Part 1 - Tugas Tata Boga

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Tuk... Tuk... Tuk

Suara sepatu pantopel terdengar jelas mengarah ke kelas. Hal tersebut spontan membuat para siswa yang sibuk bercerita seketika terdiam. Begitu juga dengan Marco dan temannya yang sibuk mencari buku gambar segera menghentikan aktivitas mereka.

Tak lama kemudian, seorang perempuan berusia empat puluh tahun meloloskan diri dari pintu kelas dan membuat ketua kelas sontak memberi aba-aba.

"Siiaaaaaap. Beri hormaaaat."

"Selaaamaaat pagiiii Buuuuk," jawab seluruh siswa di dalam kelas

Menarik kursi guru di depan kelas, perempuan itu lantas membersihkan meja dengan tisu sebelum akhirnya meletakkan buku-buku di atasnya.

"Sekretaris kelas tolong catat ini," titahnya.

Tanpa menunggu lama, Eva segera menemui salah satu guru yang cukup disegani di sekolah. Selain dari wajahnya yang cantik, ia juga berwibawa dan sangat disiplin.

"Nanti kalau sudah selesai mencatat, kamu temui saya di kantor," ujarnya kepada Eva sembari memberikan catatan resep masakan nusantara.

"Siap, Bu Nai,"

"Ketua kelas, tolong kondisikan teman-teman di kelas. Ibu ada urusan sebentar," ujar Bu Nai.

"Baik, Bu."

Teet ... teet ... teet

"Syifaa, nanti kalo Pak Samsul udah masuk kelas, tolong izinin gue ya. Gue mau nemuin Bu Nai dulu," ungkap Eva.

Menunjukkan jempol tangannya, Syifa lantas berujar dan terus menulis. "Oke, Va,"

****

"Perhatian, semuanyaaaa," teriak Eva mengambil alih kelas. "Tadi gue dikasih tau sama Bu Nai. Besok lusa, hari sabtu kita praktik tata boga," ungkapnya.

"Aasiiikk, makan-makaaaan," celetuk salah seorang siswa.

"Wah, iya bener nih. Kita makan-makan," sambut Fachri girang.

"Oh iya. Hari ini Pak Samsul gak bisa masuk. Tapi tetep ada tugas. Dikumpul sampe jam pelajaran habis," lanjut Eva memberikan pengumuman.

"Eva!" panggil Aira sembari mengangkat tangan. "Kelompok tata boga gimana? Siapa aja?"

Menepuk dahi dengan tangan kirinya, Eva lantas berujar. "Oh iya, gue lupa. Satu kelompok tujuh orang. Kalian tulis nama-namanya terus kasih ke gue kalo udah."

Selang beberapa menit kemudian Syifa memberikan kertas kepada Eva. Hal itu pun diikuti oleh mpat teman lainnya.

"Kelompok satu, Syifa, Meisya, Febrian, Eva, Fachri, Aira, Sammy," teriak Eva membacakan nama kelompok.

"Tunggu! Kok nama gue gak ada?" protes Marco segera. "Loe masih marah sama gue, Fa?" tanyanya penasaran.

"Loe gak denger yang dibilang Eva tadi? Maksimal tujuh orang." Syifa berbalik menghadap Marco dengan tatapan yang menghunus.

"Aduh, gimana nih, Bos. Loe gak ada kelompok," ucap Fachri panik mendengar nama kelompok yang disebutkan Eva.

"Emang gak bisa ditambahin satu orang lagi apa, Va?" tanya Febrian berharap Eva dapat menambahkan Marco di kelompoknya.

"Loe mau Marco masuk kelompok ini dan loe dikeluarin?" ketus Meisya kepada Febrian.

"Eh ... jangan dong. Ntar gue kelompok siapa?" ucap Febrian dengan wajah sedikit cemas.

"Ya udah gini aja, biar gue yang tanya Ibu. Siapa tau si Marco masih boleh ikut kelompok kita," usul Sammy.

Marco tak banyak berkutik. Ia hanya menyimak setiap perkataan yang dilontarkan dari mulut teman-temannya.

Jauh di lubuk hatinya, Marco begitu ingin satu kelompok dengan Syifa. Mengingat kemampuan gadis itu dalam urusan masak-memasak.

Marco hanya tertunduk di bangkunya, mengepalkan kedua tangannya yang kini saling melintir. Berharap agar keajaiban diberikan oleh Ibu Nai.

Sementara itu, Syifa hanya bisa memandangi Sammy yang sudah berlalu melewati pintu kelas demi membela Marco -- sahabat kecilnya -- yang kini sudah semakin jauh darinya.

****

"Gimana, Sam?" tanya Fachri kepada Sammy.

Sammy tak menjawab pertanyaan Fachri. Ia masih membungkam di tempat duduknya dengan wajah yang tertunduk.

Hal tersebut semakin membuat Febrian geram, dan tanpa sadar ia menggoyangkan tubuh Sammy.

"Sam ... loe jangan buat kita mati penasaran dong! Gimana? Bu Nai bilang apa?" Kali ini Febrian berusaha memaksa temannya itu untuk membuka suara.

"Iya, Sam. Gimana, boleh?" tanya Marco penasaran dengan tingkah Sammy yang masih tertunduk.

"Maaf, Marco. Bu Nai gak kasih izin."

****

Bersambung.

Pembaca yang baik hati, jangan lupa tekan tanda bintang di bawah ya. Jangan lupa juga, komentar, kritik dan sarannya.

Aku tunggu. 😉

elinaqueera 😊😊

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro