Part 21 - Spring Roll Cumi

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Matahari telah naik di singgasananya dengan sempurna, memancarkan sinar kehidupan dan kembali membuka harapan baru. Sepoi angin berhembus pelan setiap helai dedaunan seolah menyapa.

Berdiri di depan cermin, gadis cantik itu tengah menyisir rambut panjangnya dan kemudian mengucir kuda. Kemeja putih dan rok hitam sedengkul telah rapi membalut di tubuhnya.

Menggapai tas selempang biru yang tergeletak di atas kasur, gadis itu bergegas meninggalkan kamar. Namun langkahnya terhenti dan seketika menepuk dahi secara refleks. "Ya ampun, gue lupa!"

"Syifaaa ... Eva udah tungguin kamu di depan." Suara nyaring Lidia cukup jelas terdengar menembus dinding kamar.

"Iya Ma," sahut Syifa tak kalah nyaring. Syifa lekas mengambil ponsel yang tergeletak di atas kasur dan kemudian mempercepat langkahnya.

Tiba di halaman depan pemandangannya sudah terusik kepada dua orang yang memang telah menunggunya dari tadi. Syifa hanya bisa menyengir, menunjukkan barisan giginya yang rapi dan kemudian berpamitan dengan Lidia

"Syifa pergi dulu, Ma." Diciumnya tangan Lidia dengan takzim.

"Semangat ya Sayang." Lidia mengusap pelan rambut hitam Syifa. "Mama akan mendoakan yabg terbaik untuk kamu," lanjutnya.

Syifa tersenyum memandang wajah teduh perempuan yang selama tujuh belas tahun ini merawat dan mendidiknya. Melihat wajahnya saja Syifa sudah merasakan kekuatan dan keyakinan untuk menjalani training kedua hari ini.

"Pergi ya, Ma." Kali ini Eva yang berpamitan. Ia kemudian melajukan sepeda motornya dan membelah jalanan kota Jakarta yang sudah lumayan padat.

****

Eva memandangi setiap sudut dapur restoran. Masih begitu sepi, hanya ada bahan-bahan masakan yang tersedia di atas meja sama seperti kemarin. Ditatapnya Syifa yang baru saja meloloskan diri dari ambang pintu.

"Ini kita datengnya kepagian atau mereka yang kesiangan?" Diliriknya jarum jam tangan di lengan kiri. "Padahal lima menit lagi jam sembilan. Tapi kok belum ada orang sih?"

Syifa mengendikkan bahu sekali hentakkan. Ia sama sekali tidak mengetahui jawaban dari pertanyaan sahabatnya.

"Eh lihat deh." Syifa menunjuk ke salah satu bahan makanan di atas meja.

Eva segera mengikuti arah ke mana jari Syifa menunjuk. "Apaan?" tanyanya.

"Itu tuh, Mister Krab," celetuk Syifa membuat Eva lantas meliriknya tajam. "Eh, salah. Maksudnya Kepiting."

"Dasar korban kartun!" Eva dan Syifa kini semakin mendekati benda hidup tersebut.

Sepuluh buah kepiting dengan capit yang terikat terdampar di sana dalam keadaan masih hidup. Bahan-bahan masakan hari ini sangat berbeda dari sebelumnya yakni hewan bawah laut atau lebih kerap disebut seafood.

"Tuh lihat, ada Cumi juga," histeris Eva melihat hewan yang terkenal dengan semburan tintanya.

Syifa menganga tak percaya melihat bahan masakan hari ini. Baginya seafood merupakan makanan penuh protein dan jarang sekali para ibu-ibu memasaknya untuk menu di rumah. Seperti kepiting contohnya.

Selain karena sulit untuk membersihkan dan mengolahnya menjadi masakan, alasan lainnya adalah harga makanan laut kecuali ikan, memang agak sedikit lebih mahal. Seperti lobster dan kepiting.

Selang beberapa menit kemudian, Marco dan Andi akhirnya tiba di tempat. Keduanya lekas menuju dapur restoran untuk segera memulai training mereka. Mengingat waktu kini telah menunjuk angka sembilan tepat.

"Maaf kami terlambat," ujar Marco dan Andi bersamaan saat lolos dari pintu besi berwarna abu-abu tersebut. Keduanya tercengang. Di dalam sana hanya ada Syifa dan Eva.

"Pak Radit mana?" tanya Andi.

Eva dan Syifa menggeleng bersamaan.

"Syukurlah kita gak telat," sahut Marco dengan napas agak terengah karena habis berlari dari parkiran motor yang berjarak cukup jauh.

Andi dan Marco lantas duduk di kursi memanjang berwarna cokelat yang terletak di sudut dapur sedikit mengarah ke pintu  Keduanya berpikir untuk istirahat sejenak.

Sayangnya keinginan mereka tidak dapat terwujud. Dalam hitungan detik Radit dan Alsha tiba di dapur restoran. Keduanya mengamati setiap wajah peserta yang ada di sana.

Radit dan Alsha mengambil posisi mereka di tempat yang telah disedakan. Keduanya duduk terlebih dahulu sebelum akhirnya membuka sebuah buku yang sedari tadi dibawa.

"Syifa, Andi, tolong ke sini sebentar," titah Radit dan segera diikuti keduanya.

Radit memberikan selembar kertas berisi catatan kepada Andi dan Syifa. "Itu langkah-langkah membuat menu Spring Roll. Untuk hari ini bahan utamanya cumi-cumi, kalian bisa ambil di sana." Pria itu lantas mengarahkan telunjuknya ke meja bahan. "Ada yang ingin ditanyakan?"

Kedua peserta itu menggeleng pelan lalu kemudian berujar. "Nggak ada, Pak."

"Baiklah kalau tidak ada. Waktu yang kalian miliki satu, dimulai dari pukul sembilan lewat lima belas menit. Ada lima menit waktu untuk kalian mempelajari langkah-langkah di sana, " jelas Radit.  Kemudian Andi dan Syifa lantas menuju meja mereka diikuti dengan Marco dan Eva.

Kedua kelompok tersebut kini sibuk mengamati teknik pembuatan Spring Roll. Mereka tampak begitu serius di tempatnya masing-masing.

Lima menit pun berlalu. Kali ini Alsha mengambil alih. "Training hari ini dimulai. Silakan," titahnya kepada para peserta.


****

Di kelompok pertama Syifa tampak sibuk memotong daging cumi yang telah dibersihkan. Kali ini gadis itu memotong dengan ukuran dadu tidak terlalu besar. Ia menyiapkan berbagai bumbu rempah seperti bawang, cabai, dan merica untuk kemudian ia haluskan dengan blender.

Di lain sisi Eva tengah sibuk mempersiapkan bahan isi seperti wortel, kentang, daun seledri dan daun bawang. Semua bahan itu dipotongnya kecil-kecil agar lebih cepat matang.

Syifa memanaskan margarin ke atas wajan. Setelah dipastikan sudah panas, barulah ia memasukkan bumbu yang telah dihaluskan tadi. Aroma rempah menyeruak dari sana, begitu harum memenuhi sudut dapur restoran.

Setelah dirasa cukup matang, tangan mungilnya dengan lincah memasukkan potongan cumi, dan bahan isi yang telah disediakan Eva sebelumnya. Diaduknya masakan itu hingga tercampur rata agar matang sempurna.

Sementara Syifa sibuk menunggu bahan isi matang, gadis tomboi itu kini memecahkan telur dan mempersiapkan kulit lumpia yang menjadi sentuhan wajib pembuatan Spring Roll.

Syifa menambahkan merica, kecap ikan, garam dan sedikit gula di dalam masakannya. Kemudian gadis itu kembali mengaduk-aduk sampai bumbu tercampur rata. Lima menit kemudian gadis itu pun mematikan kompor dan mendinginkan bahan isi ke dalam piring.

Sementara itu di kelompok dua, Andi dan Marco pun tengah mempersiapkan masakan mereka. Beruntung menu kali ini tidak melibatkan sayuran di dalamnya, hal yang membuat Marco dapat sedikit bernapas lega.

Marco mengiris cumi-cuminyang telah diambil seukuran dadu. Tak lupa juga ia memotong wortel dan kentang yang akan dijadikan bahan isi pembuatan Spring Roll mereka.

Di lain sisi Andi telah menyiapkan bumbu rempah di antaranya, bawang, cabai, dan merica. Ia menghaluskan bahan tersebut sebelum akhirnya menuangkan ke dalam minyak yang telah dipanaskan.

Tangannya langsung meraih bumbu tadi dan memasukkannya ke dalam wajan, membuat kepulan asap muncul dari sana. Diaduknya bahan itu agar dapat matang sempurna.

Setelah dirasa cukup, ia pun memasukkan bahan isi yang telah disiapkan Marco sebelumnya. Kembali tangannya mengaduk-aduk masakan agar merata. Sentuhan terakhir, Andi menambahkan garam di sana serta gula agar tercipta rasa yang sedap.

Dalam lima belas menit bahan isi tersebut telah matang sempurna. Dimatikannya kompor yang masih menyala lalu menuangkan isi tadi ke dalam piring saji.

Kedua kelompok itu pun melakukan tahap finishing pembuatan Spring Roll dengan memasukkan bahan isi ke dalam kulit lumpia kemudian memasukkannya ke dalam minyak yang telah panas. Ketika kulit lumpia telah berwarna cokelat keemasan, diangkatlah masakan tersebut lalu segera ditiriskan.

****

Dalam waktu kurang dari satu jam kedua kelompok itu telah menyelesaikan tantangan training mereka. Senyum puas tergambar jelas di raut wajah peserta saat telah berhasil menuntaskan kewajiban mereka. Masih ada tiga kali training yang harus mereka lewati di sini.

Sama halnya dengan para peserta, kedua juri pun turut bangga dengan kerja keras anak-anak yang telah berhasil menyelesaikan tantangan hari ini. Radit dan Alsha tersenyum, puas dengan pemandangan masakan yang disajikan.

Ini dia Spring Roll Cumi ala peserta training SMA 25 Jakarta. Selamat menikmati.

****

Bersambung

Jangan lupa vote-nya ya, biar aku tambah semangat menulis. Jangan lupa juga komentar, kritik dan sarannya. Aku tunggu. 😉

elinaqueera 😊😊

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro