21. Berogak-ogak

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Bel menyalakan api dan Joe mulai menguliti kelinci kecil itu. Sementara Al mengambil air untuk mencuci daging kelinci. Cinta bersama Klein—ketua pasukan kesatria I—masuk ke dalam hutan mencari tanaman yang dapat memperkuat rasa kelinci yang hendak mereka panggang nanti. Sisanya, membuat perkembahan darurat untuk mereka bermalam hari ini. Semua bekerja sama dengan baik sesuai dengan arahan Cinta.

"Nona, apa yang Anda dapatkan?" Bel berlari ke arah Cinta yang tangannya penuh.

Cinta menunduk, menatap buah-buahan yang ada di tangannya dengan pandangan datar. "Tak banyak," balasnya pelan. Kemudian, ia menoleh pada Klein yang juga memeluk berbagai jenis buah-buahan. Mereka tak menemukan rempah-rempah apa pun di dalam hutan.

"Wah! Ini buah apa, Nona? Manis sekali," seru Joe riang sembari mencomot satu buah berwarna hitam yang mirip dengan anggur dari pelukan Cinta.

Cinta mengangkat bahunya pelan. "Entahlah. Aku hanya mengambil apa pun yang terlihat," jelas Cinta acuh tak acuh.

Wajah Joe langsung pasi. Ia memuntahkan buah tersebut dengan panik. "Bagaimana bisa Anda seceroboh itu?" serunya tak percaya. "Bagaimana kalau buah ini beracun?" tanyanya lagi dengan suara yang tinggi.

Klein menggeleng melihat tingkah anak buahnya. "Kalau memang itu beracun, maka kau akan terbaring kaku di bawah sana," komentarnya membuat wajah Joe semakin pasi.

"Komandan," rengek Joe, tampangnya sudah hampir menangis. "kenapa Anda tega sekali pada saya?" tanyanya sedih. "Saya sakit hati," lanjutnya lagi dengan nada merajuk.

Klein mengangkat bahunya acuh tak acuh. Walau begitu, ia tersenyum tipis melihat kekompakan anak buahnya dengan Cinta yang merupakan seorang ajudan terpercaya raja. Ia tahu gadis itu adalah gadis yang baik. Walau seorang tangan kanan, ia sangat supel dan senang berogak-ogak dengan para prajurit.

Cinta mengalihkan perhatiannya pada Al yang sedang mencuci kelinci dan sedang menusuknya ke sebuah ranting pohon yang kuat. "Bel, pastikan ini matang, ya," ledeknya dengan nada jenaka.

Bel mengangguk patuh, lalu mengacungkan jempolnya tinggi-tinggi. "Siap, Nona. Apakah harus kubuat hitam kelincinya?" kelakarnya membuat Cinta melotot galak.

"Yah, kalau kau ingin berburu malam-malam begini silakan saja," balasnya santai membuat yang lainnya tertawa sementara Bel hanya bisa mengusap belakang lehernya salah tingkah. 




------------------
343.21122021
Bentar lagi udh mau habis, tapi kok ....
Baiklah...
Mari ...
Ekwkkwkwkw

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro