Bagian 12. MODOU

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Author POV

Pasar Trisakti. 13.10





Gadis bersurai coklat yang mengenakan gaun putih bergaris ungu dan rok itu nampak berkeliling sambil melihat beberapa aksesoris serta makanan yang dijual di pasar. Gina duduk di satu tempat depan toko dan memesan segelas teh es.

"Aaaah.. " senyumnya yang tadi dengan cepat hilang setelah dirinya menghela nafas .

"Kenapa jadi seperti ini sih? " pikirnya.

"Yo..! " seorang pemuda tiba-tiba saja duduk di kursi yang berdekatan dengan Gina..dia adalah Chandra.

"C-Chandra!? "

"Apa kau sedang minum? Apa aku mengganggu?? "

"Chandra, kenapa kau ada disini? Dan juga mana.. " Gina melihat sekitar tapi tidak ada Agus ataupun Baihaki.

Ekpresi gembira Chandra menghilang dengan cepat juga.

"Aku berpisah dengan mereka karena memperdebatkan sesuatu yang bodoh. Kami ini memang bodoh, ternyata.. " kekeh Chandra.

"Hihi. Kalian sekali.. " senang Gina entah kenapa.

"Padahal kita semua baru bertemu.. "

"Kita memang tapi aku mengenal kalian.. " ucap Gina membuat Chandra senang mendengarnya. "Kau haus atau lapar? Biar aku yang traktir, "

"Bisa. Aku juga penasaran dengan kondisiku saat ini. Jika yang dikatakan gadis bernama Huda bila kami bertiga sudah mati, kenapa aku bisa merasakan sensasi seperti disaat aku hidup? "

"Aku juga penasaran, Chandra. Huda itu adalah orang yang spesial dan dia bilang jika seseorang 'yang' lain sepertinya dapat menghidupkan kalian bertiga kembali. Walau aku tidak yakin siapa orang itu.."

"Aku harap itu benar .. "

Gina dan Chandra memesan masing-masing satu mangkok bakso di siang hari, minumannya teh es.

"Bagaimana? "

"Hm!? Rasa bakso.." gumam Chandra bingung mungkin. "Jimat Huda itu bisa membuat kau merasakan makanan juga, ya? "

"Hm? Bukannya Rosanti..? " bingung Chandra. "Bukan begitu. Sebenarnya jimat itu adalah milik Huda. Aku bisa mengenalinya setelah melihat efek dari jimat tersebut, sedangkan Rosanti bukanlah tipe eksorsis seperti yang dapat melakukan hal itu. Dia itu tipe penyerang, tidak pandai dalam hal teori, " jelas Gina.

"Itu mengejutkan. Aku tambah curiga dengan si Huda ini, jika dia bisa melakukan hal di luar kemampuan manusia kenapa dia mengatakan jika dia 'tidak bisa'??"

"Aku juga tidak tahu.. "

Keduanya menyelesaikan makan siang mereka. Gina lalu membawa Chandra berkeliling pasar dan berharap bisa bertemu dengan Huda lagi tapi itu mustahil karena Huda sudah terlalu lama pergi.

Shine...

"He..? "

"Chandra, ada apa denganmu? " tanya Gina terkejut melihat tangan kanan pemuda itu bersinar.

"A-aku tidak tahu kenapa---arh? " Chandra ditarik oleh semacam energi kuat masuk ke dalam bangunan tua yang tak berpenghuni lagi.

Portal dimensi para roh tiba-tiba muncul di depan Chandra.

"Heh? HEEEE???! "

"Chandra?! "

Gina ikutan terseret masuk karena tidak kuat menahan Chandra. Mereka tiba di suatu reruntuhan bangunan yang tak berbentuk lagi, banyak tiang-tiang semen tertinggal setengah badan saja dan sebuah sambaran halilintar bertengger di salah satu besi di tiang.

"Dimana... Bocah itu? DIMANA bocah kurang ajar yang mensucikan aku!? " raungnya.

"D-dia'kan siluman zirah waktu itu? "

"Tapi dia berbeda, aku tidak melihat ada armor yang melindunginya saat ini.. "

Siluman armor halilintar yang dikalahkan Agus sekarang bangkit kembali ke hadapan Chandra dan Gina, dengan wujud berbeda. Siluman itu seperti manusia berkulit sangat gelap dan banyak percikan petir mengelilinginya.

"Aku bangkit kembali dengan kekuatanku sendiri. Amarah lah yang menjadi energiku?! "

"Kalian akan memberitahukan dimana bocah kurang ajar itu... Atau kalian akan aku jadikan umpan untuknya datang? "

"Menjual sahabatku sendiri adalah pilihan terakhir yang bisa aku pikirkan nanti tapi untuk sekarang aku memilih untuk tidak melakukannya. Gina, aku butuh bantuanmu.. "

"Tentu..! "

"Manusia bodoh! Kalian tidak akan bisa mengalahkan sesosok siluman sepertiku ini?! "

"Dicoba mana tahu. Aku yang dulu mungkin tidak akan mengucapkan kalimat seperti itu. Aku harus berubah. Ada seseorang yang bisa aku lindungi dengan kekuatanku sendiri. Chandra yang konyol sudah tidak ada lagi, walaupun aku telah mati atau apa aku menolak untuk MENYERAH?! "

Kedua mata Gina menatap Chandra dan sangat berfokus ke sana.

"Aku... Lebih suka Chandra yang ini! "

"Menyesal lah, kalian.!? "

Chandra maupun Gina menghindar sebelum halilintar menyerang. Mereka berdua mengambil dua arah berbeda, Gina merapalkan mantera pelumpuh lalu menembakkannya ke sisi kanan siluman halilintar. Tapi seperti kurang kuat terbukti dari musuh yang masih dapat menyerang Chandra.

"Terus lakukan saja. Aku akan mencari cara untuk melakukan serangan penghabisan..! " cetus Chandra sembari menghindari tiap sambaran.

"Baiklah, Chandra. Terima ini..! " sahut Gina, gadis itu melemparkan satu jimat kertas ke Chandra.

"Terimakasih---? "

Jdar!?!

"Uhargh?! "

"Cha---"

"--Jangan berhenti! Aku baik-baik saja! " teriak Chandra.

Gina membulatkan tekadnya dan terus menyerang musuh masih dengan mantera yang sama. Sementara itu Chandra terdiam ditempat.

"Rasa panas tersambar ini nyata. Kenapa orang yang sudah tiada sepertiku dapat merasakannya? Apa aku---kami bisa mempercayai gadis bernama Huda itu? "

"Kalian berdua benar-benar mengesalkan..! "

Demonic Thunderstrom

Jeritan petir siluman halilintar sebarkan ke segala arah melepaskan hujan halilintar pendek dan dua meriam petir yang dapat digerakkan ke samping.

"Aaaa AAAAA! "

"Sial, Gina?! " Chandra memaksakan rasa sakit yang dirasakan untuk dapat bergerak, tangan kanannya membuka telapak kanan yang mulai bersinar cerah ditambah jimat kertas yang digenggam disaat bersamaan.

SHINE!?!

Silauan cahaya kuning menutupi pandangan mereka termasuk siluman, efek penyilauan cahaya Chandra bertambah besar saat digabungkan bersama jimat Gina.

"Jadi jimat itu untuk memperkuatnya.? Rencana yang bagus, Gina?! "

Chandra sontak saja berlari memanfaatkan keunggulan yang dimiliki saat ini. Terus berlari mendekati siluman halilintar yang kesusahan buat melihat targetnya.

Siluman memaki dalam batin. "Aku tidak bisa melihat. Aku bisa mendengar suara langkah mendekat. Apa dia mau menyerangku? Apa aku akan kalah... Lagi? "

"....... TIDAK! Aku tidak mau kalah terlebih terhadap bocah-bocah tak tahu diri. Benar, akan aku binasakan saja mereka!"

"Energi kekuatan ini? Serangan AoE!? "

"Chandra---!? " Gina memperingati Chandra tapi suaranya dipotong keras oleh suara jeritan nyaring ditempat musuh. Semua cahaya yang menyilaukan tadi lenyap karena sentakan gelombang petir milik musuh.

"Sial!? Aku cerobo---!?!!! "

BRUST!??!!

Chandra dihantam oleh cahaya halilintar.

































"Disaat aku kira aku bisa melakukan apa yang biasa teman-temanku bisa ternyata tidak berjalan sesuai harapanku. Apa itu hanya angan-angan untukku saja? "

"Apa aku... Tidak memiliki kekuatan untuk melakukan hal itu? "

"Aku ingin melakukannya! Aku ingin berubah menjadi seseorang yang aku inginkan. Aku INGIN!?! "

Suara jeritan hati Chandra yang ada dibalik cahaya petir itu sedikit terdengar dan nampak. Satu titik cahaya kecil tepat di hatinya.

Grrrrrerr..!

"!? "

Chandra tiba-tiba saja mengenang masa lalu, saat ia mendengar dongeng orang setempat di kampungnya. Dimana orang-orang dari keturunan Jawa akan selalu terjaga aman oleh roh singa yang dulu pernah ada satu orang dari Jawa menyelamatkan hewan buas itu.

Dan sampai saat ini cerita itu masih dikenang serta dipercayai. Mereka percaya jika hewan buas itu tidak akan menyerang mereka karena orang Jawa pernah berbuat baik terhadap makhluk itu. Lalu apa hubungannya?

Singa yang di tolong orang Jawa itu bisa berbicara. Dia membuat sumpah, jika suatu ketika dimana ada satu orang Jawa terkepung oleh dua hewan buas dan salah satunya adalah singa, ucapkanlah jika 'kau' adalah keturunan dari Jawa.

Cerita dan sumpah itu terkenal di kalangan orang Jawa dan dipercayai kebenaran dibaliknya.

Lengan kanan Chandra bersinar emas bersama sulur aura yang  berwarna biru langit. "Aku iki katurunan saka asli Jawa. Aku wis nate nylametake sampeyan. Ing kene aku njaluk sumpah, aku njaluk keamanan.. "

Sinar emas itu berubah bentuk jadi kepala singa.

MODOU : Shining Lion

Kepala seekor singa raksasa itu menerkam siluman halilintar dan melahapnya dalam seketika ke redupan cahaya.

"...... " Gina terpana melihat kilauan emas dimana-mana dan Chandra berada ditengah semua itu.

Indah sekali.

"Chandra, kuat.. "

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro