19. Menangsel

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Setelah rapat darurat dibubarkan, Andi berjalan cepat menuju ruang kerjanya. Wajahnya mengeras akibat tak puas dengan hasil rapat tersebut. Sementara, para bangsawan keluar ruang rapat dengan muka pasi. Cinta sendiri, ia sudah pulang ke kediamannya dengan wajah puas sesuai perintah Andi agar ia beristirahat terlebih dahulu.

Cinta memacu Horen dengan kecepatan tinggi agar sampai di rumahnya dengan cepat. Ia lelah dan tubuhnya terasa lengket. Ia butuh mandi, lalu ia akan tidur sejenak. Karena ia yakin ia akan segera dipanggil ke istana lagi.

Entah berapa lama Cinta memejamkan matanya, sesuai dugaannya. Kesatria-kesatria dari istana menyambangi kediamannya dengan wajah panik. Ia terbangun akibat Jason mengetuk pintu kamarnya dengan terburu-buru.

"Tidak usah memberitahu, kita jalan saja sekarang," ujarnya membuat para kesatria itu terbengong-bengong.

"Tunggu, Nona!" cegat Jason saat Cinta hendak melompat ke atas punggung Horen. Horen meringkik kecil melihat majikannya datang menghampiri.

Cinta menoleh pada Jason yang sedang membawa sebungkus benda. Alisnya terangkat sembari menuntut penjelasan dari pria paruh baya itu.

Jason tersenyum tipis. "Bekal Anda, Nona. Anda belum makan apapun sejak Anda pulang tadi. Jadi saya meminta kepala dapur untuk menyiapkan sesuatu yang simpel dan bisa dibawa-bawa pada kepala dapur tadi. Walau kurang, ini bisa untuk menangsel perut Nona yang pastinya lapar," jelasnya membuat kedua sudut bibir Cinta tertarik ke samping.

"Terima kasih, Jonas. Kau yang terbaik," ucap Cinta tulus. Ia pun segera melompat ke atas punggung Horen hingga kuda hitam itu meringkik senang akibat diajak keluar lagi.

"Langsung ke perbatasan. Yang Mulia pasti belum jauh," tegasnya memberi perintah membuat para kestria memandangnya heran.

Mereka belum mengatakan apa-apa sejak menghadap Cinta, mengapa gadis itu sudah bisa memberi perintah dengan nada yakin seperti itu? Ini benar-benar aneh seolah Cinta tahu segala hal.

"Yang Mulia menghilang bukan?" tanya Cinta memecah keheranan para kesatria. Salah seorang kesatria mendekatinya dan menyejajarkan langkah kudanya dengan langkah Horen.

"Bagaimana bisa Anda mengetahuinya, Nona?" tanyanya mewakili teman-temannya.

Cinta tersenyum kecil. "Siapapun bisa menebak isi otak iblis sialan itu! Dia pasti sedang meninjau desa yang ada di Wilayah Barat itu. Dia kabur diam-diam di saat semua lengah agar dia bisa menyamar, lalu menghabisi bangsawan yang menjaga tempat itu di tempat."

Pria tampan dengan alis rapi dan tajam itu meringis pelan mendengar makian Cinta pada rajanya. Akan tetapi, ia tak bisa membantahnya karena apa yang diperkirakan wanita itu kemungkinan besar benar adanya.

Andi walau terlihat seperti raja pemalas dan haus akan darah, tetapi sebenarnya dia adalah raja baik hati yang selalu memperhatikan rakyat kecil. Ia pasti akan langsung terjun ke lapangan seperti ini dan juga seperti yang sudah-sudah, Andi akan membantu rakyat tanpa mengatakan siapa identitasnya sebenarnya.






----------------
435.19122021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro