Day 14 - Lantam

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Indah bergeming dari tarikan Wiwid. Ia menatap Wiwid tajam. "Wid, kamu gak merasa kamu terlalu lantam sama cowok tadi?" tegur Indah kesal.

Wiwid menggedikkan bahunya tak acuh. "Gak tuh," balasnya santai. Kemudian, ia melanjutkan langkahnya meninggalkan Indah. Ia tahu dengan jelas bahwa Indah pasti akan mengomelinya lagi mengenai cowok. Ia sadar bahwa ia tak pernah memiliki cowok karena ia selalu mendorong mereka menjauh duluan.

"Wiwid! Kamu harus tau, gak semua cowok itu sama. Gak semua cowok itu berengsek," teriak Indah kesal.

Wiwid menghela napas kasar dan tersenyum sinis. "Oh, ya? Kamu tahu, 'kan? Soal pertanyaan kamu mengenai gak semua cowok itu berengsek salah. Kamu tahu dengan jelas gimana berengseknya Juno, Danny, dan Evan. Mantan-mantan kamu. Dan aku rasa kamu juga tahu cowok paling berengsek yang sialnya adalah ayahku sendiri."

Napas Wiwid saling berburu seolah baru saja lari mengelilingi lapangan sepak bola sebanyak lima puluh putaran. Indah menghampiri Wiwid dengan wajah kecewa. "Aku kecewa sama kamu, Wid. Kamu selalu tenggelam dalam masa lalu. Kamu harus move on biar hidupmu jauh lebih nyaman dan indah. Maaf. Malam ini aku gak jadi nginap. Kapan-kapan aja aku nginap." Indah melangkah menjauhi Wiwid yang tengah terpaku.

Benar kata Indah. Ia selalu hidup di masa lalu. Sebenarnya, ia juga tahu dengan jelas mengenai tak semua cowok itu berengsek. Contohnya, Bima salah seorang teman sejurusannya. Pemuda itu sangat sopan dan juga pintar. Ia juga seorang pekerja keras dan tak suka main kasar—Tidak seperti seseorang yang ia kenal.

Jika ia boleh jujur, alasan dari ia menganggap cowok berengsek hanyalah karena ia tak ingin merasa lemah. Ia juga takut tersakiti. Ia juga tak ingin kejadian ayahnya terulang kembali. Ia tak ingin tenggelam dalam rasa sesal akibat membiarkan ayahnya meregang nyawa begitu saja. Maka dari itu, ia selalu menjadikan alasan bahwa sang ayah yang selalu menyiksa dirinya, kakaknya, dan juga ibunya adalah orang yang berengsek dan pantas mendapatkan hal seperti itu. Kejadian Juno, Danny, dan Evan juga semakin memperkuat sugesti di otaknya bahwa cowok itu adalah makhluk yang berengsek. Ketiga mantan Indah itu tukang selingkuh dan juga suka bermain kasar. Jadi, ia juga tak segan jika melayangkan kepalan tangannya pada mereka bertiga.

Benar kata Indah, dirinya terlalu lantam jika menyangkut masalah cowok. Seharusnya ia tak boleh begitu. Ia masih ingat perlakuan-perlakuan yang dulunya ia anggap biasa aja, tetapi sekarang malah terlihat kasar. Wiwid menghela napas panjang, lelah. Ia melanjutkan langkahnya gontai. Ia harus minta maaf pada Indah atas kekeras kepalaannya. Namun, untuk saat ini ia akan diam saja dan membiarkan kekesalan Indah padanya mereka.



----------------------------------
Astagaaaa..
Apa ini?

Ael, 418, 131219

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro