar ke depan tetapi Ikh sudah di pindahkan ke dekat Kunti.

"Ugh?! A-aku mencium bau darah.. " ringis Ikh saat dipeluk(?).

"Jangan jauh dariku.. " ingatkan Kunti. "Aku bahkan tak bisa bergerak, " facepalm Ikh.

Kunti terbang ke atas atap bersama Ikh, dikejar Sintia yang melompat-lompat seolah itu adalah hal yang mudah.

"Kunti, Huda masih ada di kamar!? " teriak Ikh panik.

"Tenangkan dirimu, Ikh. Targetnya saat ini adalah kita. Dia tidak akan mengincar Huda selama kita masih ada jadi dia akan 'membersihkan' kita terlebih dulu.. " jelaskan Kunti. "Ooh." Ikh terkagum.

"Begini-gini, aku lebih pintar darimu, Ikh.. "

"Woi!?"

"Ehehe. Mereka pasangan manusia dan roh yang cocok. Tapi aku berbeda..! "

Flash Steps

"....? D-dia melompat-lompat... Di udara?? " syok Ikh.

Sintia melakukan pergerakan zig-zag sambil menendang angin lebih tepatnya. Perempuan itu mendekati keduanya dan mencakar saat waktunya.

"Urgh!? "

"Ikh!? "

Ikh terkena cakaran kuku panjang Sintia. Cakar itu merobek kain yang melindungi Ikh dan melukai orangnya. Darah mengalir di sana.

"A-aku baik saj---? "

Bruk....?

"Ikh? "

"Dia cuma pingsan. Cakarku ini memiliki energi negatif yang kuat bagi manusia biasa mungkin mereka akan langsung pingsan. Jujur aku terkejut bocah itu bisa tak sadarkan diri semudah itu padahal dia melakukan kontrak dengan sebuah roh.."

"Itu bukan cakar biasa, bukan? "

"Kau benar. Hm, ternyata ada roh yang pintar juga. Sebenarnya aku melakukan kontrak dengan sesosok jin yang berubah jadi siluman macan---"

"---kucing." potong Kunti.

"..... Kau tahu? Aku mulai tak menyukaimu."

"Kebetulan sekali. Aku jadi sangat marah kepadamu?! "

"Kekuatan yang besar. Tapi itu belum cukup untuk mengalahkan kami bertiga, termasuk aku langsung pun.. "







































Sementara itu kumpulan kelabang yang menelan Angga terbakar oleh api yang sangat panas, panasnya sampai ke tempat Haudia sehingga gadis itu sedikit mengeluarkan keringat.

"Kekuatan jin? Aku tak ingat kekuatan mereka sekuat ini.." pikir Haudia.

"Hahaha! Kau benar, ini adalah kekuatan jin yang membuat perjanjian kontrak denganku bukan sembarang jin biasa. Ini adalah Jin Api! "

"Cuma ditambah kata 'api'... "

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro