Part 47: Beyond Limits and Time

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Note: Play the Video! sebagai background music ^^

--------------------------------------------

"Love can goes beyond limits and time. There's no boundary, for love it self is unbound. It is love that gives without hesitation."

"Cinta dapat melampaui batas dan waktu. Tidak ada batasan, karena cinta itu sendiri tak terikat. Cinta lah yang memberi tanpa keraguan."

--------------------------------------------

Sensasi berada dalam dimensi waktu begitu membingungkan. Rasanya seperti mimpi. Tidak ada jasmani, yang ada hanyalah kesadaran. Kebanyakan kita menyebutnya sebagai jiwa.

Disekelilingku adalah ruang hampa yang tak terbatas. Miliyaran benang-benang bercahaya meliuk lembut, memanjang tak terhingga. Aku terus fokus terhadap satu benang cahaya yang seolah menyatu dengan diriku-jalinan ingatanku. Kesadaranku terus melayang mengikuti arus tak kasat mata, mundur ke masa lalu.

Sekarang aku sadar bahaya yang dimaksud Kyle. Sekali kau kehilangan fokus, rasanya seperti astronot yang memutus tali pengaman dengan kapal induk. Kau akan hilang di dalam sini untuk selamanya.

Di sekelilingku muncul gambaran-gambaran seperti film yang ditayangkan oleh proyektor. Menampilkan siaran ulang ingatanku. Inilah yang dimaksud Mrs. Johnson dengan 'Ingatan adalah jalan. Ingatan adalah setapak untuk meniti didalam gerbang waktu.'

Gambaran ingatan tersebut bergerak mundur. Mulai dari kehidupanku selama lima tahun terakhir. Aku terus memfokuskan pada ingatanku tentang Will.

Momen terakhirku dengannya.

Momen saat Will mengajakku berdansa. Irama gerakan kami menyatu dengan indah. Tatapan abu-abu yang lembut dan tegas, membuat kakiku terasa meleleh.

Terbangun di sisi Will. Wajahnya menjadi hal pertama yang kulihat di pagi hari, seiring mentari menyorot masuk. Lengan Will yang melingkupiku dengan ringan.

Kilasan tersebut terus mundur, mencapai momen ketika semua ingatan masa laluku kembali dan Will menyadari identitasku. Pertemuan sesungguhnya setelah ratusan ribu tahun.

Ingatan selanjutnya membuat perasaanku menghangat.

Will membawaku melayang ketengah taburan bintang di angkasa yang hitam pekat, bersinar begitu tajam seperti ribuan berlian.

Momen saat Will akhirnya menyatakan perasaannya padaku.

Kilasan-kilasan momen yang kami habiskan di rumah colonial putih itu berhamburan. Semua tawa dan pelukan hangat Will yang selalu membuatku merasa nyaman. Seperti pulang ke rumah setelah berkelana jauh.

Entah berapa kali Will telah menyelamatkanku. Saat Moorson nyaris membunuhku, kukira hidupku sudah berakhir dan tak pernah bertemu Will lagi. Namun, dekapan hangat tiba-tiba menyambutku dengan mantap. Siluet sempurna yang mewujud dalam kegelapan.

Saat itulah Will mulai menyadari perasaannya.

Kilasan peristiwa Homecoming. Will melemparkan dirinya, menjadi tameng saat butiran kaca menghujani kami. Di atas segala peristiwa yang terjadi, aku merasa aman dalam dekapannya.

Masa-masa Will berpura-pura baik untuk mengincar kalungku, terasa seperti kehidupan lain. Walaupun hal itu cukup menjengkelkan, pada akhirnya aku jatuh cinta pada Will tanpa kusadari.

Setelah kehilangan Dad dan mengetahui aku bukan putri kandung keluarga Cleveland, rasanya aku sendirian di dunia ini. Hingga aku bertemu Will. Walaupun awalnya memiliki motif lain, ia tetap menyelamatkanku dari Gorgon dan imp. Will tidak beranjak dari sisiku saat aku menangis setelah bertemu Mom di kantor kepala sekolah.

Kilasan ingatan lain menampilkan awal pertemuanku dengan Will di kehidupan ini. Cowok idola Riverdale High yang arogan dan tak tersentuh. Insiden di Penthouse dan semua kejadian di sekolah.

Arus tak kasat mata yang menarikku terasa semakin kuat dan cepat. Tiba-tiba, gambaran yang berhamburan telah berganti ingatan-ingatan masa lalu. Akhir hidupku di Underworld, semua momen tak terlupakan di bukit Ivory.

Kilasan ingatan terus bergerak mundur. Aku semakin dekat dengan peristiwa yang kuyakini adalah awal mula semuanya menyimpang ke arah yang salah.

Kesalahan terbesar yang harus kuperbaiki.

Pikiranku semakin terfokus pada satu ingatan paling kuat. Ingatan yang pertama muncul saat aku bertemu Will kembali di masa depan.

Begitu ingatan tersebut semakin jelas, aku seolah menembusnya. Merasakan kembali melalui seluruh inderaku.

Seperti menembus tirai, kesadaranku perlahan keluar dari dimensi waktu.

Aku kembali merasakan tubuhku memiliki wujud, tidak seabsurd tadi. Kesadaranku telah meraih tubuhku di masa lalu. Rasanya seperti tiba-tiba berada di tubuh orang lain. Suasana disekitarku mulai mewujud.

Jurang Tartarus.

Terdengar suara bergemuruh dibawah sana.

Perasaan terjatuh yang familiar. Namun, semua ini nyata sekarang, bukan dalam mimpi lagi. Dan itu memunculkan kepanikan yang amat sangat. Jantungku berpacu cepat.

Sekelebat siluet bersayap hitam kokoh menyambarku. Mendekapku dalam gendongannya.

"You should've listened to me." Sepasang mata abu-abu menatapku lembut sekaligus tegas.

Wajah rupawan. Garis rahang yang tegas. Tulang pipi yang pas. Bulu mata panjang membayangi iris abu-abunya. Tidak ada cincin merah disana.

Siluet yang kukira tak akan pernah kulihat lagi.

Air mataku tak terbendung lagi.

"Will." Aku mengucapkannya dengan kelegaan seperti melihat matahari terbit ketika semua orang berkata dunia sudah kiamat.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro