Start!

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Masih di malam yang sama. Leo dan yang lainnya duduk di meja bundar untuk membahas mengenai perang kali ini.

"Baiklah sekarang kita harus menyusun rencana untuk menyerang penyihir hitam," kata Leo serius.

"Ah! Serahkan saja padaku. Otakku lagi lancar!" kata Deva tiba-tiba bergabung.

"Eh?"

"Apa tidak papa?"

"Kau sudah baikan?"

"Sudah dong,  Devis! Bantu aku! Hayate, Edward, Shafira, Chloe dan Katryson ikut aku juga!" Kata Deva sambil menarik tangan Devis.

"Ke mana ini?" Tanya Devis.

"Kamarku" kata Deva singkat dengan senyum sinis.

"HAAAAH?!"

.Di kamar Deva.

"Ayo masuk," kata Deva ceria kepada 4 orang lelaki yang berdiri di dekat pintu.

"ayo masuk aja, bukannya kau tadi sudah masuk ke kamarku Hayate?" Tanya Deva menarik tangan Hayate dan Devis.

"Ya... tetap saja," kata Hayate ragu-ragu.

"Sampai sudah berani duduk di kasur," kata Deva sambil melipat tangannya.

"I.... itu...."

"Hahahaha... bercanda-bercanda. Ayo yang lain masuk," kata Deva mengalihkan topik.

"Ayo!" Kata Shafira dan Chloe serempak sambil mendorong Edward dan Katrson bersamaan.

Deva menutup pintunya lalu berbalik dan duduk di dekat pintu.

"Baiklah... Devis! Kekuatan apa yang kau tau yang dimiliki penyihir Hitam?" Tanya Deva memulai pembicaraan mereka.

"Hm... kalau tidak salah penyihir hitam bisa membuat suara yang membuat telinga orang yang mendengarnya sakit, bahkan ada yang sampai mati," jelas Devis mengingat-ingat.

"Huee!" (Chloe)

"Sadis..." (Shafira)

"Beneran tuh?" (Edward)

"Untuk aku bohong?" Tanya Devis polos

"Hehehe... sama kayak aku," kata Deva sambil tertawa.

"Maksudnya?" Tanya Edward.

Sedangkan Hayate dan Karyson masih shock.

"Sudahlah... Kalau kekuatannya begitu......"
.
.
Esok harinya, mereka sudah berada di dekat istana penyihir hitam.

"Baiklah semuanya siap ya?" Tanya Deva kepada teman-teman dan saudara kembarnya.

"Ya!" Jawab mereka serempak dan mantap.

"Sebenarnya renaca kalian apa?" Tanya bunda Deva. (biar beda sama yang di bumi :p kehabisan ide nama. Maklumi Arthor yang tak bagus mengawur nama -__-").

"Rahasia dong," kata Deva sambil tersenyum manis.

"Baiklah ayo kita masuk," kata Leo.

Saat di dalam orang dewasa lebih banyak aktif untuk mengalahkan para penjaga yang di buat penyihir bayangan. Sedangkan yang lainnya hanya membuat rencana untuk melawan penyihir hitam saja, tetapi merka juga ikut bertarung.

"Hayate! Awas! Belakangmu!" teriak Edward.

"Eh?... !" Hayate langsung menghajar 'sesuatu' di belakangnya dan 'sesuatu' di belakangnya hilang saat terkena api Hayate.

"Deva belakangmu!" Teriak Chloe.

Deva melirik belakangnya lalu menendang 'sesuatu' di belakangnya 2 sekaligus.

"Keren...." guman Shafira.

"Kau juga bisa seperti itu kok Shafira. Kau juga keren."

"Benarkah? Terimakasih."

"Tetap waspada!" Teriak Leo.

"Baik!" Kata DevaDevis dkk.

Setelah beberapa menit mendekati beberapa jam, mereka sampai di sebuah pintu megah berwarna hitam. Saat mereka membukanya telihat seseorang dengan jubah hitam.

"Selamat datang di istanaku yang megah ini..." kata seseorang dengan jubah hitam dan penutup kelapalanya serta topeng yang di pakainya.

"Terimakasih... ah... terimakasih atas sambutanmu yang megah itu," kata Deva sambil tersenyum tetapi dengan tatapan tajam dan penekanan di kata 'megah',

Yang lain? Pada bengong (Edward, Shfira, Hayate, Katryson, Chloe dan siaga (para bapak-bapak, wanita dan Devis. Tak ketinggalan nenek Leo).

"AKU BUKAN NENEK!" Teriak Leo.

Tiba-tiba ada bunyi di tab Leo

To: Leo Eiswort

From: Arthor

Text:

Kalau marah terus nanti tambah tua loh nenek Leo  ̄ 3 ̄

Kabur..... ( >ω<)

"Ergh...." Tiba-tiba ada tepukan di pundak Leo.

"Sabar ya," kata ayah dD (doubel D (Deva&Devis)).

"Iya.... makasih" kata Leo lemas.

"Nah... sambutan apa lagi yang akan kau tunjukan?" Tanya Devis dengan wajah waspada.

"Hm? Kalian sudah menunggu? Baiklah... bersiaplah," kata orang serba tertutup itu.

Tiba-tiba ada beberapa bayangan di tembok belakang orang hitam itu. Semuanya bersiap mengambil ancang-ancang menyerang.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro