Rusuh 11 [Tenjiku's Rebellion Arc]

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

2005, menjelang akhir Desember

Hari ini, sesuai janji Erika, ia mulai mengajari (Name) tata bahasa Jepang serta penggunaan huruf Hiragana dan Katakana. Erika juga mengajari (Name) bahasa-bahasa yang sopan dalam Jepang.

"Jadi, kata gomennasai ini merupakan bentuk sopannya. Tapi kata gomennasai bisa disingkat juga menjadi gomen. Kata gomen itu tidak boleh digunakan untuk yang lebih tua dan senior, tapi bisa digunakan untuk yang lebih akrab." Jelas Erika.

"Heee... Aku baru mengerti, Kak Erika. Tapi ada yang aku masih bingung nih, Kak. Waktu itu Kak Haruki sempat minta maaf pakai kata lain. Aku lupa namanya, apa ya... M-mouー moshi apa gitu." Ucap (Name).

"Oh, maksud kamu moushiwake gozaimasen ya? Nah, itu juga bentuk sopan, (Name). Bedanya, daripada kata sebelumnya, moushiwake gozaimasen itu menjadi bentuk paling sopannya. Biasanya, penggunaan kata ini digunakan di lingkungan yang sangat formal, misal kayak kantor. Tapi penggunaan kata ini juga berfungsi buat di situasi yang terhormat juga, apalagi buat yang sangat senior." Jawab Erika.

(Name) mendengarkan dengan seksama dan mulai memahami apa yang diajarkan oleh Erika. Gadis itu juga menulis di buku catatan sebagai sumber penting latihan dia.

Melihat (Name) giat belajar dengan Erika, Pah-Chin rasanya pingin nangis terharu. Ia jadi gak sabar perkembangan (Name) untuk bisa berbicara Bahasa Jepang, bahkan ia sendiri juga penasaran bagaimana (Name) akan memanggilnya kelak.

"Lu kelihatan bahagia, Pah-Chin."

Baji menemani Pah-Chin saat itu, ia sendiri sih yang sebenarnya mengantarkan Erika. Pah-Chin menoleh ke arah Baji dan menyeka air matanya.

"Gimana gue gak bahagia, liat Adik gue belajar disana...." Sahut Pah-Chin.

"Yahhh, jujur sih, gue waktu liat (Name) itu dia pasti bakal jadi obat penenang Toman. Gue aja liat lho si Mikey luluh sama dia." Ucap Baji.

"Gue heran, (Name) ada kemampuan apa coba bisa meluluhkan monster sekalipun...."

Pah-Chin mengambil minumnya dan meminum air tersebut sambil melihat (Name) kini beristirahat dari belajar bersama Erika. Adik tirinya itu terlihat menoleh dan memandang Pah-Chin serta Baji di kejauhan, sebelum ia melambaikan tangan sambil tersenyum bahagia.

Pah-Chin bengong, ia tidak menyangka adik tirinya semanis ini. Dia rasanya bertekad harus melindungi (Name) apapun situasinya.

"Hei, Pah-Chin."

"Nanda, Baji?"

"Gue kayaknya naksir deh sama Adik lu."

Pah-Chin selanjutnya auto menyemburkan airnya.

~~~

Hitto Kakucho namanya, dialah sosok pemuda yang memiliki bekas luka yang membutakan mata kirinya. Sosoknya berwajah dingin dan stoik, memberikan kesan preman sungguhan yang ia bawa.

Kakucho adalah salah satu anggota Tenjiku sekaligus bawahan Izana yang sangat dihormati. Ia sangat loyal kepada Izana bahkan ia tidak akan segan menghalangi siapapun atas perintah Izana. Karena bagi Kakucho, perintah Izana itu mutlak.

Hari ini pun, Kakucho pergi ke konbini untuk membeli sandwich isi daging babi, telur setengah matang, dan sayur disitu. Karena luka yang terlihat jelas di sisi kiri matanya, Kakucho ditakuti oleh orang-orang di konbini bahkan sang kasir sekalipun. Saat Kakucho membayar pun, tangan sang kasir gemetar saking takutnya.

Inilah keseharian Kakucho, sudah biasa ditakuti karena bekas luka yang dimilikinya dan wajah yang dingin bak preman. Ingin rasanya Kakucho mengurung diri di rumah, namun apa daya ia tidak ingin melakukannya. Ini dikarenakan, berkat seseorang yang mau menerima Kakucho, tidak lain adalah Izana.

Saat Kakucho berjalan keluar dari konbini, pemuda itu tidak sadar bahwa ia baru saja melewati seorang gadis berkulit sawo matang. Gadis itu sama sekali tidak menatap Kakucho, hanya berjalan masuk dan melewatinya. Sesaat, Kakucho merasa ada yang aneh.

Ia pun menoleh ke belakang, namun ia hanya melihat punggung sang gadis kecil tersebut. Entah mengapa, Kakucho merasa gadis itu mirip Izana, tetapi ia tahu Izana mana ada saudara kandung.

Mungkin cuma firasat gue

Melenggang pergi dari tempat itu, Kakucho pun pulang ke rumah... Yang terasa hampa baginya.

Sementara itu, (Name) di konbini mencoba untuk latihan mandiri dengan cara belanja sendiri tanpa kakaknya. Ia terlihat membaca buku catatan hasil pembelajaran dari Erika.

Gadis itu mengingat dengan keras, lalu ia menatap sandwich dengan tulisan katakana, サーモンサンドイッチ (Salmon Sandwich). Akan tetapi, karena ditaruh di rak yang tinggi dan (Name) tak bisa mencapainya, gadis itu kemudian meminta bantuan dari staff konbini. Sekalian mengembangkan komunikasi dia.

"A-ano...."

Staff laki-laki itu berwajah ramah, ia dengan ramah membalas sapaan (Name).

"Ada yang bisa kubantu, Dek?"

(Name) teringat kata-kata Erika. Erika mengatakan jika ada orang bilang nanika o-tetsudaimasu ka? (Ada yang dibantu?) menandakan bahwa orang itu menawarkan bantuan. Dengan malu-malu, (Name) nenunjuk ke arah Salmon Sandwich di atas rak sana.

"Sore... Kudasai." (Tolong... Yang itu.)

Sang staff laki-laki dengan baik hati mengambilkan sandwich tersebut untuk (Name). Gadis kecil tersebut menerimanya dan berterima kasih kepada staff laki-laki tersebut.

"A-arigatou gozaimasu!"

Karena (Name) sudah diajarkan cara berterima kasih secara sopan, gadis itu bisa lancar mengatakannya kepada yang lebih senior. Setelah itu, (Name) memberanikan diri untuk membayar sandwich yang ia beli ke kasir. Ia agak bingung ketika sang kasir berbicara, apalagi ada kosakata yang belum ia pahami. Makanya ia hanya bisa menggeleng.

Saat melihat harga sandwich berkisar 520 Yen, (Name) mengambil koin 500 dan dua 10 Yen. (Name) mulai terbiasa menggunakan koin di Jepang karena ia dulu hanya mengenal uang kertas di Indonesia. Berkat ajaran Erika, (Name) tahu kalau koin di Jepang itu memang sering digunakan ketimbang uang kertas, walau uang kertas juga penting.

Selepas belanja, (Name) memberanikan diri pulang ke rumah. Jam menunjukkan pukul tujuh malam, suasana jalanan sudah sepi padahal belum larut malam. Untungnya dia memakai seragam Tokyo Manji yang ada dibalik jaketnya, jadi dia yakin kalau dia aman karena dia tidak akan disakiti.

(Padahal itu gak ngaruh sih.)

Namun tanpa sepengetahuan (Name), seseorang memantau gadis itu. Seragam merah yang dikenakan orang itu begitu mencolok, serta simbol yin dan yang di belakang. Sosok itu memerhatikan (Name) seksama, sebelum ia menghilang dalam kegelapan.

~~~

Pah-Chin malam itu menghabiskan waktunya berada di kamar. Ia terlihat membaca majalah dewasa dengan gambar yang disensor demi kepentingan KPI. Saat lagi membaca, tiba-tiba ia mendapatkan telepon dari seseorang... Yang sangat ia kenal.

"Moshi-moshi?"

"Haruki, lama gak jumpa."

Suara seorang wanita menyapa Pah-Chin, suara yang menggambarkan wanita dewasa yang lembut dan tegas. Pah-Chin menghela napas dan membalas sapaan itu.

"Ada apa kau menelepon aku setelah 4 tahun kau berpisah sejak menikah?"

Sosok wanita di telepon terdiam, ia pun menyahut ucapan Pah-Chin dengan to the point.

"Perihal Ayah... Apa benar dia ada anak ilegal? Aku dapat kabar ini dari Ibu."

Pah-Chin tidak merespon ucapan dari sang wanita. Pemuda itu tidak bisa mengelak dan mengatakan sejujurnya.

"Ya, dia berselingkuh sama wanita lain. Tapi... Wanita itu sudah meninggal, jadi Tou-san bawa anak itu kesini."

"Asal kau tahu, Haruki. Anak itu aib keluarga kita, kenapa Ayah tidak menelantarkan anak itu atau setidaknya tampung dia di panti asuhan?"

Mendengar ucapan dari sang wanita, Pah-Chin dengan tegas menolak mentah-mentah.

"Apa yang kau katakan hah? Aku jelas menentang hal kayak gini! Kau kira aku bakal membiarkan kamu untuk menampung anak itu? Asal kau tau, dia masih bagian keluarga kita! Kau jangan coba-coba menyakiti dia!"

Sebelum sang wanita berbicara lebih lanjut, Pah-Chin mematikan telepon tersebut karena sangat emosi. Enggak dia sama ibunya, dua-duanya sama saja! Pikir Pah-Chin.

Pah-Chin menghela napas gusar dan memijat keningnya akibat rasa pusing yang ia alami. Tetapi tak berselang lama, pintu kamarnya diketuk oleh seseorang.

"Dare da?"

Di luar, terdengar suara seorang anak perempuan yang lirih dan lembut.

"(Name)... Onii-chan."

Pah-Chin terkejut, ia langsung bergegas membuka pintu dan terlihat (Name) yang sedang memandang dirinya penuh kekhawatiran. Gadis itu memeluk boneka teddy bear berwarna coklat, seolah boneka itu adalah teman yang menemaninya.

"... Doushita?"

(Name) memasuki kamar Pah-Chin, gadis itu masih memandang sang kakak. Mulut sang gadis kemudian berucap.

"... Daijoubu...?"

Mendengar pertanyaan dari sang adik, Pah-Chin hanya bisa tersenyum getir. Ia mengelus kepala sang adik penuh kasih sayang dan membalas pertanyaanya.

"Ore wa daijoubu...."

Merasa bahwa sang kakak tidak baik-baik saja, (Name) memeluk sang kakak dan membuat Pah-Chin terkejut.

"Watashi wa... Koko desu." (Aku... Disini.)

Ucapan sang adik membuat Pah-Chin terdiam. Ia balik memeluk sang adik dengan erat dan tidak rela ingin lepas.

Masalah apalagi yang akan datang ke keluarga ini?

~~~

"Kau mengatakan, kalau kau melihat seorang anggota Tokyo Manji perempuan?"

Izana di atas atap gedung membelakangi seorang bawahannya. Ia menerima informasi bahwa bahwahannya melihat anggota Tokyo Manji yang belum mereka ketahui sebelumnya.

"Benar, Ketua! Gue melihatnya berjalan keluar dari konbini. Dia pakai jaket untuk menyembunyikan seragamnya, tapi gue bisa liat kalo celana yang dia kenakan ada lambang Tokyo Manji."

Mochizuki Kanji memberikan informasi tersebut kepada Izana. Ya, dialah orang yang membuntuti (Name) sebelumnya. Dia berpikir bahwa (Name) adalah anggota Tokyo Manji padahal aslinya bukan. Izana di sisi lain, ia tidak pernah mendengar kalau Tokyo Manji tidak pernah ada kedatangan anggota perempuan. Namun karena informasi dari Kanji, Izana berpikir bahwa sepertinya Tokyo Manji mulai memperluas anggota untuk para wanita.

"Kanji."

"Ya, Ketua?"

Menoleh sedikit ke arah Kanji, Izana memberikan perintah yang harus dilakukan oleh dia.

"Culik gadis itu besok, jadikan dia sandra penting untuk Tenjiku."

Dengan senyuman menyeringai bak antagonis di setiap cerita novel, Izana pun memberikan perintah untuk menculik (Name) esok harinya. Kanji tentu saja merasa bersemangat, dia menyanggupi perintah dari Izana.

"Baik, Ketua!"

Izana semakin yakin, rencananya akan semakin berbuah hasil jika salah satu anggota Tokyo Manji dijadikan sandra. Apalagi jika sandranya adalah perempuan, semakin panas konflik yang terjadi.

Apakah rencana Izana akan berjalan lancar? Nasib (Name) semakin lama semakin terancam seiring berjalannya waktu.

つづく....

Yuhuuuuu, Izana siap siap mau culik kalian :vvvv /PLAK

Yakin aku, kalian diculik Izana bukannya teriak ketakutan, malah fangirlingan /APAAN

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro