🕊️티가

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Bocah-bocah Menyebalkan yang Selalu Memerintah."

🕊️*🕊️

Siapa sebenarnya bocah ini?

Satan masih memeluk Uriel seraya mengamati bocah laki-laki yang bernama Paras itu. Sekilas dia terlihat seperti bocah normal, tetapi Satan meragukan apa yang dia terka. Satan akan sepakat dengan Uriel atau Themistocles jika Paras mempunyai kesan misterius yang bisa saja menusuk orang dari belakang, hal ini bisa dilihat hanya dari matanya yang tampak waspada, selain itu dia juga mempunyai aura jiwa-jiwa yang telah tiada.

Entah mengapa dibandingkan dengan Satan atau Uriel, Paras jauh lebih waspada kepada Themistocles, seperti seseorang yang melindungi wilayahnya karena kedatangan tamu yang tidak diundang.

Paras berbeda dengan manusia-manusia yang pernah Satan temui di Manhattan, Luxor atau daerah lain yang dia lupakan, bocah itu terlalu hati-hati dan sangat teliti. Satan menduga kalau mereka tidak bisa kabur begitu mudah dari sini.

Untuk sementara Satan akan mengikuti arus dari takdir ini.

Sang iblis melirik Uriel, pemuda itu terlihat gelisah dan selalu menempatkan tangan kanannya di pinggang--tempat yang paling cocok untuk meraih pedang api yang telah disembunyikan dengan kekuatan magis. Manusia tidak bisa melihatnya begitupula dengan Satan karena dia makhluk yang sangat berbeda dengan Uriel, tetapi dia hanya bisa merasakan aura dari pedang api.

Paras membawa mereka ke bangunan mewah yang besar--bangunan yang sulit dikatakan sebagai tempat pembunuhan kumuh yang selalu terkenal dikalangan pembunuh. Paras hanya menyebut bangunan itu adalah rumahnya. Sang iblis berpikir kalau bangunan itu mirip dengan istana dibandingkan rumah.

Mereka bertemu dengan beberapa orang yang berpakaian seperti pelayan era Eropa kuno yang didominasi oleh warna hitam dan putih. Orang-orang itu membungkuk kepada Paras, mata mereka berkilat-kilat cerah seperti menemukan sebuah berlian di gua gelap, terlalu menakutkan jika mereka tiba-tiba terobsesi karena bocah itu sangat mempesona. Paras hanya membalas sapaan itu dengan anggukan pelan yang sedikit membosankan, seperti sebuah rutinitas yang selalu dia lakukan.

Sampai dari sini, Satan menganggap posisi Paras pasti sangat penting di mansion ini. Sebuah posisi yang membuat Satan berpikir dua kali untuk membunuhnya.

Apakah dia adalah pewaris?

"Kakak?" panggil Paras dan dia tiba-tiba berhenti berjalan. Matanya menyipit dan dia terlihat linglung sesaat kemudian matanya mengerjap pelan. Paras kemudian tersenyum mengejek, bukan mengejek mereka bertiga melainkan mengejek dirinya sendiri. Mungkin. "Aku salah mengira kalian masih muda."

Apa yang bocah ini bicarakan?

Tua?

Satan ingin tertawa dengan lelucon ini, dia hampir mencekik Uriel karena mereka berdua masih diposisi yang sama. Hal itu membuat Satan lebih aneh karena Paras menganggapnya seperti tua bangka yang berjalan dengan bantuan tongkat. Bagaimana bisa dia menyebut salah satu dari Pangeran Neraka terlihat tua dari ayahnya yang kemungkinan tidak terlalu tampan, muda, dan tangguh.

"Tuan muda?" salah satu pria tua berjas hitam menghampiri mereka. Dia mengernyit sebentar sebelum membungkuk hormat ke arah Paras. "Siapa yang Anda bawa ke kediaman?"

"Mereka penyusup, Castor," jawab Paras tenang, tetapi sudut bibirnya membentuk seringai jahil. "Kakek di dalam?"

"Tuan besar ada di kantornya. Apakah Anda akan menghukum mereka?" tanya Castor dengan senyuman yang entah kenapa membuat Satan ingin membunuh orang ini juga.

Senyuman itu mirip seperti senyuman Asmodeus yang penuh kelicikan dan hasrat.

"Jika kakek mengizinkan," jawab Paras. "Apa aku boleh masuk?"

"Saat ini tuan besar bersama dengan tuan penerus, Anda bisa masuk setelah mereka. Apakah Anda akan menunggu?"

"Aku akan menunggu bersama kakak di perpustakaan. Apa kau bisa membawakan teh krisan untukku?"

"Saya akan menyiapkan untuk Anda."

Pelayan bernama Castor itu pergi dan Paras menyuruh mereka bertiga untuk mengikutinya, lagi. Bocah itu pasti menuju perpustakaan untuk mencari seseorang yang sepertinya sama aneh dengan semua hal yang ada di sini. Satan mempunyai firasat yang kurang mengenakkan.

"Apa yang dimaksud dengan penerus? Bukankah dia penerusnya?" Uriel bertanya dengan bisikan pelan agar Satan dan Themistocles bisa mendengarnya.

Satan merutuk karena Paras seperti mendengarnya juga.

"Bukannya dia terlalu muda." mata Themistocles menyipit untuk menilai seberapa muda Paras dan menerka berapa usia bocah itu. "Terlalu muda untuk bisa disebut penerus."

"Tapi pelayan itu bersikap hormat kepada bocah itu," kata Satan membantah ucapan Themistocles.

"Berarti dia hanya hormat dengan penerus laki-laki saja," simpul Uriel seenaknya. Satan dan Themistocles menatap sang malaikat dengan penuh rasa jijik.

Uriel mengabaikan mereka berdua.

"Hari ini rumah cukup sibuk," kata Paras seraya membuka pintu perpustakaan yang besar dan bermotif elegan.

Bocah laki-laki itu berjalan menuju seorang gadis yang sedang duduk santai seraya membaca buku dengan serius. Gadis itu tersenyum lebar ke arah Paras tetapi begitu melihat siapa yang berada di belakang sang adik, dia sedikit mengendurkan senyumannya.

Perasaan ini sangat familiar menurut ketiganya.

"Kenapa kamu membawa paman-paman ini?" tanya gadis itu. Paras membalas senyuman itu dengan ringan, bocah laki-laki itu kemudian duduk berhadapan kakaknya dan mengabaikan ketiga pria bodoh yang sedang mencerna situasi.

"Mereka adalah orang yang menunggu hukuman," jawab Paras dan dia tidak tampak ingin berbohong kepada kakaknya. "Mereka menyusup di halaman belakang."

"Apa kau sudah mengintrogasi?"

"Itu kuasa kakek. Aku tidak mungkin melakukan itu."

Castor datang tidak lama kemudian seraya mendorong kereta yang membawa teh pesanan Paras dan beberapa camilan. Pria tua itu menatap penuh dendam ke arah ketiga penyusup dan segera tersenyum ramah ketika berada didekat sang majikan.

Satan hanya bisa menahan hasrat untuk tidak membunuh pria tua ini dengan kejam.

"Maaf menyela, apakah aku boleh bertanya?" Themistocles mengangkat tangannya agar seluruh perhatian fokus kepadanya.

"Silahkan," jawab si gadis seraya menghirup aroma teh yang tercium harum dan menggoda.

"Kenapa kau menyebut kami paman? Aku masih muda untuk dipanggil paman."

Satan terkejut dengan pertanyaan tidak masuk akal dari Themistocles, tetapi dia tidak marah karena dia sendiri juga penasaran. Hanya sendikit. Uriel berekspresi seperti mendapat sebuah emas dari harta karun Midas. Sedangkan Paras menahan tawa kecilnya yang hampir meledak dan Castor melotot marah karena mereka bersikap tidak sopan kepada majikannya.

"Karena kalian tua," jawab si gadis pendek seraya menatap Themistocles dengan kening berkerut karena menganggap orang itu aneh. "Paman bahkan terlihat lebih tua dari ayahku."

Si gadis menunjuk salah satu foto yang terpajang di dinding. Ada tiga foto yang terpasang dan masing-masing memotret seorang laki-laki dengan gaya yang berbeda. Foto ayah si gadis berada yang paling kiri dan dibawahnya bertulisan Natta.

Pria itu sangat mirip dengan si gadis tetapi aura yang dipancarkan menurun ke Paras. Satan menarik perkataannya bahwa ayah dari kedua bocah ini sangat tampan dan sepertinya adalah orang yang baik.

Uriel pasti menyukai orang-orang seperti ini.

Themistocles membuat wajah terkesan dan sedikit meragukan. "Dia tampak sangat hebat."

Dia melebihkan kesan pertama itu.

Kemudian hening karena Themistocles tidak membantah lagi kalau mereka adalah sekumpulan paman-paman yang tersesat. Untuk saat ini.

"Saya membawa satu pesan dari Tuan Besar. Apakah Anda berdua ingin mendengarnya?" Castor bertanya sopan setelah jeda keheningan itu. Menurut Satan, pria tua ini cukup cerdik untuk mencari muka.

Paras dan si gadis mengangguk.

"Saya sudah menjelaskan secara ringkas mengenai tiga orang penyusup kepada tuan besar. Sepertinya beliau tidak bisa keluar ruangan dengan cepat karena mereka masih membahas mengenai sesuatu yang penting. Nona muda diizinkan untuk mengambil alih tugas untuk menghukum ketiga orang ini, Anda bisa menghukum atau memaafkan mereka."

"Baik. Aku mengerti, Castor. Kau boleh keluar," ucap sang gadis dan Castor membungkuk hormat kemudian keluar dari perpustakaan.

"Bukankah pembagiannya sudah sangat jelas. Apakah kakek masih bersikeras menyuruh Paman Pasha untuk menguasai Bimasakti?" tanya Paras.

Satan melirik tiga foto itu lagi. Pasha sepertinya adalah yang paling bungsu diantara tiga bersaudara dari sang kakek. Dia sama tampannya dengan ayah kedua bocah ini, tetapi aura yang dipancarkan tidak main-main. Sangat tenang dan berbahaya.

Aura itu mengingatkan dia kepada Lucifer yang berulah jika diganggu ekornya.

"Paman Pasha pasti menyerah jika kakek terus membawa nama Liam. Dia sangat menyukai anak itu," kata si gadis dengan tawa kecil.

Paras mengangguk setuju mendengar jawaban kakaknya, kemudian dia menoleh kepada para paman yang masih menunggu hukuman. "Apa yang yang kakak lakukan kepada mereka bertiga?"

🕊️*🕊️

Satan mulai membenci hukuman yang dia terima. Dia juga membenci kecerobohan yang pernah dia lakukan di masa lalu, ternyata bertarung dengan Uriel membuat dampak yang sangat buruk bagi sang iblis kemarahan.

Dia jarang bertemu dengan saudaranya, biasanya dia datang sebagai pengusil handal yang pemarah. Belphegor selalu tertidur di bantal empuk yang melayang-layang, Beelzebub yang selalu memakan segalanya sampai perut membengkak, Asmodeus yang selalu bergonta-ganti pasangan dan selalu menggoda siapa saja, Leviathan yang sedikit pendiam dan menampilkan wajah sinis karena iri dengan prestasi saudaranya, Mammon yang memiliki selerah humor rendahan mungkin sedang kesulitan untuk menghitung semua kekayaannya, dan Lucifer si iblis sombong bermulut besar dan sombong tetapi selalu dipuji oleh semua bangsa iblis.

Satan merindukan semua itu.

Paras adalah definisi iblis berwajah manusia. Dia kejam dan tidak berperasaan, padahal wajah tampannya cukup mendefinisikan sebagai anak baik dan normal. Bocah itu sengaja menggiring mereka bertiga keluar masuk lubang buaya yang mematikan, sengaja untuk menguji ketabahan.

Hanya satu yang tidak Paras ketahui bahwa Satan sudah menahan amarah sejak mereka pertama kali bertemu.

Awalnya Satan mempersiapkan kemungkinan untuk mengindari tuan besar yang ternyata kakek Paras sendiri, Satan bisa berbohong atau beralasan agar ketiganya pergi dari tempat ini. Paras tidak berhasil membawa mereka kepada kakek, tetapi dia membawa mereka kepada saudara perempuan yang cantik dan sepertinya suka menindas.

Dia bernama Sekar dan gadis itu yang akan memberi hukuman kepada mereka bertiga.

"Aku hanya ingin kalian bertiga merawat adik-adik kami yang manis."

Satan merinding. Gadis itu tersenyum dengan mudah tetapi kalimat yang diucapkan sangat membuatnya terguncang.

Mengurus anak adalah yang terburuk.

"Aku tidak pernah mengurus bayi," kata Uriel polos. "Apakah mereka sering mengompol?"

Themistocles mendengkus pelan. "Bodoh! Mereka pasti adalah anak-anak yang cengeng."

"Apakah tidak ada hukuman yang lain?" tanya Satan dengan wajah masam.

Kumohon.

Kumohon.

Sekar menggeleng tampak sedikit kasihan dengan para paman ini. "Hukuman kalian hanya sebulan karena kami tidak bisa menjaga mereka karena sebentar lagi ada perayaan besar. Setelah sebulan berlalu, kalian bisa keluar dari mansion ini. Aku juga membayar kalian dengan harga tinggi."

Mereka?

Satan merasa seperti berenang-renang dilautan pasir di Gurun Sahara dan dia melihat oasis di kejauhan. Dia tidak bisa meraih oasis itu. Ucapan Sekar meruntuhkan harapannya yang terbesar. Secara langsung gadis itu mengatakan kalau bocah yang dia rawat lebih dari satu.

"Uang?" Themistocles merespon dengan mata berkaca-kaca. Dia sangat suka uang.

"Tapi aku tidak bisa merawat bayi yang suka mengompol," ucap Uriel dengan polos.

Satan menginjak kaki sang malaikat dengan keras karena dia sangat memalukan dan bodoh.

"Kalian salah paham," kata Paras tenang, dia membuat tindakan untuk mencegah Uriel semakin histeris. "Kalian tidak akan merawat bayi karena adik-adik kami sudah besar. Mereka hanya anak-anak yang sangat bersemangat."

Anak-anak yang bersemangat itu pasti memukul kepala kalian berdua dengan palu.

Satan tidak mengatakan kalimat itu terang-terangan.

"Kakek akan memberi kalian hukuman berat," kata Sekar. "Hukumanku termasuk ringat. Jadi, terimalah dengan gembira."

Satan menyeringai jahat.

Gadis ini bahkan lebih parah dari Paras dalam memerintah orang.

🕊️*🕊️

Love

Fiby Rinanda 🐝
4 November 2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro