Epilog

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kedatangan malam hari ini di sebuah Distrik di Area Australia disambut oleh kobaran api besar yang melalap habis sebuah rumah tua di dekat pantai. Meski penduduk sekitar spontan bereaksi dengan ikut memadamkan dengan beramai-ramai menyemprotkan air, tampaknya kumpulan si jago merah yang satu ini sulit untuk dikendalikan. Setiap kepala di situ mempunyai satu pertanyaan atau keluhan yang sama-bangunan rumah yang seharusnya dilestarikan itu malah dihancurkan. Siapa orang brengsek si pelaku?

Sepasang saudara kembar berdiri cukup jauh dari lokasi kebakaran. Keduanya memandangi tragedi besar tersebut dari jarak sekitar tiga kilometer. Tanpa kata. Tanpa suara.

"Aku sama sekali tidak menyangka kalau akan berakhir begini," ucap Cheryl memecah kesunyian dengan pedih dan pilu. Emosi yang sama dirasakan juga oleh Chester-saudara kembarnya.

Satu tangan laki-laki di sebelah Cheryl itu mengelus-elus pundaknya dengan penuh empati. "Bukan dirimu saja yang kehilangan berat, Cher. Christevan itu pemuda yang berhati baik dan tulus, tapi sayangnya terlalu lugu untuk menyadari yang sebenarnya. Aku mengerti betapa dalamnya perasaanmu. Diriku ini yang mengenalnya cuma beberapa jam saja sungguh tak rela melihat dia harus berakhir demikian," ujarnya berterus terang.

Cheryl menghadapkan dirinya ke samping Chester. "Tolong peluk aku, Cher. Aku sangat butuh kehangatan darimu," pintanya memelas.

"Aku juga butuh pelukan darimu," balas Chester sebelum menghembuskan napas.

Di langit malam di atas keduanya, sekumpulan bintang sudah menunjukkan kehadiran mereka. Menjadi saksi betapa kehangatan kasih sayang sangat ampuh bagi Chester dan Cheryl dalam mengatasi berbagai dinamika kehidupan mereka berdua.

Kira-kira lima menit lamanya waktu dihabiskan untuk menetralisir semua pergolakan emosi dalam pelukan persaudaraan yang intim. Pada akhirnya, Chester harus menerima pribadi Cheryl apa adanya, dan begitu juga dengan sebaliknya. Mereka tidak ingin mengulangi kesalahan fatal yang telah diperbuat oleh Chloe si temperamental terhadap Christevan sang pacar. Istilahnya-belajar dari kesalahan orang lain.

Chester dan Cheryl sungguh beruntung karena duo Chloe dan Chelsea dari dimensi lain menyuruh mereka secepatnya pergi dari lokasi kejadian. Lokasi duo pendendam Chloe dan Chelsea menyimpan jenazah Mama Lynn dan jenazah Christevan. Sang ibu dihormati dengan memilih lemari pendingin di ruang bawah tanah, sedangkan Stevan diperlakukan semena-mena dengan menyembunyikan di balik tembok bata. Persamaannya-sampai detik ini, tidak seorang pun yang tahu di mana keberadaan dua orang hilang itu, baik Lynn Farrel maupun Christevan.

Chloe dan Chelsea jagoan meminta Chester dan Cheryl untuk keluar dari rumah tidak melalui pintu depan, supaya tidak sampai terlihat oleh orang lain. Untunglah ada jalan tembus dari lantai di ruang bawah tanah berupa terowongan yang hanya bisa dilewati satu orang saja. Terowongan bawah tanah ini berujung di samping saluran besar pembuangan air di daerah delta selatan Area Australia.

"Lalu, bagaimana dengan kalian?" si kembar duo detektif bertanya pada si kembar dimensi lain.

"Kami akan membuat portal baru ke dimensi lain lagi yang membutuhkan misi penyelamatan seperti pada kalian ini," jawab Chloe ceria.

Adiknya menyambung sambil menunjukkan sebuah peralatan mini canggih yang misterius di tangannya, "Mesin pembuka dimensi alternatif. Dengan inilah kami menjalani misi mencegah kejadian-kejadian yang seharusnya tidak boleh terjadi di berbagai dunia lain."

"Siapa yang memberikan kalian misi itu?" tanya Chester tepat di saat lampu kuning arloji unik di tangan Chelsea menyala.

Tentu saja Chloe menjawab singkat, "Tidak cukup waktu bagi kami untuk menjelaskan semuanya. Cepatlah kalian masuk ke terowongan itu sebelum kami menutupnya dari atas sini."

Begitulah Chester dan Cheryl bergantian turun ke terowongan itu. Pengalaman memasuki ruang rahasia di rumah keluarga Cherlone yang di Area London kembali terlintas. Cheryl lebih dahulu, lalu disusul Chester di belakangnya.

Untuk beberapa saat setelah berhasil keluar dari terowongan, mereka membersihkan pakaian masing-masing yang kotor oleh tanah. Karena kembarannya memakai rok, Chester ikut membantu membersihkan kedua kaki Cheryl. Usai acara bersih-bersih itulah, suara kobaran api dari rumah kejadian mulai terdengar.

"Bagaimana kalau kutraktir kau makan es krim sambil minum kopi?" ajak Chester setelah mereka saling melepaskan pelukan. "Aku tahu kedai yang enak di distrik sebelah di Area Australia ini," katanya lagi menginformasi.

"Baiklah," sahut Cheryl menyetujui, lalu memuji, "Kau memang selalu tahu bagaimana cara membuat suasana menjadi lebih baik lagi."

Lima belas menit kemudian, dia melihat ekspresi unik di wajah Chester. Perpaduan dari rasa bahagia, sedih, sekaligus terharu.

Sambil menjilati es krimnya, dia bertanya, "Apa lagi yang kau pikirkan, Ches?"

Chester menikmati momen ini sambil melakukan adukan terakhir pada kapucino di gelasnya. Lalu diangkatnya gelas yang berukuran medium itu sambil menjawab, "Betapa pun hebatnya peristiwa yang terjadi di sana, sungguh berakhir dengan indah bagi kita semua."

Selagi Chester mulai meneguk kopinya, Cheryl merenungkan hal ini. Saudaranya benar-kadang kebahagiaan tidak harus menyertai akhir kisah yang indah serta terbaik bagi semua tokoh.

Akhirnya A Perfect Clues TAMAT juga

Terima kasih buat para pembaca yang sudah membaca habis kisah kasus kedua Duo Future Detective Series ini 🙏

Oh ya, dari segi cerita, APC memang sudah tamat.
Saya yakin, pasti banyak yang bertanya-tanya tentang part Interlude yang saya sebut di part Author's Note.
Jadi, masih ada part closing dari saya sebagai penutup work-nya di Wattpad dan di TinLit. Nantikan saja ya 😁

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro