Prolog

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Diantara rintik hujan yang turun membasahi bumi, aku kembali mengingat tentangmu, tentang kita, dan tentang masa lalu kita.
2M

•••

Sebuah taksi berhenti di depan coffee shop yang saat ini tengah dalam keadaan yang tak terlalu ramai. Seorang wanita berusia 27 tahun, keluar dari taksi itu. Ia membayar argo taksi, kemudian melangkah dengan anggun memasuki coffee shop.  Memilih untuk duduk di dekat jendela—yang mempermudahnya untuk melihat ke luar coffe shop.

Wanita itu lantas memanggil pelayan, memesan secangkir hot chocolate. Dan tak beberapa lama, hot chocolate pesanannya sudah tersaji diatas meja.

Sedikit demi sedikit ia mulai menyeruput hot chocolate, merasakan sensasi hangat saat cokelat itu melewati tenggorokannya. Di musim hujan seperti ini, secangkir hot chocolate memang sangat pas untuk dinikmati.

"Kak...Maudy?"

Panggilan pelan penuh keraguan itu membuat Maudy seketika menoleh, menemukan gadis SMA berkaca mata yang berdiri dengan wajah terkejut.

"Ya ampun! Beneran Kak Maudy?" Dan tanpa dipersilakan, gadis itu memilih duduk di depan Maudy, kemudian merogoh tas sekolahnya untuk mengeluarkan sebuah novel yang tentu saja Maudy kenali sampulnya meski tanpa melihat judulnya.

"Saya penggemar berat Kak Maudy. Boleh saya minta tanda tangannya?" tanya gadis itu sembari menyodorkan novelnya pada Maudy. Raut bahagia yang terlihat dari kedua mata gadis itu membuat Maudy jadi mengingat adiknya.

Dan tanpa menunda lagi, Maudy langsung menuruti keinginan gadis itu. Ia kemudian menanda tangani novel itu, tak lupa pula menambahkan nama gadis itu dibawahnya. "Terima kasih, udah suka sama karya saya." ucap Maudy sambil tersenyum manis.

"Sama-sama, Kak. Pokoknya, saya suka semua karyanya Kak Maudy. Soalnya dari novel Kakak, banyak pelajaran yang bisa saya ambil. Tentang bagaimana caranya memaafkan dan juga mengikhlaskan semua yang sudah terjadi." gadis itu tersenyum dengan mata berbinar senang.

"Syukurlah kalo kamu bisa mengambil sebuah pelajaran dari novel saya. Saya jadi ikut senang."

Gadis itu mengangguk semangat. "Oh iya! Saya boleh foto sama Kakak nggak?"

"Boleh dong," Maudy menggeser duduknya mendekat pada gadis itu yang langsung mengeluarkan ponselnya dengan senyuman lebar.

Mereka mulai berpose di depan kamera. Ada tiga gambar yang diambil gadis itu dengan gaya berbeda-beda.

"Terima kasih ya, Kak. Semoga sukes selalu dengan karya-karyanya."

Maudy tersenyum manis. "Aamiin. Terima kasih, ya?"

"Sama-sama, Kak. Kalau gitu, saya permisi dulu Kak. Udah dijemput soalnya." ucap gadis itu sambil menunjuk ke luar caffe, di mana ada seorang cowok berjaket jeans menunggu di sana.

"Hati-hati, ya." ucap Maudy yang dibalas dengan senyuman sopan.

Maudy mengikuti pergerakan gadis itu yang keluar dari coffee shop, kemudian langsung menaiki motor cowok tadi. Tanpa sadar, Maudy tersenyum tipis karena gadis itu mengingatkannya pada masa SMA dulu.

Tak lama setelah itu, rintik hujan mulai turun dari langit, membasahi bumi. Menyebarkan aroma hujan yang begitu menenangkan, membuat Maudy jadi semakin mengingat tentang masa SMA-nya dulu.

Tentang masa-masa SMA-nya yang sangat berarti.

Masa-masa yang Maudy syukuri pernah ia lewati bersama seseorang yang berarti...

•Bersambung•

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro