50. Tired

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Berhenti cemburu tidak jelas, Bby!" Aku menggeram kesal karena untuk kesekian kalinya—entah yang keberapa, aku lupa—Kyuhyun mengungkit masa laluku.

Kyuhyun mendengus sebal. "Tidak jelas katamu? Hei!"

"Apa?" tanyaku dengan kedua tangan kusilangkan di depan dada. Tatapan menantang kulayangkan padanya. "Mau beradu argumen apa lagi denganku, Bby?"

Aku kembali melanjutkan ucapanku karena Kyuhyun sama sekali tidak merespon. "Bby, aku lelah. Aku lelah kau terus saja mengungkit masa laluku. Mengungkit mantan kekasihku. Aku lelah karena kau selalu cemburu pada hal-hal yang sudah berlalu. Apa kau tak lelah seperti ini terus?"

"Ae-chan, mungkin bagimu semua kenangan itu baik. Tapi, tidak untukku. Aku sama sekali tidak suka kau masih menyimpan kenangan bersama mantan kekasihmu dalam bentuk apapun." Kali ini suara Kyuhyun sedikit merendah.

"Bby, semua itu hanya tulisan. Dan tidak semua cerita yang kutulis berdasarkan pengalaman pribadi. Justru sebagian besar berasal dari dunia khayalku. Benar-benar murni hasil imajinasiku tanpa campuran pengalaman pribadi." Aku mendekatinya lantas mengusap lengannya lembut. Berusaha mengatur emosinya yang meledak-ledak. "Bisakah kau bertanya padaku baik-baik sebelum menghakimiku dan menyudutkanku, hm? Bisa?"

Kyuhyun bergeming. Aku tahu, dia memiliki ego yang cukup tinggi. Sama sepertiku. Maka akan cukup sulit bagiku dan membutuhkan waktu lama agar Kyuhyun mau memahami semua perkataanku.

"Mau aku menjelaskan dari A sampai Z pun kau tak akan percaya, 'kan? Kau selalu menganggap apa yang kuceritakan adalah sebuah kebohongan belaka."

"Ae-chan..."

"Sst!" Maaf, Bby. Aku memotong ucapanmu. "Izinkan aku berbicara sampai selesai."

Kyuhyun mengurungkan niatnya.

"Aku sudah tidak pernah mengungkit masalah mantan-mantan kekasihmu sebelumnya. Karena aku tidak mau terus memperdebatkan sesuatu yang sudah berlalu. Tidak ada gunanya, Bby. Semua itu hanya akan melukai diri sendiri."

Aku berjalan menjauhinya.

"Tunggu!" Kyuhyun mencekal lengan kiriku, "Kau mau kemana? Pembahasan belum seles—"

"Berhenti membahas hal yang sama, Bby," ujarku disertai senyum lembut.

Ah, aku lelah. Terus-menerus menjadi tersangka itu tidak menyenangkan. []

29 Mei 2018.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro