22. Dursila

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Seekor anjing jenis Golden retriever sedang tiduran di pinggir jalan. Ia melihat serial manusia yang berjalan melewatinya begitu saja. Tubuhnya kotor dan penuh luka. Seorang bocah cilik melewatinya.

Bocah itu berhenti dan menatapnya. Senyum manis terukir di wajah bocah tersebut. Mengelus bulu anjing itu perlahan membuat anjing itu merasa nyaman padanya. Anjing itu semakin mendekatkan dirinya pada sang bocah.

Tiba-tiba senyum manis itu berubah menjadi sebuah senyuman miring yang lebih mirip seperti seringaian yang mengerikan. Tangan yang sedari tadi mengelus anjing itu lembut terangkat dan entah dari mana ia mendapatkan sebuah balok kayu.

Tanpa ampun dipukulinya anjing tak bersalah itu hingga anjing itu berdarah. Dan jika diperhatikan lebih jeli lagi, anjing tersebut menangis. Sebuah tangan kekar menangkap tangan mungil tersebut. Hingga pukulan itu pun berhenti. "Hentikan kelakuan dursilamu itu. Apakah kamu tidak kasihan padanya? Apa kamu tidak melihatnya menangis?"

Bocah tersebut menunduk. Lalu dengan suara lantang ia mengucapkan, "Bukankah itu yang sering kita dapatkan dari preman-preman itu?"

"Benar, tapi bukan berarti kita harus melampiaskannya pada makhluk tak bersalah seperti anjing ini. Jalani saja. Yakinlah, suatu hari nanti, bahagia akan menemukanmu."

Day 22
Keyword : Dursila

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro