Chapter 26 : Zeon Pedang Pelenyap

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

[ Author POV ]

Cicie berkeliling markas Skeleton dengan perasaan cemas dicampur takut. Cicie mengigit kuku jari miliknya semua sampai terpotong rapi.

"Aku tidak percaya Master akan mengirim Sasa ke sana..." gumam Cicie.

Cicie berhenti disalah satu teras. "Aku harap Sasa dapat melakukan tugasnya..."

.T.H.U.N.D.E.R.

Di kamar Iksan... Yuliana mendengus setelah Iksan mengucapkan kalimat Maukah kau menjadi pelayanku, Yuliana?

Yuliana tersenyum miring. "Memang itu misiku!" ucap Yuliana.

"Sudah aku duga kau akan mengejekku dengan senyuman itu..." tuduh Iksan dengan rona merah.

"Tuan, maksudnya apa semua ini? Bukankah aku pelayanmu? Apa kau tidak puas?"

Aura mengancam yang keluar dari Sonia sontak membuat Iksan merinding.

"B - Bukan seperti itu, Sonia. Yuliana menjadi pelayanku untuk sementara waktu saja dan juga aku memiliki posisi baru untukmu..." balas Iksan gelagapan.

"Posisi baru??" Sonia mengerutkan kening dahinya.

"Untuk sementara waktu ini kau tidak perlu melayaniku. Tugas barumu adalah menjagaku, semacam penjaga gitu..." cetus Iksan.

Sonia diam.

"Apa aku melakukan kesalahan??" batin Iksan takut.

Sonia menghela nafas pasrah. "Baiklah..." katanya pelan.

Iksan terpaku melihat senyuman Sonia yang sangat tipis.

"Sonia, kau---"

Dhuar!!

Suara ledakan memotong keras kata - kata Iksan.

Dinding kamar yang ada dibelakang Iksan hancur dan memperlihatkan seorang ninja dengan pakaian hitam. Reaksi Iksan baru saja muncul. Iksan menggulingkan badannya ke depan, akibatnya pundak kirinya terluka akibat katana yang terayun.

"Akh?!" ternyata katana itu mempunyai racun di bagian matanya.

Di pundak kiri Iksan ada cairan merah yang bercampur dengan cairan hitam.

"Tuan!" panggil Sonia.

Sonia berada di dekat pintu sambil melindungi Miko. Ninja itu kembali ingin kembali menyerang tapi Yuliana menyela di depannya. Yuliana mengangkat kaki kanannya tinggi, memutar 90' dan menendang leher ninja itu. Pada saat bersamaan para penjaga datang.

"Berpencarlah. Kita di serang!" seru Yuliana bak pemimpin.

""Baik""

Para penjaga itu berlarian di sepenjuru lorong kantor, mencari penyusup.

"Tuan!"

"Onii-chan!"

Miko dan Sonia langsung menghampiri Iksan yang tengah menahan kesakitan.

"Jangan mendekat, nanti kalian terkena racun juga..." titah Iksan sengaja membentak.

Yuliana mendekat dan mengangkat telapaknya ke luka Iksan, cahaya hijau yang hangat keluar dari telapak Yuliana.

"Diamlah. Aku akan menghilangkan racun yang masuk!" perintah(?) Yuliana.

Iksan menggeram dan menggenggam erat tangannya kesal.

Diluar kantor, tepatnya disebuah hutan bagian selatan kantor Walikota Band. Terdengar suara dentingan pedang yang saling beradu ditengah gelapnya malam.

Disana ada seorang perempuan berjubah yang tengah melawan beberapa penjaga dengan pedang merah menyalanya. Dia mengalahkan mereka semua dengan mudahnya.

Fireball

Bola api tertembak ke tempat perempuan itu tiba - tiba.

Wanita itu melompat mendekat ke pohon, membiarkan bola api hanya lewat saja.

"Kena kau!" teriak Jora yang melompat dari atas pohon.

Flames Weapon : Dragon Gauntlet

Sepasang sarung tangan oranye berkulit(sisik) naga keras dengan bagian ujungjya mempunyai dua tanduk yang tajam.

Fire Punch

Daaar....

Perempuan itu menahan tinju berapi Jora dan terpukul mundur sampai menghantam pohon.

Pada saat dia ingin pergi, kakinya tiba - tiba dibekukan oleh Ravin yang bersembunyi dibelakang dia(pohon).

"Aniv, sekarang!" seru Ravin.

Thunderbolt

Ravin menjauh secepat mungkin, saat itu juga muncul petir yang menyambar wanita itu dan...

Blaaar....

Dia(tempat) meledak.

Aniv berlari kecil mendekat bersama Ravin ke tempat Jora.

"Kita berhasil?" tanya Aniv mengangkat topik.

"Kau yang menyerangnya, kau yang seharusnya tahu..." balas Jora kaget.

"Kita akan tahu sekarang..."

Perempuan itu baik - baik saja, hanya jubahnya saja yang rusak. Kini surai coklat gelapnya terurai jelas, dia mengenakan blazer kain hitam dengan jubah merah di belakang punggung dan stocking coklat setinggi paha.

"Waow~~"

Bruk...

Aniv memukul pinggang Jora membuatnya memekik sakit.

"Jaga matamu..." kata Aniv dengan nada dingin. "Kau juga Kak Ravin!" tambah Aniv kepada Ravin yang merona.

"Tiga Pasangan dari Capital..." ucap perempuan itu.

"Dia mengenal kita..?" kaget Jora.

"B - Bukankah itu sudah biasa?" bingung Aniv.

"Kita terkenal tidak apa tapi kita baru terkenal satu hari..." cetus Ravin.

Ravin menatap wanita bersurai coklat gelap itu. "Lalu kenapa dia... Yang berasal dari pihak yang jahat mengetahui kita?" sambung Ravin.

Ravin langsung menyelimuti kedua tangannya dengan bola angin. "Kita akan menyerangnya dengan formasi Bola Merah Yang Besar..." umumkannya.

Aniv berlari maju sambil mengeluarkan bola-bola petir yang menyerang dia. Perempuan itu berhasil menghindari semua bola petir Aniv, dia itu menusukkan pedang merah menyalanya ke dada Aniv, refleks Aniv berguling ke kanan menghindarinya.

"Apa yang kalian lakukan?" tanyanya berbisik melirik Aniv yang sengaja menghindar.

"Kemana kau melihat?" panggil Ravin.

Ditempat Ravin ada segelintir angin besar yang mengelilinginya.

Wind High Bullet

Peluru bor angin raksasa melesat cepat ke tempat wanita itu.

"Teknik yang bagus..." pujinya

"Kami belum selesai..." sela Jora.

Jora berlari kencang mengejar bor angin dengan kedua tangannya berkobar penuh api.

Flames Blast

Jora meninju ekor bor itu membuatnya menjadi meteor api.

"Itu baru luarbiasa..."

Drrr..

Meteor itu terbang cepat ke tempat perempuan bersurai coklat gelap, membuat lintasan terbakar.

Wanita bersurai coklat gelap itu mengangkat pedangnya dan di ayunkannya ke depan.

Bas...

Meteor itu terbelah dua dan menghilang di tiup angin.

"Zoen... Salah satu dari enam senjata suci yang memiliki elemen hitam. Zoen dapat menyerap segala sihir lalu menjadikannya kekuatan sendiri," terangnya.

"Aku Sasa Melinda, salah satu anggota Skeleton dengan julukan Pedang Pelenyap!"

Sesuatu yang merah merambat keluar dari pedang merah menyalanya, 'benda' itu berbentuk seperti bunga - bunga merah.

"Benda a - apa itu?" Aniv sedikit melangkah ke belakang.

"Kalian berdua berhati - hatilah!" peringat Ravin dengan kedua tangannya membeku.

Zeon - Dark Element : The Disspear Wave

Sasa mengayunkan pedangnya santai ke depan, bersamaan dengan itu gelombang merah dengan bagian dalamnya ada sesuatu yang hitam, bergerak sangat cepat ke tempat ketiga anggota Capital Group itu.

Ravin segera menundukkan badannya dan menciptakan tembok penghalang yang terbuat dari balok es.

Sasa tersenyum. "Hancurkanlah!"

Deerrrr....

Tembok es itu hancur berkeping - keping. Dari sela - sela es melesat benda merah dan menghantam Aniv, Jora dan Ravin tanpa ampun.

Ketiga orang itu terpental ke belakang dan masuk ke dalam semak - semak.

"A - Apa yang baru s - saja--" Aniv langsung jatuh pingsan.

"D - Dia kuat..." kata Jora lemah.

Ravin diam tak sadarkan diri.

Sasa berjalan pelan ke samping kanan dari Ravin mengarah ke kantor Walikota Band.

"Pemanasan yang bagus..."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro