ーyaudah nggak jadi nikahー

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hanbin nelpon gue. Tapi dia masih ada acara BAM. Gue jawab nggak ya?

Duh gue belum pernah segrogi ini. Ah gegara video kemaren doang nih. Bikin spaneng aja.

"Halo, Bin?"

"Hai. Udah bangun?"

"Udah. Dari jam lima."

"Ngapain bangun sepagi itu?"

"Kebelet pup hehe."








HEHE NYA GUE NGGAK IKHLASSSS GUE GROGI ANJ




"Udah liat videonya?"

Tuhkan ditanya :')

"Udah."

"Bagus nggak?"

"Iya bagus. Makasih ya."

"Nikah yuk."














YA LORRDDDD T^T

Asal jeplak aja nih orang :(








"Gausah aneh-aneh! Kuliah aja dulu. Eh jangan deng."

"Lah kalo nggak kuliah ngapain dong?"

"Balik ke seoul dulu baru kuliah lagi deh."

"Terus nikah ya?"

"NIKAH MULU DIPIKIRIN!!!! INGET NAPA ABIS INI SKRIPSIANNNNN!!"

"Yaudah sih gak jadi nikah."

"Eh? Kok gituu????"

"Katanya skripsian dulu."

"Oh iya sih hehehehe."

"Sorry ya gue bingung mau kasih lo kado apa. Dan persiapan buat BAM juga ribet. Jadi sementara gue bikin video itu dulu. Lain kali gue beliin kado beneran. Pas pulang deh gue beliin."

"Go out at night and count the stars. That's how many years I'll wait for you."

"Nungguin gue apa nungguin kadonya nih?"

"Kamu laaahhhh."

"Cie kamu kamuan."

"Iya aneh ya? WKWKWK"

"I haven't been hugged for a while, could you show me how to do it?"

"Sono pelukan sama guling aja."

"Jahat lu!"

"Cepet balik aja. Gue kangen."

"Mimpi apa gue lo bilang kangen, Hay?"

"Apa hayoooo?"

"Hahaha. Lo lagi kangen-kangennya nih sama gue ya?"

"Banget, Bin. Banget."

"Dua minggu lagi gue pulang, sabar ya sayaaangg."

"Nungguin lo boker aja gue betah, apalagi nunggu lo pulang setelah acara positif kayak gini."

"Ya bokernya nggak usah disebut juga dong, Bae."









Jadi malam itu adalah malam di mana gue ngerasa kalo rindu itu emang nyiksa banget.

Gue emang jauh dari kata sempurna. Bahkan gue rasa gue nggak masuk kategori pacar idaman kayak Jennie.

Tapi ya ini gue, yang nerima Hanbin apa adanya. Yang betah sama kelakuan dia. Yang nggak masalah jadi babunya :')

Okeeer fakta terakhir miris emang huhuhu T^T




And he do the same. Dia bikin gue nyaman dengan perlakuan dia. Nggak capek anter jemput gue, ngajakin makan hampir setiap hari pake duit dia. Nemenin gue nugas walau dia useless di samping gue.

Banyak deh.

Termasuk orang yang paling panik waktu gue sakit. Maka dari itu gue mau sehat untuk Hanbin. Gue nggak mau bikin dia kalang kabut karena khawatir sama gue, pacarnya yang bonsai.

Di sisi lain gue bersyukur, punya orang kayak dia. Gue bahagia, punya sosok Hanbin dalam hidup gue yang dulu, sekarang, dan gue harap akan selamanya.





















THE END

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro