JALAN SPESIAL CROSSOVER PERTAMA (Wizard Fantasy): AYATO

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Apa itu?" tanya Likyter.

"Kalahkan naga yang sebelumnya menyerang kerajaan raja Rick," jawab Asep.

"... Baiklah, lagipula itu tanggung jawabku karena musuh lamaku yang melakukannya. Lalu di mana naga itu?"

"Kami sudah mengirimnya ke tempat yang aman." Asep mengangkat tangan kanannya yang sedang memegang Botel.

"Woi... jangan bilang kalau naga itu dikirim ke dunia lain."

"Ini sudah menjadi keputusan atasan. Demi melindungi dunia ini, maka naga i-"

"Kalian gila!! Dunia ini dan dunia itu akan musnah!"

"Maka dari itu, kau harus segera mengalahkan naga itu."

"Kenapa tidak kalian saja?"

"Ini sudah menjadi keputusan atasan."

Likyter menatap tajam Asep, dia merasakan keanehan dari sikap Asep. "Sepertinya kau dalam kesulitan, sobat."

"Kalau kau paham, cepat selesaikan tugas ini." Asep melemparkan Botel ke arah Likyter.

Likyter berhasil menangkapnya dengan mudah. "Aku harap ada bayaran untuk ini."

"Tentu saja kau akan dibayar." Asep pun pergi begitu saja meninggalkan Likyter.

Likyter menyimpan Botel ke saku celanannya dan pergi. Dia berjalan menuju toko senjata, di sana dia ingin mengambil kembali senjatanya. Dia berjalan dengan cukup tergesa-gesa menuju toko senjata.

Sesampainya di sana, dia langsung menuju tempat kasir, tepatnya menuju pegawai kasirnya. "Yiger, aku ingin mengambil senjataku," ucap Likyter.

"Ini dia!" Yiger menodongkan senjata setengah lance dan pedang milik Likyter. "Untung saja kau menyimpan bahannya di tempatku, jadi aku tidak kesulitan mencarinya."

Likyter mengambil senjatanya itu. "Terima kasih. Kalau begitu aku pergi." Likyter langsung keluar toko.

Likyter sekarang sudah ada di gang yang sepi. Di sana, dia memegang Botel untuk siap dilemparkan ke bawah. Tapi, hendak Likyter melemparkannya, seseorang datang menghampirinya.

"Liky, apa yang sedang kau lakukan?"

Likyter menghentikan kegiatannya dan melihat ke arah orang itu. Dia bisa melihat Elyna yang memakai jaket biru muda berlengan panjang diresleting memperlihatkan belahan dada besarnya dan rok biru pendek memperlihatkan kemulusan kakinya.

"Ke-Kenapa kau bisa ada di sini?"

"Aku kebetulan melihatmu saat mau kembali ke penginapan, jadinya a-"

"Sudahlah, tidak ada waktu lagi. Kalau begitu kau ikut denganku!" Likyter tiba-tiba memegang lengan Elyna.

"A-Apa maksudnya ini?! Ka-Kau kan sudah punya Mio... Ke-Kenapa tiba-tiba kau ingin membawaku pergi...? A-Apa ini ka-ka-kawin lari?"

"Ahhh, nanti saja penjelasannya. Kita harus segera pergi!"

Likyter yang masih memegang lengan Elyna langsung melempar Botel ke bawah. Langsung saja cahaya yang menyilaukan menyinari tubuh mereka. Lalu, beberapa saat cahaya itu tidak menyilaukan mereka lagi.

Setelah membuka mata, mereka melihat sebuah pemandangan hamparan rumput yang luas sekali. Selain itu, jauh di depan mereka terlihat sosok makhluk besar yang dikenal sebagai naga. Naga itu berwarna merah, dua tanduk menempel di kepalanya, dan terlihat mengerikan.

"Liky, lihat!"

Likyter yang mendengar kalimat Elyna langsung mengikuti arah jari telunjuknya. Elyna menunjuk ke sosok gadis berambut merah, blus putih, blazer merah, rok merah tua bergelombang sedang terduduk lemas di belakang naga itu, ditambah ekpresi wajahnya terlihat kesakitan.

"Jangan-jangan naga itu... Kita harus selamatkan gadis itu!"

"Tunggu, Liky!" Elyna menahan lengan Likyter yang hendak pergi.

"Apa?"

"Aku tidak bawa senjata..."

"..." Likyter memasang wajah datar ke arah Elyna. "Masalah itu nanti kita bahas, kita harus selamatkan gadis itu dulu!"

Mereka berdua langsung berlari menuju gadis itu. Selama di perjalanan, mereka melihat kepala naga itu mengarah ke gadis itu. Berkat itu, Likyter langsung memutuskan untuk menembakkan sihir listrik ke arah naga itu.

Naga itu menyadari kedatangan listrik itu, kemudian melindungi wajahnya dengan sayapnya yang besar. Sayap yang melindungi wajah naga itu terbuka, kemudian naga itu melihat ke arah Likyter dan Elyna yang berlari ke arahnya. Naga itu membuka mulutnya, api membentuk bola besar terkumpul di depan mulutnya. Kemudian bola api itu ditembak ke arah Likyter dan Elyna.

Elyna langsung meloncat ke depan menuju gadis berambut merah itu. Dia menangkap gadis itu untuk menjauhkannya dari naga itu. Sedangkan Likyter, dia menarik senjatanya dan mengubahnya menjadi pedang. Saat bola api itu di depan mata, Likyter menebasnya. Bola api itu meledak dan menciptakan kabut tebal di sekitar tempat Likyter.

Tiba-tiba dari dalam kabut itu, Likyter meloncat tinggi menuju naga itu dengan pedang yang sudah diangkat tinggi-tinggi. Naga itu mengangkat tangan kanannya ke atas untuk memukul tubuh Likyter dari bawah. Likyter langsung mengubah senjatanya menjadi lance dan mengayunkannya ke bawah secara vertikal, lance itu menghantam punggung tangan naga itu. Akibatnya, Likyter terpental dan memutar ke depan sambil mengayunkan senjata yang sudah diubah menjadi pedang secara vertikal untuk menyerang kepala naga itu.

Naga itu langsung saja membuka mulutnya lebar-lebar, siap untuk memakan Likyter. Likyter bisa saja melukai naga itu dan berakhir menjadi santapan mentah, kalau saja dia tidak memutuskan mengibaskan kegelapan yang diubah menjadi sayap untuk menjauh ke belakang.

Likyter mendarat dengan mudahnya, tapi langsung saja disambut oleh bola api yang menghampirinya. Untung saja Likyter cepat menyadarinya, jadi dia langsung menebas bola api itu. Kabut akibat dari ledakan bola api itu menutupi sekitar Likyter, membuat dirinya tidak bisa dilihat lagi. Jadi, dia kembali memutuskan kesempatan ini untuk kembali menyerang naga itu. Tapi, tiba-tiba sosok bayangan berbentuk manusia melesat cepat ke arah Likyter. Likyter langsung mengayunkan pedangnya kembali.

*Tring

Pedang Likyter beradu dengan pedang berwarna hitam yang ada di depannya. Kabut pun perlahan menghilang seluruhnya, membuat Likyter bisa melihat dengan jelas sosok yang memegang pedang hitam di depannya. Dia seorang pria berambut pirang, iris mata emas, memakai blazer putih, jubah putih berkerah, dan celana putih.

"Kau siapa...?" tanya Likyter menahan tekanan pedang pria itu.

"Justru akulah yang seharusnya menanyakan itu!"

Pria itu mengayunkan pedangnya dengan keras, mengakibatkan kedua tangan Likyter yang memegang pedangnya terayun ke samping kehilangan keseimbangan dan pertahanan depannya terbuka. Kesempatan itu diambil pria itu dengan mengayunkan kembali pedangnya. Tapi, Likyter bisa langsung menyeimbangkan tubuhnya dan menangkis keras pedang pria itu. Kemudian, Likyter meloncat jauh ke belakang.

"Liky!"

Likyter langsung melihat ke arah Elyna. Dia melihat gadis iris mata hijau emerald itu memasang ekpresi kesal dan sudah berdiri dengan bola api di tangan kanan diarahkan ke Elyna yang terduduk lemas cukup jauh di sampingnya.

"Hei, kenapa kau malah mengancam temanku?!"

"Siapapun yang berani melukai Ayato, berarti dia musuhku," terang gadis itu terfokus ke arah Likyter.

"Jadi aku salah paham, ternyata kau adalah komplotannya!"

Dengan secepat kilat, tangan kegelapan raksasa Likyter mencengkram seluruh tubuh gadis itu dan langsung dilemparkan ke arah pria bernama Ayato. Mereka berdua saling bertabrakan sampai jatuh ke tanah.

"Cepat menjauh, Elyna!"

Elyna langsung bangkit dan meloncat tinggi sejauh mungkin. Sementara itu, Ayato yang tertabrak oleh gadis itu perlahan bangkit bersama gadis itu.

"Fiera, kau baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja, Ayato. Bagaimana denganmu?"

"Tubuhku baik-baik saja, tapi emosiku yang kurang baik." Ayato menatap tajam Likyter. "Jadi kau juga bisa mengendalikan kegelapan. Sebenarnya kau ini siapa?"

"Namaku Likyter. Aku akan mengalahkanmu, naga sialan!"

Mereka berdua langsung melesat, saling mengayunkan pedang setelah berhadapan. Terjadi adu kekuatan lagi, tapi tidak berlangsung lama karena Likyter meluncurkan tendangan ke perut Ayato. Ayato terdorong ke belakang, Likyter mengayunkan pedangnya secara horizontal. Dihindari dengan jongkok dan dibalas dengan serangan ayunan pedang ke atas secara vertikal. Likyter menghindarinya dengan loncat ke belakang.

Ayato langsung lari menuju Likyter, setelah di hadapannya dia langsung menusukkan pedangnya. Likyter memposisikan pedangnya menjadi tameng, sehingga ujung pedang Ayato menusuk pedang Likyter. Ayato menarik kembali pedangnya, lalu mengayunkan secara horizontal dan langsung ditangkis oleh Likyter.

Kemudian, mereka saling beradu pedang dengan cepat sekali, sampai-sampai suara aduannya terdengar keras sekali. Di sisi lain, gadis bernama Fiera itu hanya bisa menjadi penonton yang mengkhawatirkan Ayato. Dari pandangannya, Likyter bisa menandingin Ayato.

"Ayato..." panggil cemas Fiera.

Selain itu, Elyna yang tadi menjauh ternyata berada tidak terlalu jauh dari tempat Likyter dan Ayato bertarung. Dari sana, dia juga hanya bisa menjadi penonton yang mencemaskan Likyter. Terlebih dia tidak memiliki senjata, kemungkinan dia bisa membantu menjadi nol.

"Liky..." panggil cemas Elyna.

Mereka berdua masih saling beradu pedang tanpa mendapatkan luka sayatan di sekujur tubuh mereka, bahkan tergores juga tidak. Begitu juga dengan stamina mereka, tidak terlihat sedikit pun dari mereka yang kelelahan.

Sampai akhirnya senjata mereka terpental jauh akibat serangan sekuat tenaga yang diluncurkan tadi. Namun pertarungan mereka tidaklah berhenti, karena mereka menggunakan keahlian bela diri masing-masing untuk menyerang.

Likyter meluncurkan pukulan tangan kanan ke wajah Ayato, langsung ditangkis ke samping oleh tangan kanannya. Ayato membalas dengan meluncurkan pukulan tangan kiri ke wajah Likyter, langsung ditahan dengan digenggam. Ayato meluncurkan pukulan tangan kanan dari samping, Likyter langsung melempar kepalan tangan kiri Ayato ke depan yang berakibat Ayato terdorong ke belakang dan pukulannya tadi meleset.

Likyter meluncurkan tendangan kaki kanan ke perut Ayato, tapi berhasil ditahan dengan genggaman tangan kanan. Dengan cepat, Likyter meluncurkan tendangan sabit kaki kiri sambil meloncat agar sampai ke kepala Ayato. Namun langsung dicegah oleh Ayato dengan melempar kaki Likyter yang digenggam ke depan, berhasil membuat serangan Likyter meleset.

Likyter memposisikan diri berdiri agak jauh dengan Ayato dan memasang kuda-kuda. "Kau cukup merepotkan juga," terang Likyter sambil mengalirkan listrik ke kedua kepalan tangannya.

"Kau juga cukup merepotkan," balas Ayato sambil mengeluarkan api di kedua kepalan tangannya.

Dengan cepat, Ayato melesat meluncurkan pukulan tangan kanan dari samping untuk mengenai kepala Likyter. Likyter membungkukkan badannya ke samping kiri bawah, lalu meluncurkan pukulan tangan kiri dari bawah ke atas untuk mengenai dagu Ayato. Berhasil dihindari oleh Ayato dengan menarik kembali pukulannya sambil menekuk punggung ke belakang. Tapi sayangnya berkat Likyter yang langsung memutar tubuhnya sambil meluncurkan tendangan dari samping, Ayato terhempas cukup jauh sampai terguling-guling di tanah akibat perut sampingnya terkena tendangan Likyter.

Ayato masih tergeletak berusaha bangkit, ditambah dia kesulitan untuk bangkit. Kesempatan itu diambil oleh Likyter dengan meloncat ke arah Ayato untuk menghantam tubuhnya dengan pukulan yang dialiri listrik. Tapi langsung dicegah oleh bola api yang meluncur ke arahnya, jadi Likyter terpaksa meloncat cukup jauh ke belakang.

"Aku akan membantumu, Ayato!" terang Fiera.

"Terima kasih, Fiera," ucap Ayato yang sudah berdiri tegak.

"Cih, ini semakin merepotkan saja."

Fiera kembali melemparkan bola api ke arah Likyter. Langsung saja Likyter meloncat ke samping kiri untuk menghindarinya, dan akan dilanjutkan dengan berlari ke arah mereka. Tapi Ayato yang tiba-tiba sudah ada di depan sambil bersiap untuk memukul dengan tangan kirinya, membuat Likyter terpaksa untuk melayani serangannya dengan meluncurkan pukulan tangan kanan.

*DHURR

Terjadi ledakan kecil akibat pukulan mereka saling bertemu dan membuat mereka terseret berdiri ke belakang cukup jauh.

"Kalau saja aku memiliki senjata, aku pasti bisa menolong Liky..." gumam kesal Elyna. "Tunggu, senjata..."

Likyter hendak melesat untuk menyerang duluan, tapi tiba-tiba beberapa bola api kecil dan piring-piring tipis angin melesat ke arahnya. Likyter pun terpaksa mengubah kegelapannya menjadi prisai besar untuk menahan serangan itu.

"Ayato-kun, kau baik-baik saja?"

"Dia siapa, Ayato?"

"Aku tidak tahu, tiba-tiba dia menyerangku."

Prisai kegelapan Likyter menghilang, membuat dia bisa melihat dua gadis yang baru saja datang. Satu gadis berambut hitam panjang, iris mata hitam, kemeja putih, blazer hitam, rok hitam, jubah hitam, dan memegang tongkat sihir ditambah sebuah pedang di punggung. Satu lagi rambutnya kuning, iris mata biru, memakai pakaian yang sama dengan gadis sebelumnya, dan memegang tongkat sihir ditambah sebuah tombak di punggung.

"Cih, bala bantuan, kah?"

"Liky!"

Likyter langsung melihat ke Elyna. Dia melihat senjatanya terlempar ke arahnya. Dengan mudah, Likyter menangkap senjatanya. "Terima kasih, Elyna!" Likyter langsung berlari ke arah mereka. "Dengan begini, aku akan me..." Kalimat Likyter tiba-tiba terhenti dan begitu juga langkahnya, ditambah kedua matanya terbelalak dengan ekpresi terkejut.

Melihat ekpresi itu, Ayato dan teman-temannya diam melihat Likyter dengan kebingungan. Ditambah, tiba-tiba Likyter menjatuhkan senjata yang baru saja dia dapatkan.

"Ka-Kalian... seragam itu... Kalian dari sekolah mana?" tanya Likyter dengan mata masih terbelalak.

"Hah, kenapa kami harus memberitahumu?" tanya balik gadis berambut hitam.

"Sudahlah, jawab saja!"

"Akademi Ruincrad..." jawab gadis berambut kuning.

Likyter mundur beberapa langkah, lalu tiba-tiba bersujud. "MAAFKAN AKUUUU!!!" teriak Likyter. "Aku bukanlah musuh kalian, jadi maafkan aku karena tiba-tiba menyerang kalian!"

"Hehhh, dia langsung menyerah setelah kita datang. Sepertinya dia ketakutan sekali," ucap gadis berambut kuning.

Likyter mengangkat tubuhnya. "Bukan begitu, aku tidak punya alasan untuk mengalahkan kalian. Malah bisa-bisa aku kesulitan untuk menyelesaikan misi kalau sampai itu terjadi."

"Hahhh?! Jadi maksudmu kalau kau lebih kuat dibanding kami?!" kesal gadis berambut hitam.

"I- Maksudku, bukan begitu! Aku juga belum tentu bisa mengalahkan kalian seka- Ahhh, bukan itu! Pokoknya, maafkan aku!" Likyter langsung kembali bersujud.

"Hei, kau bilang tentang misi. Memangnya apa misimu?" tanya Ayato.

"Itu... kami harus mengalahkan naga yang dikirim ke dunia ini."

Mereka berempat saling bertukar pandangan, karena terkejut dengan kalimat yang disampaikan oleh Likyter. Terutama kata 'dunia ini'.

"Tunggu, kau berkata seolah kalian dari dunia lain."

"Memang kami dari dunia lain."

Mereka berempat saling bertukar pandangan lagi, karena lagi-lagi harus terkejut dengan perkataan Likyter.

"Jangan bercanda, kau pasti berbohong!" protes gadis berambut hitam.

"Masalah itu, kamibi..." Tiba-tiba terdengar suara perut yang meminta makanan dari perut Likyter."Ah, tapi sebelumnya, bisakah kalian memberi kami sarapan? Nanti aku jelaskansemuanya."    

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro