Bath 1, Ekskul

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Namaku Buroq Bayu Prayoga. Jika dijabarkan satu-persatu mungkin namaku memiliki makna Buroq si putra angin. Bayu berarti angin, sedang Prayoga bararti anak atau putra. Sedang Buroq sendiri adalah nama dari hewan yang dikendarai Rosululloh saat melakukan perjalanan isra mi'raj. Konon hewan bernama Buroq itu cepat sekali. Ia mampu menempuh perjalanan dari Mekah, Saudi Arabia ke Yarussaleem, Palestina hanya dalam waktu semalam saja.

SMA Yos Sudarso merupakan salah satu sekolah unggulan di kotaku. Adalah sebuah keberuntungan tersendiri bisa masuk ke sekolah elit tersebut. Dan Alhamdulillah nya aku termasuk ke dalam orang-orang yang punya keberuntungan itu. Meski untuk bersekolah di sini aku hanya bermodalkan SKTM.

Tapi ternyata setelah masuk di sekolah ini aku tahu jika sekolah ini punya semacam aturan unik. Yaitu setiap murid di wajibkan untuk ikut minimal satu klub ektra kurikuler. Ini sangatlah memberatkan bagiku. Soalnya selama ini aku belum pernah sekalipun ikut kegiatan ekstra kurikuler. 

Karena itulah pagi ini aku berdiri di depan Mading sekolah untuk melihat poster atau selebaran dari berbagai klub ekskul yang tertempel di sana. Mungkin saja ada yang membuat ku tertarik. Sebenarnya aku malas melakukan ini. Hanya saja sejak kemarin Reina, ketua kelasku terus saja mendesaku untuk mengumpulkan selebaran kertas angket. Karena aku satu-satunya yang belum mengumpulkan, lebih tepatnya sih dikembalikan sebab kolom ekstra kulikuler belum aku isi.

Ternyata banyak sekali klub ekskul di sekolah ini. Jika dihitung-hitung mungkin dua puluhan atau lebih. Aku jadi bingung sendiri pilih yang mana. Tapi karena aku ini bukan orang yang jago olahraga, jadi ekskul yang berhubungan dengan olahraga aku eliminasi.

Sisanya tinggal PMR, Rohis, Pramuka, literasi, MIPA, kesenian dan tari, cheers, drumband, musik, drama serta klub ilmu ghoib dan kebatinan. Aku juga tidak pandai dalam bermusik maupun berkesenian jadi yang ada hubungannya dengan kedua hal itu juga aku eliminasi. Lalu cheers dan ilmu ghoib dan kebatinan tidak lupa.

Soalnya klub cheers pasti kebanyakan anggota nya cewek. Aku itu orang yang paling tidak bisa berdekatan dengan lawan jenis kecuali muhrim. Setiap aku dekat dengan mereka entah kenapa aku langsung mati gaya seketika. Sedang ilmu ghoib dan kebatinan, aku merasa itu klub paling aneh dan tidak jelas di sekolah ini. Aku heran kenapa klub itu di legalkan.

Jadi tinggal tersisa PMR, Pramuka, literasi, drama, MIPA dan Rohis. Namun ketika aku masih belum memutuskan untuk masuk salah satu dari enam ekskul itu bel masuk sudah berbunyi terlebih dulu. Mungkin selama pelajaran aku bisa sambil memikirkan mau masuk ekskul mana.

Brukkkk..... saat aku membalikkan badan tiba-tiba seseorang menubrukku dari samping sampai aku terjatuh ke lantai. Aku mendongakan kepala. Dan kulihat sosok laki-laki bermuka seram berdiri di depan ku. Laki-laki itu memiliki wajah tirus, hidung mancung serta mata dengan tatapan tajam yang seolah mengatakan macam-macam mati kau. Di tambah dengan rambutnya yang di cat merah sebagian dan seragam acak-acakan menambah kesan sangar penampilan pria itu.

Semua orang tahu siapa laki-laki itu. Namanya Devano Febrianto atau lebih akrab di sapa Kak Dev. Anak dari kelas XII IPS 4. Bisa di bilang dia itu berandal nomor satu di sekolah ini.

Ini benar-benar gawat.

Selain perempuan ada satu lagi jenis manusia yang harus aku hindari yaitu berandal. Pengalamanku selama berurusan dengan mereka, aku tidak pernah menemukan kata baik. Aku ini adalah tipe orang pendiam dan tak terlalu banyak tingkah. Namun justru karena itu aku sering kena bullying dari para anak berandalan. Baik itu di SD maupun SMP.

Aku tak pernah sekalipun bisa melawan mereka. Karena kurangnya dalam hal  fisik. Itu Sebabnya jika berurusan dengan para berandal aku hanya bisa lari atau menurut pada mereka saja.

Kak Dev menatap ku dengan matanya yang tajam. Ini sungguh gawat.

"Hey, kalau jalan pakai mata!" Hardiknya dengan kasar.

"Ma...ma...maaf Ka...ka.... kak," kataku tergagap sambil menundukkan kepalaku dalam-dalam. Aku berharap dengan begini ia tidak lebih marah denganku. Dan memperpanjang urusan ini.

"Ckkk.  ..," decaknya lalu melenggang pergi begitu saja.

"Fiuhhhhh....," Aku menghela nafas lega. Untung saja dia segera pergi. Kalau tidak mungkin aku sudah habis. Aku pun segera bangkit dan berjalan menuju kelas.

Brakkk..... Seorang gadis berambut hitam dikuncir kuda dengan poni di depan mengebrak mejaku tepat setelah bel istirahat berbunyi. Namanya Reina Wahyu Utami, dia adalah ketua kelas. Dia pasti menagih kertas angket yang belum aku kumpulkan karena belum aku isi kolom ekskul nya.

"Jadi sudah kau putuskan mau masuk ekskul apa?" Tanyanya dengan tatapan sinis.

"Ma...ma..maaf Rei belum," kataku sambil nyengir.

"Kamu gimana sih Roq! Aku sudah di tagih sama Bu Narsih. Dan lagi dia tidak mau terima kalau tidak lengkap," omelnya.

"Ma..ma..af Rei soalnya aku masih bingung mau masuk ke ekskul apa," kilahku.

"Apa susahnya sih Buroq milih ekskul? Tinggal pilih aja yang sesuai bakat dan hobi kan gampang?!" Ketusnya.

Sesuai bakat dan hobi ya? Itu dia masalah nya. Jika saja Reina tahu kalau aku sama sekali tak berbakat dalam hal apapun. Sedang kalau hobi aku rasa aku juga sama sekali tak punya.

"Pokoknya aku tak mau tahu, besok adalah hari terakhir pengumpulan angket dan aku harap kamu sudah memutuskan masuk ekskul mana. Kalau tidak tanggung sendiri akibatnya," tegas Reina lalu pergi meninggalkan mejaku.

*******
Finish time....

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro