Day 18 | Bahasa Manado

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng




Judul: Malam Penantian⁣
⁣⁣⁣⁣#copyrightbyIlestavan⁣⁣⁣⁣

⁣⁣⁣--- ^ ---


Tiap malam, kamu selalu melihatnya duduk di sana; bangku taman ditemani langit gelap yang dia tatap dengan berlinang air mata. Sampai sekarang, kamu tidak tahu apa yang membuatnya terlihat begitu rapuh. Dia seperti menunggu sesuatu yang tidak pasti datang. ⁣

Akhirnya, malam ini kamu memutuskan untuk mendekati laki-laki itu, duduk di sebelahnya. ⁣

Dia bergeming, kepalanya masih menengadah, padahal langit kosong tanpa hiasan.⁣

Kamu menatapnya dari samping, sejenak kemudian dia mulai menoleh arahmu. Lembut, dia menatapmu. Lalu cairan itu kembali meleleh dari kedua matanya.⁣

"Mengapa menangis?" Menurutmu, cuma itu pertanyaan yang tepat. Dari awal memang dirimu penasaran tentang tangisnya. Tangis tanpa suara.⁣

"Ibu melupakanku. Aku tidak paham, mengapa ibu mudah lupa."⁣

"Lalu?"⁣

"Dilupakan ibarat mencecap rasa pahit. Selain lupa padaku, di ujung hayatnya, ibu mengatakan kalau aku pencuri."⁣

Pikirmu, ibu mana yang mengatakan hal begitu kepada anaknya?⁣

"Ibu memberiku jam tangan. Esoknya, ia menganggap jam tangan itu hilang. Saat ibu melihatku memakainya, ibu menyematkan kata 'pencuri' padaku. Hari itu, ibu meninggal karena jatuh."⁣

"Kamu pasti sedih, ya? Bahkan kamu belum menjelaskan apa-apa."⁣

Laki-laki itu mengangguk, detik berikutnya menggeleng, sementara kamu tidak paham apa maksudnya.⁣

"Aku juga menyesal, karena tidak bisa mengendalikan emosiku. Aku mendorong ibu, hingga jatuh dan meninggal." Dia kian lekat menatap dirimu yang mendadak merasa dingin. Sebelah tangannya memanjang, hendak menyentuh pipimu. Namun, itu seperti harapan semu.⁣

"Ibu, maafkan aku."⁣



.
.
.

18 Mei 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro