Day 05 | Bahasa Betawi

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Judul: Bana dan Deri⁣
⁣⁣⁣⁣#copyrightbyIlestavan⁣⁣⁣⁣

--- ^ ---

Bel istirahat berbunyi, seluruh anak kelas tiga berseragam merah putih keluar dari kelas, tak terkecuali Bana dan Deri. ⁣

Sepasang sahabat itu duduk di tanjakan dekat perpustakaan. Bana mengeluarkan satu bungkus permen lolipop dari saku celana. Saat melihat Deri, perasaan Bana tidak tega.⁣

"Deri mau?" tanya Bana.⁣

Anak laki-laki itu mengangguk. Bana memberikan lolipop di tangan kanannya kepada Deri.⁣

Esoknya, Deri membawa dua bungkus permen jelly, sementara Bana tidak membawa apa-apa untuk menjadi camilan saat istirahat. ⁣

Deri sempat melihat Bana yang memerhatikan ia membuka bungkus permen, tapi Deri tak acuh. Ia memakan dua bungkus permen tanpa menawari Bana, atau membaginya.⁣

Hari Rabu, Deri tidak masuk sekolah karena demam dan flu. Bana tidak berniat menjenguk, karena merasa Deri saja pelit dan abai.⁣

Sepulang sekolah, Bana melihat penjual permen jelly yang langsung mengingatkannya kepada Deri. Bagaimana juga, Deri sahabatnya. Berkunjunglah Bana ke rumah Deri, sambil membawa bungkus plastik berisi permen kesukaan si sahabat.⁣

Setelah ibu Deri mempersilakan Bana masuk ke dalam kamar, Bana prihatin menyaksikan Deri yang sedang terbaring sambil bersin-bersin.⁣

"Bana?" sapa Deri, beranjak dari tidurnya dan duduk. Bana mendekat, lalu menyerahkan bungkus plastik ke arah Deri.⁣

"Cepat sembuh ya, biar bisa makan ini."⁣

Deri membuka bungkus plastik, melihat dalamnya sebentar, dan menunduk. Bana yang heran bertanya, "Kamu kenapa, Deri?"⁣

"Kamu kok baik?" Deri mengangkat kepala, menatap Bana.⁣

"Kamu juga baik," sahut Bana, lalu tanpa izin menaiki ranjang Deri, duduk di sampingnya.⁣

"Kalau aku punya makanan, aku nggak pernah mau bagi kamu, aku pelit. Kapan aku baik?" ⁣

"Kapan-kapan...." Bana tertawa oleh jenaka sendiri. "Tadi pas pelajaran agama, Pak Usep bilang, kita nggak boleh mengingat keburukan orang lain, ingat yang baik-baik saja."⁣

Deri tersenyum menanggapi.⁣

"Kita ini sahabat benar, ya?" Mata Deri jadi berembun.

"Masa bohongan? Hehe...." Bana kembali tertawa, dan mencandai Deri sampai sore, sehingga Deri merasa sehat karena kehadiran Bana.

.
.
.

05 Mei 2020
Note: Cernak versi Instagram agak berbeda karena kurangnya word capt.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro