Selamat Datang di APLA

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Planet bumi.

Ya, sebuah planet biru yang sangat indah di tata surya. Planet yang merupakan satu-satunya mempunyai penghuni. Planet yang memiliki kehidupan yang terdiri dari manusia, hewan dan tumbuhan. Banyak pemandangan indah yang terbentang luas di planet indah ini. Sungguh mempesona.

Tapi, itu dulu. Sekarang planet bumi yang dikenal sebagai planet biru itu berubah menjadi planet yang mati. Kehidupan akan musnah dalam beberapa detik jika hidup di sana. Karena planet itu dikelilingi oleh kabut hitam yang sangat pekat dan mengandung racun yang mematikan. Penyebabnya adalah sisa-sisa ledakan sebuah benda luar angkasa yang tidak diketahui sampai sekarang entah apa jenisnya. Entah itu meteor, komet, asteroid atau benda luar angkasa lainnya. Para ilmuwan pun tidak dapat memprediksi benda luar angkasa apakah yang telah membuat bencana besar di bumi hingga menimbulkan banyaknya korban jiwa dan hampir menghancurkan sebagian wilayah di permukaan bumi.

Untuk itu, manusia yang tersisa dan selamat dari bencana besar itu lalu memutuskan hijrah dari bumi. Mereka membangun kehidupan baru di Bulan, Mars, bahkan Yupiter. Mereka harus melakukan semua itu mengingat bumi tidak dapat dihuni lagi. Karena itu, para generasi yang tersisa terus berusaha menyingkap misteri penyebab bumi menjadi 'Planet Hitam'. Maka manusia-manusia yang tersisa itu membangun sebuah organisasi khusus untuk melakukan misi itu. Terbentuklah organisasi 'Pasukan Ekspedisi Bumi' atau disingkat dengan PEB.

Maka para anggota PEB diutus untuk melakukan ekspedisi ke bumi yang dikenal sebagai 'Planet Hitam' sekarang. Para anggota PEB harus mengambil suatu sampel partikel sisa-sisa benda luar angkasa yang telah menabrak bumi itu. Untuk bisa melewati kawasan bumi yang telah mengandung banyak racun dan gas yang mematikan, para ilmuwan sudah merancang kostum khusus dan persediaan oksigen yang banyak untuk menopang kehidupan para anggota PEB saat setibanya di bumi. Mereka diberi waktu sekitar tiga hari.

Ada kejadian yang sangat misteri, ketika beberapa orang sukarelawan dan ilmuwan berusaha meneliti ke Planet Hitam tersebut. Para pihak luar angkasa tidak menangkap lagi respon dan sensor inframerah sebagai tanda mereka masih dalam keadaan aktif atau bergerak pada saat dipantau melalui komputer digital pemantau. Respon mereka hilang begitu saja ketika melewati kabut hitam yang memayungi atmosfir bumi. Kontak komunikasi terputus begitu saja. Hal ini menimbulkan beberapa orang sangat panik.

Kemudian dikirimlah pasukan bantuan untuk memeriksa apa yang terjadi di sana. Namun, sama saja seperti yang sebelumnya. Pasukan bantuan mendadak hilang ditelan kabut hitam yang memayungi bumi itu. Sehingga kontak dengan pasukan bantuan pun tidak dapat dilakukan oleh pihak PEB.

Karena kejadian itu, PEB dibubarkan dan misi untuk mencari tahu apa penyebab yang terjadi di bumi akhirnya ditutup. Bumi yang disebut sebagai Planet Hitam dicap sebagai planet terlarang dan berbahaya untuk dikunjungi. Untuk itu, para pihak luar angkasa dilarang keras untuk mendekati planet itu. Siapa saja yang melanggar akan dikenai sanksi yang berlaku.

.

.

.

Disclaimer:

Naruto: Masashi Kishimoto

High School DxD: Ichiei Ishibumi

12 Seeker's

By Hikari Syarahmia

Genre: mystery/sci-fi/friendship/action/humor

Pairing: belum diketahui

Rating: T

Crossover yang ketiga

SENIN, 3 NOVEMBER 2014

.

.

.

"Misiku ingin bisa pergi ke planet hitam itu. Itu adalah impianku sejak dulu. Karena itulah aku ingin menjadi pilot luar angkasa."

.

.

.

ENJOY IT AND PLEASE REVIEW

.

.

.

12 SEEKER'S

CHAPTER 1: SELAMAT DATANG DI APLA!

.

.

.

AKADEMI PILOT LUAR ANGKASA (APLA), 08.30 A.M AT LUNAR TIME

Empat ratus kemudian, pihak luar angkasa membentuk sebuah armada antar planet yang disebut "Armada Penjaga Galaksi" yang bertujuan untuk melindungi planet agar tidak terjadi seperti halnya di bumi. Maka generasi muda yang terus lahir selama empat ratus tahun ini, mereka dididik untuk menjadi seorang pilot luar angkasa. Maka pihak luar angkasa membangun sebuah sekolah khusus untuk pilot luar angkasa yang bernama Akademi Pilot Luar Angkasa atau disingkat menjadi APLA. Akademi itu berpusat di Bulan.

Untuk masuk ke APLA itu sungguh sulit, hanya beberapa orang yang pantas untuk masuk ke sana karena ada beberapa pengujian yang dilakukan. Antara lain tes kekebalan tubuh, tes tertulis pengetahuan luar angkasa, tes IQ, dan lain-lain. Sungguh banyak pengujian yang harus dilewati mengingat ini akan menjadi pilot luar angkasa. Karena seorang pilot luar angkasa itu harus membutuhkan beberapa skill yang memadai. Bukan hanya kepintaran saja diutamakan, tapi juga harus mempunyai ketahanan tubuh yang sangat kuat.

Ya, aku di sini. Aku seorang anak laki-laki yang berhasil masuk ke APLA tersebut. Senangnya bukan main. Aku sungguh senang karena berhasil masuk ke sana. Karena dari dulu, impianku adalah menjadi seorang pilot luar angkasa.

Oh ya, aku belum mengenalkan siapa diriku. Baiklah, namaku adalah Uzumaki Naruto. Biasa dipanggil Naruto. Umurku 15 tahun. Umur yang pas untuk masuk ke APLA. Apalagi aku baru lulus dari Sekolah Penerbangan Luar Angkasa. Lalu setelah lulus, aku langsung mendaftarkan diriku masuk ke APLA. Aku ingin mencoba saja dulu. Mana tahu aku luluskan?

Kenyataannya aku memang lulus, sekarang aku berdiri di depan sebuah layar digital yang berukuran sangat besar dan melayang-layang di udara. Aku menajamkan mataku untuk melihat sederetan foto beserta nama pendaftar yang berhasil lulus dipapangkan di layar digital raksasa itu. Aku terus memperhatikan seluruh foto pendaftar itu. Lalu mataku pun berhenti ke arah sebuah nama yang tertera di sana.

Terlihat fotoku beserta dengan namaku tertulis di antara para pendaftar yang lulus. Aku pun bersorak gembira sambil mengepalkan kedua tanganku ke udara.

"YEAAAAAH, AKU LULUS TES!"

Spontan karena teriakanku yang super keras membuat semua orang yang berada di sana memperhatikan aku dengan bengong. Mereka menampilkan sweatdrop masing-masing.

Aku menyadari tatapan aneh orang-orang di sana. Lalu aku pun tertawa cengengesan sembari membungkukkan setengah badanku.

"Ma-maaf," kataku kepada orang-orang di sana.

"Ah, dasar lebay sekali."

"Masa gara-gara lulus APLA saja sampai sebegitunya?"

"Duh, senangnya bagi yang lulus."

"Aaaah, aku nggak lulus."

"YEAAAAAAAAAH, AKU LULUS. AKU LULUS TEEEES!"

Terdengar suara teriakan yang sangat keras melebihi suaraku tadi, aku pun menoleh ke asal suara.

Tampak laki-laki berambut coklat yang sewarna dengan matanya. Ia sangat gembira dengan melepaskan tawanya dengan mengepalkan kedua tangannya ke udara. Sama seperti hal yang kulakukan tadi.

BLETAAAK!

Tiba-tiba muncul seorang gadis berambut orange panjang yang diikat twintail, ia langsung menjitak keras kepala laki-laki tersebut.

"DASAR, JANGAN BERISIK BEGITU, ISSEI!" sembur gadis itu dengan berapi-api."KAMU ITU MALU-MALUIN TAHU!"

Laki-laki yang dijitak tadi hanya mengeluh kesakitan sembari mengelus-elus kepalanya yang sakit.

"Go-gomen, Irina," jawab laki-laki dengan wajah yang sewot.

Gadis yang diketahui bernama Irina – aku tahu dari laki-laki berambut coklat ini ketika menyebutkan nama gadis itu – hanya melipat tangan di dadanya sembari menatap layar digital raksasa tersebut.

"Jadi, kamu lulus juga?" tanya gadis itu tidak percaya.

"Tentu saja, aku lulus. Memangnya kamu aja yang lulus," sahut laki-laki yang bernama Issei itu. Ia menyanggahkan kedua tangannya di belakang lehernya.

"Hehehe, aku tahu kok. Ternyata kamu pintar juga."

Gadis itu tertawa kecil. Si laki-laki berambut coklat itu memandangnya dengan sewot.

"Kamu meledekku?"

Tawa gadis itu menghilang dan berubah menjadi senyuman hambar.

"Nggak. Nggak itu maksudnya."

"Huh..!"

Laki-laki itu memalingkan wajahnya. Dia masih kesal rupanya.

Aku yang terpaku berdiri karena menonton mereka berdua. Aku pun tersenyum simpul.

"Sungguh pasangan yang kocak."

Aku memutuskan untuk meninggalkan tempat itu. Aku ingin pulang dan memberitahukan kabar baik ini kepada nenekku. Pasti dia senang sekali mendengar aku sudah lulus APLA.

BRAK!

Ketika aku berbalik badan, aku kaget sekali karena aku telah menabrak seseorang. Seseorang itu hendak jatuh ke belakang. Aku menyadarinya dan secara langsung menangkap tangannya.

GREP!

Tangan seseorang itu berhasil aku tangkap. Seseorang itu tidak jadi jatuh ke belakang. Syukurlah.

Seseorang itu adalah gadis berambut panjang indigo yang diikat dua. Kedua matanya berwarna seperti lavender. Wajahnya manis. Sesaat aku terpana melihatnya.

'Waah, gadis ini manis juga,' batinku terpesona di dalam hati.

Gadis itu keheranan melihatku yang mematung. Lalu ia melirik ke arah tangannya yang masih kupegang dengan erat.

"Ma-maaf," ujar gadis itu. Membuatku kembali sadar.

"Ah, ya," kataku sambil mengangkat kedua alisku tinggi-tinggi.

"A-ano, ma-maaf, bi-bisa lepaskan tanganku nggak?"

Aku menyadari bahwa aku masih memegang tangan gadis itu. Dengan wajah yang merona merah, aku melepaskan tanganku dari tangan gadis itu.

"Ma-maaf ya," ucapku gugup.

Gadis itu hanya mengangguk pelan dengan kemerahan di kedua pipinya. Ternyata dia adalah tipe gadis yang pemalu.

"Ng-nggak apa-apa. Ta-tapi, terima kasih kamu sudah menolongku."

Gadis itu tersenyum. Membuatku terpana kembali karenanya.

Tiba-tiba terdengar suara seseorang yang memanggil.

"HYUGA HINATA!"

Kami menoleh bersamaan ke asal suara yang tak jauh dari kami berdiri. Lalu mendapati sosok laki-laki yang berwajah datar dan berwajah yang sama dengan gadis berambut indigo diikat dua ini.

Aku melihat dari kejauhan. Laki-laki itu menatap ke arahku dengan tatapan yang tidak dapat aku artikan. Tatapannya sangat tajam.

"A-ano, ka-kakakku memanggilku," ucap gadis itu sembari membungkukkan setengah badannya."Te-terima kasih sekali lagi. Semoga kita bisa bertemu lagi."

Setelah mengucapkan kata-kata itu, gadis berambut indigo itu langsung pergi begitu saja. aku terbengong-bengong melihatnya yang begitu tergesa-gesa.

"HEI, TUNGGU!" panggilku kepada gadis itu.

Tapi, gadis itu tidak mendengarkan aku. Dia terus berlari kecil ke arah kakaknya yang berdiri sambil melipat tangan di dada. Tipe laki-laki yang sangat sombong dan overprotektif terhadap adiknya.

Aku terpaku menyaksikan kepergian gadis itu bersama kakaknya ke arah pintu aula ini. Aku merasa ada yang aneh padaku sekarang. Entah mengapa tadi aku merasa berdebar-debar saat berada di dekat gadis itu.

Senyuman pun terukir di wajahku.

"Ya, semoga saja aku bisa bertemu dengan gadis itu lagi."

Aku mulai berjalan untuk melanjutkan niatku untuk pulang. Tapi, tiba-tiba aku menabrak seseorang lagi.

BRAK!

Kali ini bukan seorang gadis. Tapi, seorang laki-laki yang berambut hitam dengan gaya mencuat ke atas. Kedua matanya kelam. Kulitnya putih. Aku sangat mengenalinya.

"TE-TEME!"

"DOBE?"

Aku mengacungkan telunjuknya tepat di dahinya. Laki-laki yang bernama lengkap Uciha Sasuke ini memandangku dengan datar. Lalu ia menepis tanganku yang menunjuk ke mukanya itu.

"Singkirkan telunjukmu itu," ujar laki-laki yang bernama Sasuke ini."Dasar baka."

Aku pun sewot mendengarnya. Sasuke menatapku dengan datar.

Hening. Kami berdua terdiam sebentar. Suasana di aula tersebut masih ramai karena banyak pendaftar yang ingin melihat hasil pengumuman tes masuk APLA itu. Hingga sampai saat ini masih terdengar riuh rendah para pendaftar yang senang dan ada juga yang tidak senang.

"Kamu lulus juga di sini, Dobe?" tanya Sasuke yang memecahkan keheningan.

"Iya, kamu juga lulus ya?" tanyaku balik.

"Tentu saja. Aku lulus di APLA ini."

"Berarti ucapanmu pada saat di Sekolah Penerbangan Luar Angkasa dapat kamu buktikan juga. Aku salut padamu."

Aku mengacungkan jempolku sembari menyengir lebar untuk sahabatku yang bernama Sasuke ini. Dia adalah sahabat terbaikku selama di Sekolah Penerbangan Luar Angkasa.

Sasuke tersenyum tipis.

"Kamu juga. Ucapanmu akan lulus di APLA, berhasil juga kamu buktikan. Ternyata kamu hebat juga melewati berbagai tes sulit itu."

"Heh? Kamu merendahkan kemampuanku. Tentu saja aku bisa lulus melewati semua tes sulit di APLA ini...," kataku sambil menggosok-gosok hidungku."Misiku ingin bisa pergi ke planet hitam itu. Itu adalah impianku sejak dulu. Karena itulah aku ingin menjadi pilot luar angkasa."

Sasuke melebarkan matanya mendengar ucapan lantangku itu.

"Ka-kamu masih ingin melanjutkan niatmu untuk pergi ke planet hitam terlarang itu?"

Aku melirik ke arah Sasuke. Aku masih menyengir lebar.

"Ya, tentu saja."

Sasuke terpana melihatku. Sedetik kemudian dia tersenyum simpul.

"Baiklah, aku akan mendukung impianmu itu, Dobe."

"Terima kasih, Teme."

Kami berdua saling berjabat tangan. Kami berdua memang mempunyai maksud terselubung di balik masuk ke APLA ini. Yaitu kami ingin menjadi pilot luar angkasa dan ingin membuka kembali misi ekspedisi bumi untuk mencari tahu apa yang terjadi sehingga hilangnya orang-orang yang dahulunya melakukan penelitian di sana. Inilah membuat kami berdua sangat penasaran apa yang terjadi di Planet Hitam itu. Kami ingin mencari tahu. Apalagi ini menyangkut tentang orang tua kami berdua.

Ya, aku ingat kalau nenekku pernah bercerita bahwa orang tuaku beserta orang tua Sasuke yang merupakan ilmuwan sekaligus pilot luar angkasa, mereka hilang saat melakukan ekspedisi ke Planet Hitam tersebut secara sembunyi-sembunyi. Saat itu aku dan Sasuke sama-sama masih bayi. Kami berdua dititipkan kepada keluarga masing-masing. Aku diasuh oleh nenekku yang bernama Tsunade. Sedangkan Sasuke diasuh oleh kakek angkatnya yang bernama Orochimaru.

Kami berdua pun tumbuh bersama hingga sekarang. Ketika umur kami menginjak sepuluh tahun, nenek dan kakek kami pun bercerita bahwa orang tua kami berdua menghilang saat melakukan ekspedisi ke Planet Hitam dan sampai sekarang belum diketahui nasib mereka. Entah mereka masih hidup atau tidak. Namun, yang pasti ini membuatku cukup lega mengetahuinya. Bahwa aku dan Sasuke masih mempunyai orang tua. Bukan dianggap anak yatim piatu sebagaimana orang-orang mengira kami begitu.

Kami bertekad di dalam hati, kami akan menyusul ke Planet Hitam itu untuk mencari orang tua kami yang hilang. Meskipun itu terlarang dan melanggar hukum. Namun, setidaknya aku bisa menyelidiki juga apa yang menyebabkan bumi hancur seperti itu. Pasti ada sesuatu yang tersembunyi di balik kabut hitam pekat yang memayungi permukaan bumi sehingga menjadikan bumi seperti planet mati. Misteri itu pasti dapat kupecahkan setelah masuk di APLA ini. Itulah impianku.

.

.

.

SEKTOR LUNAR A, 06.00 A.M AT LUNAR TIME

Ya, sektor Lunar A, daerah pemukiman penduduk yang berbentuk seperti kapsul yang berwarna kuning. Didesain dengan arsitektur yang sangat canggih dan diatur secara rapi di sepanjang jalan raya yang berdesain dari baja. Satu-persatu lewatlah kendaraan anti gravitasi di jalan raya tersebut. Langit yang berwarna biru dan tampak awan-awan cumullus yang tersebar memayungi sektor Lunar A. Juga ada matahari yang bersinar di langit biru itu. Tampak seperti keadaan di bumi. Hebat bukan? Padahal ini adalah bulan.

Hal ini dapat dilakukan karena ada suatu alat canggih yang membuat suasana menjadi siang hari seperti di bumi. Alat itu mengubah suatu benda yang melingkar sepanjang langit bulan. Bisa dikatakan alat yang memagari bulat berbentuk seperti cincin. Sehingga bisa diatur seperti planetarium berdasarkan waktu bulan yang diambil seperti di bumi agar para penduduk di masa empat ratus tahun ini dapat merasakan bagaimana keadaan hari di bumi. Seperti siang dan malam. Lalu ada beberapa petugas khusus untuk mengontrol pergantian suasana berdasarkan waktu. Maka petugas khusus itu dapat mengubah alat yang seperti kubah itu menjadi malam atau siang. Tentu saja itu hanya rekayasa dari proyektor hologram tingkat tinggi yang berhasil diciptakan para ilmuwan selama empat ratus tahun lamanya.

Aku keluar dari rumahku yang berbentuk kapsul ini. Aku sedang memasang sepatuku yang berdesain artistik. Lalu aku meraih tas kecil bertali dua sangat panjang yang sedari tadi diberikan oleh nenekku, Tsunade. Kemudian tas kecil itu aku pasangkan di pinggangku. Aku sudah siap dengan seragam khusus APLA yaitu seragam jaket berwarna kuning dan celana panjang yang menyempit hingga ke bawah. Aku tersenyum menyengir lebar sambil menatap hologram langit biru yang cerah ini.

"Saatnya beraksi sekarang," sahutku bersemangat.

Aku pun memalingkan mukaku ke arah dalam rumah.

"Nenek, aku berangkat sekarang ya."

Terdengar suara nenekku yang menyahut dari dalam.

"Ya, pergi sana. Selamat belajar."

Begitulah jawaban nenekku. Ia memang selalu berkata yang tidak membuat aku senang mendengarnya. Tapi, begitulah nenek. Ia sangat dikenal sebagai wanita yang galak, temperamental kasar dan juga berbahaya.

Mengapa berbahaya? Ya, dia bisa menghancurkan apa saja jika sedang marah besar. Terkadang membuat nyawa orang lain bisa menghilang. Bahkan aku hampir masuk ke rumah sakit hanya karena tidak mau sekolah pada saat itu. Nenekku menjadi mengamuk dan ingin menghajarku habis-habisan. Tapi, untung sekali ada Jiraiya yaitu kakekku yang menyelamatkan aku dari aksi brutal nenek yang terbilang mengerikan.

Dipikir-pikir jika mengingat kejadian itu, sangat membuatku menghelakan napas berat. Setidaknya aku bersyukur masih hidup sampai sekarang.

Oh ya, aku harus segera pergi sekarang. Pelajaran di APLA dimulai pada pukul 07.30 pagi ini.

Segera saja aku berlari menyusuri jalan sektor Lunar A ini, tempat di mana aku tinggal di bulan.

.

.

.

AKADEMI PILOT LUAR ANGKASA (APLA), 07.30 A.M AT LUNAR TIME

Aku sudah memasuki kelasku yang berada di ruang kelas yang bernama Yellow A. Hm, nama kelas yang aneh.

APLA ini setara dengan SMA. Pendidikan yang dijalani selama tiga tahun. Tapi, mengapa nama kelasnya bukan kelas 10 atau kelas 1? Justru namanya kelas Yellow A.

Ternyata di APLA, setiap kelas akan diberi nama dengan nama warna. Lalu setiap kelas diisi oleh dua belas orang. Itu berlaku untuk murid yang baru masuk. Nama kelas untuk murid baru bernama Yellow.

Kemudian di tahun keduanya, murid naik tingkat menengah maka akan masuk ke kelas yang bernama Blue. Setelah itu, di tingkat selanjutnya akan memasuki kelas yang bernama Red.

Sungguh aneh. Begitulah sistem pembagian kelas yang diterapkan di APLA. Aku tidak tahu artinya apa. Namun, yang pasti akan aku ketahui juga.

Sekarang pelajaran dimulai, aku duduk di paling depan bersama teman-teman yang baru yang masuk ke kelas Yellow A ini.

Kelas Yellow A berdesain bundar seperti telur. Di belakang kelas terdapat jendela kaca bening yang sangat tinggi kira-kira 15 meter. Lalu dilihat dari tinggi langit-langit kelas ini kira-kira 30 meter dan dilengkapi beberapa lampu besar yang menyerupai kepala senter. Di depan kelas terdapat papan tulis digital yang melayang-layang di udara. Lantai yang bening seperti kaca. Dindingnya juga bening karena terbuat dari baja yang mengkilap dan kuat. Kemudian perabotan yang mengisi ruang kelas ini yaitu meja panjang dan kursi untuk murid dan guru.

Saat ini berdirilah seorang guru di depan kelas. Dia seorang laki-laki berambut perak dan memakai semacam masker tapi didesain secara artistik. Dia memakai seragam berwarna kuning yang sama dengan kami. Tapi, desain coraknya yang berbeda.

Di tangan kanan guru itu, tergenggamlah sebuah benda sebesar kartu remi. Di atas lubang benda itu menyembul sebuah layar proyektor digital yang mengambang di udara. Ia terus memperhatikan layar benda yang bernama 'Pocket Book' itu. Kadang kala ia tertawa sendiri sambil terus mengajar. Kami pun keheranan melihatnya begitu.

"Baiklah, murid-murid baru sekalian, selamat datang di APLA!" seru guru dengan keras."Untuk pelajaran hari ini di kelas Yellow A kita yang tercinta ini, saya ingin mengawali perkenalan dulu."

Semuanya serius memperhatikan sang guru yang berdiri di depan kelas ini.

"Baiklah, nama saya adalah Hatake Kakashi. Saya dari sektor Lunar A. Kesukaan saya banyak. Yang tidak saya sukai tidak ada. Saya adalah walikelas kalian dan juga akan membimbing kalian selama di kelas Yellow A ini."

Guru yang bernama Kakashi ini lantas melirik layar Pocket Book-nya lagi. Dia malah tertawa lagi. Membuat kami sweatdrop lagi melihatnya.

'Memangnya apa sih yang dibaca guru itu?' batinku penasaran dalam hati.

Kakashi kemudian menatap ke arah murid-muridnya lagi.

"Ok, saya sudah memperkenalkan siapa saya. Jadi, giliran kalian yang memperkenalkan diri di depan kelas ini."

Semuanya saling pandang dan terlihat kasak-kusuk. Aku juga mempersiapkan diri agar tidak gugup saat berada di depan kelas saat mengenalkan diri.

Dimulai dari arah kiri yaitu kelompok laki-laki. Orang yang pertama maju adalah seorang laki-laki berambut coklat dan bermata coklat.

Aku tersentak ketika melihat laki-laki yang sedang berdiri di depan kelas ini. Diakan? Orang yang berada di aula bersama gadis berambut orange diikat twintail itu.

"Selamat pagi, namaku Hyodo Issei. Aku berasal dari sektor Mars B. Salam kenal semuanya," laki-laki yang bernama Issei ini membungkukkan badannya.

Ketiga gadis di antara enam gadis yang berada di kelas itu, bersorak keras memanggil dirinya.

"ISSEI!"

"ISSEI, I LOVE YOU SO MUCH!"

"ISSEI, HIDUP ISSEI!"

Semuanya menjadi sweatdrop melihat aksi ketiga fansgirl dadakan Issei tersebut. Issei hanya tertawa hambar untuk menanggapinya.

"Kamu orang Mars?" tanya Kakashi yang sudah duduk di bangkunya sendiri.

Issei menoleh ke arah Kakashi.

"Benar, guru Kakashi," jawab Issei tertawa lebar.

"Apa alasanmu masuk ke sini?"

"Ka-karena... Karena apa ya?"

Issei berpikir sebentar. Kakashi menunggu dengan sabar jawaban Issei itu.

"Karena iseng saja, guru."

SIIIIING!

Hening. Sejenak semuanya terdiam dengan muka yang speechless.

Gawat. Masuk ke ALPA hanya karena iseng? Alasan yang sangat jujur dari laki-laki yang bernama Issei ini.

"Kamu jujur juga."

Terlihat Kakashi menampilkan wajah yang ramah menandakan dia sedang tersenyum.

Issei hanya tertawa kecil mendengarnya.

"Baiklah, silakan duduk kembali ke tempatmu."

"Ya, guru."

Issei berjalan ke arah bangkunya yang terletak di samping bangkuku. Aku menoleh saat Issei sudah duduk di bangkunya.

"Hei, namamu Issei ya?"

Issei menoleh ke arahku.

"Ya."

Aku mengulurkan tanganku. Issei membalasnya.

"Kenalkan namaku Uzumaki Naruto."

"Aku Hyodo Issei."

Kami berdua tersenyum bersama. Senangnya bisa berkenalan dengan teman baru.

"Selanjutnya!" seru Kakashi.

Majulah seorang gadis berambut merah panjang yang tergerai dan bermata hijau emerald. Ia sangat bersemangat sekali.

"KONICHIWA, SEMUANYAAAA!"

Gadis itu berteriak kencang sekali sambil mengepalkan tinjunya ke udara. Membuat semuanya bersemangat juga menjawab sapaannya itu.

"KONICHIWA JUGA!"

Lantas gadis itu membungkukkan setengah badannya.

"Kenalkan namaku Gremory Rias. Aku berasal dari Sektor Mars B. Senang berjumpa dengan kalian semuanya."

Gadis itu menegakkan badannya kembali. Kakashi pun menanyakan sesuatu kepada gadis yang bernama Rias ini.

"Kamu orang Mars juga?"

"Iya, guru."

Gadis itu tersenyum dengan manisnya. Siapa saja yang melihatnya akan pingsan melihatnya. Termasuk juga aku.

"Alasanmu masuk ke sini?"

"Alasanku ingin masuk ke sini adalah aku ingin selalu bersama Issei. I LOVE YOU, ISSEI!"

Gadis itu mengedipkan matanya ke arah Issei.

GEDUBRAK!

Sukses membuat Issei terjungkal jatuh dari kursinya karena kedipan maut Rias itu. Semuanya menjadi sweatdrop lagi.

Kakashi menepuk jidatnya.

"Alasan yang aneh."

"Guru, boleh aku duduk di tempatku?"

"Ya, silakan. Baik, selanjutnya."

Setelah Rias kembali ke tempatnya. Majulah seorang gadis berambut hitam diikat ponytail dan bermata hitam.

Gadis itu menampilkan senyum manisnya untuk teman-temannya yang memperhatikannya.

"Namaku Himejima Akeno. Dari sektor Mars B. Salam kenal semuanya."

Barulah ia membungkukkan badannya. Setelah gadis yang bernama Akeno itu menegakkan badannya kembali. Kakashi bertanya padanya.

"Oh, orang Mars lagi rupanya."

"Iya, guru."

"Apa alasanmu masuk ke APLA ini?"

Akeno melirik ke arah lain. Tepatnya ke arah Issei yang sudah duduk di bangkunya lagi.

"Karena aku ingin menjadi pacarnya Issei tersayang."

GEDUBRAAAK!

Kembali Issei terjungkal jatuh dari kursinya. Membuat semuanya sweatdrop lagi.

Kakashi menepuk jidatnya lagi. Ia memasang wajah kusutnya.

"Huh, alasannya aneh-aneh. Ini malah karena cowok. Ok, kembali ke tempatmu."

"Baik, guru."

"Berikutnya."

Akeno terus tersenyum sampai kembali ke tempatnya. Hingga majulah seorang gadis yang satunya.

Gadis itu langsung membungkukkan badannya. Kali ini gadis berambut orange diikat twintail.

"Namaku Shidou Irina. Dari sektor Mars B. Salam kenal ya."

Kembali Kakashi bertanya kepadanya seperti murid-murid sebelumnya.

"Orang mars lagi. Alasanmu apa ketika masuk ke sini?"

Irina memegang mulutnya untuk memasang pose berpikir keras.

"Alasanku sederhana, guru."

"Oh ya, apa itu?"

"Alasannya yaitu aku juga ingin dekat dengan Issei."

GEDUBRAAK!

Untuk ketiga kalinya Issei terjungkal jatuh dari kursinya. Semuanya sweatdrop lagi.

Kakashi memasang wajah bengongnya.

"Uuuh, mengapa murid perempuan sekarang banyak yang mengutamakan cinta daripada sekolah?"

"Jadi, ada pertanyaan lagi, guru?"

"Tidak ada. Sana kembali ke tempatmu."

"Baiklah, guru."

Irina kembali ke tempatnya. Lalu majulah seorang laki-laki yang berambut pirang dan bermata biru. Memiliki wajah yang rupawan dan senyuman terus melekat di wajahnya itu.

"Halo semuanya, kenalkan namaku Yuuto Kiba. Aku berasal dari sektor Mars C. Alasanku masuk ke sini adalah menjadi seorang pilot luar angkasa dan juga menjadi ahli dalam merakit pesawat luar angkasa."

"Oh, ada yang serius rupanya. Sudah kamu jelaskan semuanya sebelum saya tanya," kata Kakashi yang tersenyum.

"Iya, guru. Jadi, guru tidak perlu repot-repot lagi mengajukan pertanyaan tadi kepada saya."

"Hehehe, bagus. Bagus. Ok, kembali ke tempatmu."

"Baik, guru."

Kiba kembali ke tempatnya. Dilanjutkan dengan laki-laki yang berambut merah dan bermata hijau. Ada lingkaran hitam di sekitar kedua matanya yang terlihat sayu.

"Aku Sabaku No Gaara. Aku dari sektor Lunar B. Alasanku masuk ke sini adalah menjadi pilot luar angkasa."

Gaara berbicara dengan wajah yang datar. Membuat semuanya keheranan melihatnya.

'Anak dari bulan ya? Sektor Lunar B?' batinku menatap serius laki-laki yang berwajah datar itu.

"Berikutnya."

Gaara kembali ke tempatnya. Majulah seorang laki-laki yang berambut hitam dan diikat satu seperti nanas. Ia berdiri di depan kelas sambil menguap panjang dengan tampang bosan.

"Hoaaaaaam, selamat pagi. Aku Nara Shikamaru. Dari sektor Lunar H. Alasanku masuk ke sini adalah menjadi pilot luar angkasa hanya karena dipaksa orang tuaku."

Membuatnya semua orang speehless melihatnya. Kakashi saja bengong melihat Shikamaru yang terus menguap panjang dalam selang satu detik.

'Masa orang seperti ini yang akan menjadi pilot luar angkasa nantinya? Bisa-bisa pesawatnya akan tabrakan dong,' batinku lagi dalam hati.

"Berikutnya."

Seorang gadis berambut abu-abu pendek dan bermata kuning emas yang maju. Ia berdiri kaku dengan wajah datarnya.

"Namaku Koneko Tojou. Dari sektor Mars B. Alasanku adalah menjadi pilot luar angkasa. Terima kasih."

Setelah itu, ia menyelonong pergi sebelum Kakashi mempersilahkan dia untuk kembali ke tempatnya.

"Berikutnya."

Seorang gadis berambut merah muda pendek dan bermata hijau sedang membungkukkan setengah badannya.

"Namaku Haruno Sakura. Aku berasal dari sektor Lunar E. Aku ingin menjadi pilot luar angkasa. Senang berjumpa dengan kalian semuanya."

Gadis menampilkan senyumnya setelah menegakkan badannya. Lalu ia langsung pergi setelah Kakashi mempersilahkan dia kembali ke tempatnya.

Kemudian gadis berambut indigo panjang diikat dua yang maju. Dialah gadis yang terakhir.

"Se-selamat pa-pagi, sa-saya H-Hyuga Hinata. Dari sektor Lunar F. Salam kenal semuanya."

Gadis itu membungkukkan badannya dengan gugup. Aku memperhatikannya dengan serius. Itukan gadis yang kutabrak pada saat di aula itu.

'Ternyata kita bertemu lagi rupanya,' batinku senang.

Setelah gadis yang bernama Hinata itu yang maju. Maka majulah, sahabatku si Uciha Sasuke yang juga sekelas denganku.

"Namaku Uciha Sasuke. Dari sektor Lunar G. Alasanku masuk ke sini adalah menjadi pilot luar angkasa yang hebat dan mengalahkan sahabatku yang bernama Uzumaki Naruto."

Aku tersentak mendengar penuturan langsung dari Sasuke barusan. Kulihat Sasuke menatap ke arahku. Ia melemparkan senyum simpulnya. Aku pun juga tersenyum melihatnya.

"Wow, alasan yang hebat sekali," ujar Kakashi sambil melipat tangan di dadanya."Kamu dari keluarga klan Uciha ya?"

Sasuke menoleh ke arah Kakashi dengan cool.

"Iya, guru Kakashi."

Kakashi terpana melihat Sasuke. Lalu ia tersenyum.

"Baiklah, yang terakhir."

Sasuke berjalan menuju bangkunya. Aku pun berjalan berpapasan dengannya. Ia melirikku. Aku juga meliriknya.

"Semoga berhasil, Dobe!"

Sasuke menepuk halus pundakku. Aku tersenyum mendengarnya.

"Ya."

Maka majulah aku dengan perasaan yang mantap karena sudah didukung oleh Sasuke. Aku berjalan dengan perasaan yang berani bercampur gugup. Aneh sekali. Padahal dulu di Sekolah Penerbangan Luar Angkasa, aku tidak akan segugup ini ketika akan tampil di depan mungkin. Mungkin inilah pertama kalinya aku berdiri di depan kelas di mana sekolah yang bertaraf antar planet yang paling tercanggih di tata surya.

Kini aku berdiri di depan kelas. Semuanya menatapku dengan serius. Aku mengatur sebentar jeda napasku. Lalu menghembuskannya secara perlahan-lahan. Aku tidak boleh gugup karena inilah kelas yang paling fenomenal buatku. Inilah hari pertamaku di APLA. Akademi yang akan mendekatkan aku kepada impianku.

Dengan cepat, aku membungkukkan badanku.

"Selamat pagi semuanya, namaku Uzumaki Naruto. Aku berasal dari sektor Lunar A. Alasanku masuk ke sini adalah menjadi pilot luar angkasa dan..."

Aku menegakkan badanku dan menyambung perkataanku yang sempat terputus tadi.

"Dan aku ingin melakukan ekspedisi ke Planet Hitam untuk mencari keberadaan orang-orang terdahulu yang hilang serta menyingkap misteri penyebab bumi menjadi Planet Hitam itu."

Perkataanku yang lantang dan menggema di kelas itu membuat semuanya membelalakkan kedua matanya. Mereka tidak percaya dengan apa yang kuucapkan itu. Mereka terlihat syok mendengarnya.

Aku menyengir lebar sambil mengacungkan jempolku ke arah Sasuke yang menatapku. Kulihat Sasuke membulatkan kedua matanya. Dia pasti kaget dengan apa yang kuucapkan tadi.

"Uzumaki Naruto."

Kakashi memanggilku. Aku menoleh ke arahnya.

"Ayo, ikut saya ke ruang guru sekarang juga."

Aku membelalakkan kedua mataku. Apakah ucapanku yang jujur itu membuat guru Kakashi marah? Memang kulihat Kakashi menatapku dengan serius. Matanya menyipit tajam.

"Ya, guru."

Kakashi berjalan duluan keluar kelas. Aku pun mengikutinya dari belakang. Sungguh, ini membuatku bingung.

.

.

.

BERSAMBUNG

.

.

.

A/N:

Terima kasih ya sudah membaca cerita crossover ketiga ini. Crossover Naruto dan High School DxD. XD

Fic ini saya buat karena permintaan seorang reader yang bernama . Dia meminta saya untuk membuat cerita crossover Naruto dan High School ini. Jujur, saya nggak begitu tahu tentang High School DxD ini. Bahkan saya nggak terlalu suka sih. Tapi, berhubung ini request dari reader tersebut, saya berusaha membuatnya dengan senang hati. Lalu saya mencoba mencari tahu tentang DxD ini melalui google. Syukurlah ketemu. Jadi, saya bisa tahu tentang tokoh-tokohnya dan bagaimana ceritanya. Ternyata bagus juga ceritanya. Apalagi ceweknya cantik-cantik. Saya suka dengan yang namanya Koneko Tojou. Dia imut juga. XD

Maaf ya, para tokoh DxD di cerita ini agak menyimpang dari canonnya. Maksudnya agak ooc. Para tokoh DxD bersikap dengan imajinasi yang saya buat sendiri. Maaf ya sekali lagi. ^^

Cerita ini juga udah lama saya buat. Crossover naruto juga. Tapi, saat itu saya bingung mau gabungin naruto dengan anime apa. Maka jadilah gabungan cerita seperti ini.

Suer, menulis cerita bergenre sci-fi bercampur kehidupan planet ini, membuat kepala saya pecah karena harus memikirkan adegan selanjutnya. Padahal ide udah mantap di otak tapi saat membuatnya menjadi hambar begini. Saya pikir cerita ini menjadi tidak bagus. Hm... saya jadi nggak dapat 'feel' cerita ini. Tapi, malah nekad juga mempublish-nya di sini.

Arigato sudah membaca dan mereview cerita ini.

Saya siap menerima segala kritikan, flame atau semacamnya. Saran juga boleh untuk perkembangan cerita ini di chapter yang akan datang.

Saya akan melanjutkan cerita ini. Maaf, update-nya akan lama karena belum ada ide untuk melanjutkannya.

Sekian dari saya. Semoga ada kesempatan lagi, kita bertemu lagi. Saya akan kembali setelah mendapatkan ilham untuk kelanjutan chapter 2 cerita ini. XD

Salam Hikari.

REVIEW, PLEASE!

SAMPAI JUMPA DI CHAPTER 2 YA... ^^

.

.

.

291117 10:52 PM

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro