Bagian 18. Pengumpul Jiwa vs Profesor Gila

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Author POV

Pengumpulan Jiwa. 21.32














Kilatan cahaya ungu menyelimuti profesor gila yang dihadapi Rio. Ketua Perkumpulan ini tidak tahu apa fungsi dari kilatan yang menyelimuti itu tapi ia tetap maju untuk bertarung.

Satu titik tusukan dari kris hitam Rio tertahan oleh listrik ungu yang tiba-tiba muncul untuk menahan nya. Rio tidak bisa memaksa untuk bisa terus maju, saat ia memutuskan mundur listrik mengikuti pergerakan nya untuk disetrum.

"Cara bergeraknya berbeda dengan J gunakan. Apa ini benar-benar kekuatan J? "

"... Itu yang kau pikirkan. Aku sudah merubah caranya karena aku lah pemilik kekuatan sihir ini! "

Rio mendengus saat pikirannya berhasil ditebak.

"Walau kau berhasil melakukan itu, kau tidak akan bisa menjadi seperti J..! "

"Kurasa kau benar... Aku bisa lebih baik dari roh itu! "

Rio menghindari setruman dari listrik ungu, berlari ke samping-ujung atap bangunan seraya mencari celah untuk dirinya menyerang. Dibeberapa kesempatan Rio berusaha menyerang dengan serangan kecil dari jimat kertas tapi tidak mempan.

"Apa kau tidak lelah terus berlari? Istirahatlah sebentar.. "

Brrrsss!

Rio kembali menghindari setruman dari listrik musuhnya. Kali ini dirinya terhenti.

Rio kembali pada kesadarannya untuk membunuh musuhnya. Ia sempat ragu di awal tadi karena melihat kekuatan yang dimiliki profesor gila mirip dengan J. Rio melakukan dash kuat ke musuh dengan kris ia sembunyikan dibelakang punggung. Profesor gila menyerang Rio tanpa tahu rencana ketua perkumpulan itu, saat jarak mereka tersisa 2 meter mata kris Rio menyala abu-abu di malam hari.

"Itu!? "

Kaliblah Sword

Thurst!

Tusukan dari aura sihir yang keluar dari kris Rio menembus tubuh profesor gila sehingga musuh nya ini tertatih-tatih dalam melangkah sambil muntah darah.

"Argh-hahaha. Kau hebat seperti rumor yang beredar... Tapi masih belum cukup. "

"? "

"Aaaaa argh..!!! "

Kilatan ungu pada tubuh profesor gila semakin terang dan auranya bertambah kuat, luka tusuk yang membekas tadi sembuh dengan cepat. Bukan sampai itu saja, ada perubahan pada bentuk badan dari profesor gila.

Rio yang melihat nya terkejut bukan main.

"Hahaaaa. Ini luarbiasa!! "

"I-ini mustahil. Dia... Jadi muda kembali? "














Markas Musuh. Dunia Roh. Gudang. 21.25.















Kilatan cahaya dari sebuah kamera membuka pandangan, di dekat portal yang baru saja dibuka oleh kembarannya Huda---Haudia tertutup kembali setelah orang nya menutup nya sendiri.

"Kenapa kau juga harus ikut? " tatap Haudia tak suka.

"Apa boleh buat, bukan? Tidak ada kesempatan lain kali aku bisa ke dunia lain. Ditambah ada yang melindungiku.. " senyum Felly.

"Siapa juga yang jadi pelindungmu.. " kesal Haudia.

Gadis bermata merah itu menghampiri kembarannya yang saat ini sedang memeriksa gerbang suatu gudang.

"Apa yang kau temukan? "

"Segel. Gerbang ini di segel dengan kuat.. " beritahu Huda memperhatikan keseluruhan gerbang.

Tempat itu seperti bekas gudang pabrik yang tekan ditinggalkan lama sekali.

"Segel? Mana? Mana?? " Felly datang dengan antusias.

"Kenapa dia juga ikut! " Huda menjatuhkan keringat mendengar kembarannya menggerutu.

"Hei, jangan lakukan hal bod---"

Crek...

"Hal bodoh? Seperti apa?? " tanya Felly seraya memotret segel gerbang berupa kertas jimat kuning lusuh warna merah disamping.

"! "

"!? "

"? "

Disaat bersamaan gerbang bergetar kuat seakan diguncang. Seketika segel yang menutup gudang lenyap terbakar api astral. Dua kembar ini sontak saja terkejut.

"Apa kamera itu yang melakukan nya? " tanya Haudia.

"Melakukan apa? Woah. Di dalam ngeri sekali..! "

"F-Felly.. " terlambat untuk Huda memperingati Felly, orang nya sudah masuk duluan. Mau tidak mau dua kembar ini menyusul gadis hiperaktif itu.

Di dalam mereka menemukan lingkaran setan penuh jimat-jimat berdarah, ada sosok kecil J yang tertahan oleh tali jimat yang menempel pada badannya.

"Jadi gadis kecil ini yang namanya J~~? " foto Felly.

"?! " Haudia refleks berpindah melindungi Felly dari tali terkutuk yang baru saja gadis itu foto.

"Sudah kubilang jangan melakukan hal bodoh.. " tegur Haudia kesal.

"M-makasih.. "

"Felly, Haudia, kalian tidak apa?? "

Haudia membawa Felly menjaga jarak dari lingkaran setan yang menahan J. "Benda ini bisa menyerang. Berhati-hatilah.. "

Lingkaran setan itu mendadak menyala terang dan J yang ada di dalamnya berteriak kesakitan, anak kecil dengan jas hujan itu perlahan jadi tembus pandang. Diwaktu bersamaan gerbang tertutup dengan sendirinya dan beberapa makhluk kegelapan bermunculan mengepung ketiga gadis muda ini.

"Apa yang terjadi sebenarnya? "



























Tring...

"Hah, hah.. "

Rio bersimbah darah di tangan yang memegang kris sampai jatuh itu, dihadapan nya merajalela profesor gila.

"Ini sangat hebat. Sudah lama aku tidak sebugar ini, hahahha..! "

"K-kau. Apa yang barusan saja kau lakukan? KATAKAN! "

"Itu bukan urusanmu, ketua perkumpulan. Ya, dengan ini aku bisa melanjutkan eksperimenku.. "

"Urgh.. " Rio jatuh berlutut.

"Aku ucapkan terimakasih karena telah mau membantuku memaksa kekuatan ini dapat bangkit sepenuhnya. Tersisa roh itu bila keberadaan nya lenyap tak tersisa maka seluruh kekuatan nya akan jadi milik ku, hahahahha!!! "

Profesor gila menujuk jarinya ke depan menciptakan bola petir ungu yang menjerit nya listrik putih di dalam bola.

"Selamat tinggal, pecundang~"

"!!? "

JDAAARRR!!!!?

Sambaran petir ungu terpecah kemana-mana, atap bangunan markas Pengumpul Jiwa, terlihat Rio terdorong jauh ke ujung atap tapi berhenti disana.

"? "

"......... "

Asap putih hasil dari serangan musuh digantikan perisai astral hijau berbentuk cangkang kura-kura. Profesor gila yang mencoba untuk melihat lebih jelas dikejutkan dengan tinju seseorang, ia terpukul mundur ke belakang walau sempat menangkis.

"Erna!? " terkejut Rio.

"Maaf. Kami terlambat! "

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro