Bab 7 { Kami-Sama, Patient me }

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Itachi Uchiha," Panggil seorang pria berambut hitam sebahu sembari mengibaskan kipas yang ia pegang, "Apa yang sedang kau fikir atau lebih tepatnya apa yang sedang kau rencanakan?"

Sulung Uchiha itu nampak menyunggingkan senyuman tipis sembari menggeleng pelan, "Tidak ada,"

"Lalu kenapa kau ingin memberikan posisi yang kami berikan pada Hatake-Kakashi? Apa kau ingin mengikuti langkah ayahmu, memecah belah Konoha?"

"Tousan tidak pernah memecah belah Konoha. Kalianlah yang menganak tirikan kami hingga tousan memberontak untuk mendapat keadilan," Tegas Itachi dengan nada yang cukup dalam hingga membuat ruangan itu perlahan menjadi dingin dan suram.

Daimyo itu pun menghela napas panjang sembari mengibas kipasnya lebih kencang, seolah merasa sesak berada di ruangan itu, "Baiklah, kami mengaku salah. Toh itu hanya masa lalu dan kami telah menebus kesalahan kami dengan menjadikanmu Hokage juga lainnya," sela seorang daimyo wanita yang cukup tua di sebelahnya membuat sulung Uchiha itu semakin kesal, karena meras di sepelekan dan tak di hargai.

"Kalian menjadikanku Hokage untuk menebus kesalahan itu?" Tanya Itachi sembari mendecih cukup keras hingga membuat kerutan kekesalan pada dahi mereka terukir, "Bukankah kalian menjadikanku Hokage sebagai hukuman atas kesalahanku di masa lalu?" Sambungnya membuat para daimyo itu tersentak kaget.

"Itachi, sudahlah. Tenangkan dirimu, kita bahas perihal keinginanmu dahulu," Redam daimyo berambut panjang menengahi perseteruan yang akan terjadi jika  terus menerus di biarkan.

Sulung Uchiha itu pun mengangguk pelan sembari menyodorkan beberapa kertas pengajuan padanya. Saat daimyo itu mulai membaca dengan perlahan, manik onyx sulunh Uchiha itu diam-diam kembali menatap tajam pada daimyo wanita tua itu yang ternyata juga memandangnya dengan sinis.

"Itachi," panggil daimyo itu yang seketika membuatnya menoleh, "Kau baru menjabat menjadi Hokage selama dua tahun delapan bulan, sekalipun jasamu besar dan kinerjamu sangat baik. Jika kau mundur sekarang maka namamu tidak akan tercatat sebagai Rokudaime, setidaknya bertahanlah satu tahun lagi agar namamu tercatat dan Kakashi akan menjadi Nanadaime,"

"Saya menolak, sejak awal saya memang tidak menginginkan posisi menjadi Hokage ataupun kepala Klan Uchiha," jawabnya dengan dingin membuat daimyo itu mengurut keningnya karena kesal.

Itachi merupakan satu-satunya Hokage yang tidak bisa mereka pegang, kendalikan atau mereka paksa. Jika keinginannya tak di turuti maka Konohagakure bisa hancur dalam satu kedipan mata.

"Baiklah, kami akan pertimbangkan lagi. Lalu ada hal lagi yang ingin kami tanyakan,"

"Apa?"

"Bagaimana keadaan Sakura? Ku dengar ia tak bisa mengandung?" Sindir daimyo wanita tua itu sembari menyunggingkan senyuman dari balik kipas yang kini menutupi setengah wajahnya.

Itachi mulai menahan lagi kesabarannya akan tetapi gemeretak kepalan tangannya yang berada di bawah meja benar-benar cukup keras, hingga dua daimyo itu mengernyit mencari sumber suara seperti retakan itu.

"Sakura baik-baik saja dan .... Saya lah yang bermasalah bukan dia," ucapnya sembari memaksakan senyuman seperti ingin menerkam mereka yang tak pernah peka juga tak pernah mengerti.

Daimyo wanita itu kini menatap kesal lagi pada Itachi karena kini ia telah kalah telak. Sulung Uchiha itu benar-benar memiliki emosi yang terkendali dan sulit untuk memancing keributan dengannya.

Trak ...

Kipas dari daimyo pria berambut panjang itu di simpan dengan keras pada mejanya. Ia kini bersandar sembari bersedekap seolah ingin terlihat bersahabat di hadapan sulung Uchiha itu, "Sangat di sayangkan kebohonganmu itu sangat mudah kami tebak. Padahal apa sulitnya jika mengatakan gadis itu yang bermasalah,"

"Daimyo, maaf ini sudah hampir sore saya harus menemui Sakura," ucapnya sembari bangkit berdiri.

Namun, panggilan dari daimyo wanita itu menghentikan langkahnya yang sudah hampir mencapai pintu, "Kau begitu memikirkan perasaan gadis yang selalu memberikan rasa sakit padamu. Kau itu bodoh atau apa? Padahal banyak gadis lain yang bisa memberimu kebahagiaan,"

"Dia benar, Itachi. Akan tetapi jika kau tak mau melepaskan gadis itu, kau bisa menikah lagi. Seorang pemimpin di izinkan memiliki lebih dari satu istri, kau bisa memberikan anak yang lahir dari istri keduamu nanti pada Sakura,"

"Lalu setelah aku memiliki keturunan kalian ingin apa lagi? Menjadikan anakku alat perang atau menjadikannya jinchuriki?" Sinis Itachi yang kini berbalik dan berjalan cepat ke arah mereka membuat para anbu turun menghalangi jalannya, "Dengarlah baik-baik. Dalam urusan pemerintahan ataupun urusan pribadi, kalian tidak perlu ikut campur. Karena aku bukanlah boneka yang bisa kalian gerakan semaunya!"

"Untuk apa kau mempertahankan gadis pengkhianat itu. Toh jika semuanya nanti terbongkar kau akan kehilangannya karena tiang gantung sudah di pasangkan," Ledek daimyo wanita itu lagi.

"Aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Jika kalian berbuat aneh-aneh atau berani mengancam istriku lagi. Kalian yang akan ku gantung!" Teriak Itachi yang seketika menghilang dari ruang rapat itu.

Sulung Uchiha itu ternyata kabur ke depan gerbang rumah sakit Konoha tempat di mana Sakura tengah di periksa oleh Tsunade. Ia terlihat ragu untuk masuk apalagi mengingat kejadian beberapa jam lalu.

Akan tetapi keraguannya itu di kalahkan oleh rasa penasarannya. Ia pun berjalan dengan perlahan memasuki rumah sakit. Para perawat maupun dokter nampak langsung menunduk hormat sembari tersenyum simpul membicarakan ketampanan dan sosok Itachi saat ia sudah lewat.

Dengan hanya mengandalkan hatinya Itachi mampu menemukan keberadaan Sakura tanpa bertanya pada siapapun. Tapi entah kenapa hatinya malah menuntun kakinya ke koridor bagian paling belakang di lantai dua. Tempat dimana kantor kedua Tsunade yang jarang di pakai berada.

Setelah ia mengetuk pintu dan masuk, tatapan jahil Tsunade dan Shizune membuatnya merasa sedikit kikuk. Itachi pun duduk di ranjang perawatan di dekat Sakura agar mereka tidak mengungkit kejadian tadi.

"Itachi, maaf mengganggu waktumu tadi. Aku hanya ...."

"Ya, tolong jangan bahas lagi," potong Itachi sembari memalingkan wajahnya yang mulai kemerahan.

Srak ...

Tiba-tiba tirai putih di sisi Itachi bergeser cepat menunjukan Kiba bersama Akamaru yang tengah berbaring di sana, "Memangnya apa yang terjadi tadi?" Serunya dengan wajah penasaran yang menggebu-gebu.

"Tidak ada. Tadi aku hanya melihat Itachi kepanasan setelah di sembur oleh api Sasuke," jawab Tsunade sembari terkekeh.

"Bohong, aku tidak menyembur niisan!" Teriak Sasuke yang tiba-tiba turun dari langit-langit dengan wajah cemberutnya.

"Ano ... Bisakah kita lanjutkan proses pemulihan ingatanku?" Sela Sakura agar Tsunade bungkam.

Wanita paruh baya itu pun seketika mengangguk, "Kiba, katanya kau tahu cara memulihkan fikiran. Coba tunjukan," Ucapnya yang seketika membuat pria Inuzuka itu langsung melompat ke sana dan berdiri di hadapannya.

"Itachi-san, leluhurku pernah berkata klan Inuzuka akan kehilangan ingatannya sementara waktu saat ia telah bersatu dengan ninkennya. Aku juga pernah begitu, benarkan Akamaru?" Tanyanya sembari mengedipkan sebelah mata membuat anjing putih besar itu menyalak setuju.

"Dengan cinta antara pemilik dan ninken, ingatanku akhirnya kembali," sambungnya.

"Sakura bukanlah ninken,"

"Aku tahu ini hanya pengibaratan saja,"

"Lalu?" Tanya Itachi yang kini semakin penasaran dengan pria Inuzuka itu.

"Kau hanya harus berdiri di belakang Sakura-chan. Seperti ini," Jawab Kiba sembari menarik dirinya ke belakang Sakura dan meletakan tangannya pada kedua bahu gadis itu.

"Diamlah seperti itu dan aku akan mencoba melakukan gerakan yang leluhurku ajarkan," sambung Kiba sembari perlahan mundur dan merentangkan tangannya ke atas, ke samping, ke bawah seperti tengah melakukan pemanasan.

"Bersiaplah Sakura-chan, ingatanmu akan segera kembali dengan jurus leluhurku!" Teriaknya dengan lantang sembari berlari sangat kencang ke arah gadis itu.

Plak!

Pukulan keras dari telapak tangan Kiba pada keningnya membuat Sakura hampir saja terjengkang jika tak di tahan oleh Itachi. Semua orang sangat kaget akan serangan dadakan yang di sebut obat oleh Kiba itu.

Sasuke kini berteleportasi dengan cepat ke hadapannya dan mengangkat tinggi-tinggi kerah pria itu, "Bakka! Kau mencoba membunuh Sakura!" Teriaknya sembari menunjuk pada gadis musim semi itu yang tengah di sadarkan oleh itachi dan Tsunade.

Akamaru yang tak terima majikannya di perlakukan seperti itu seketika melompat ke arahnya dan menggigit tangan bungsu Uchiha itu hingga Kiba lepas dari cengkramannya.

"Oy itu jurus rahasia leluhurku tahu! Itu tak sebanding dengan pukulan ibuku," gerutunya sembari mengorek kupingnya yang tak gatal.

"Urrusai!" Teriak Sasuke yang seketika mendapat jitakan mentah dari Shizune yang kesal dengan keributan dua mahluk itu.

"Bakka! Tutup mulut kalian,"

"Shizune kau juga diam!" Teriak Tsunade yang kini tengah mengalirkan ninjutsu medis padanya.

Sasuke maupun Kiba kini mendekat ke arah Sakura. Mereka mengamati dengan seksama apa yang akan terjadi.

"Kiba, jika ingatan Sakura tambah parah kau akan ku kirim pada leluhurmu," Ancam Itachi yang membuat pria Inuzuka itu segera mundur dan bersembunyi di balik punggung Shizune.

"Go .... Gomen Itachi-san. Soalnya kata leluhurku ingatan manusia akan terputus saat terbentur dan akan kembali lagi jika di benturkan,"

"Teori sesat apalagi yang kau katakan!" Teriak bungsu Uchiha itu lagi.

"Teori leluhurku!"

"Diamlah, lihat Sakura mulai sadar," sela Tsunade sembari memperlihatkan gadis itu yang kini perlahan membuka matanya.

Itachipun segera mendekap tubuhnya dan mengelus lembut pipinya agar gadis itu cepat sadar. Emeraldnya perlahan bergulir menatap satu persatu orang yang ada di sana, begitu ia melihat Akamaru tiba-tiba matanya memicing.

"Woof!" Teriaknya dengan lantang membuat semua orang menjadi kaget sekaligus kebingungan.

"Woof .... Woof ...." Gonggong Sakura lagi sembari melompat ke depan Akamaru yang kini juga menggeram padanya.

"Kiba! Apa yang terjadi pada Sakura!" Teriak Tsunade sembari mencengkram kerah pria Inuzuka itu.

"Aku tidak tahu, kita bawa dia pada ibuku saja," ucapnya.

Tiba-tiba saat perkelahian antara Akamaru dan Sakura akan terjadi terdengar oink dari tonton yang membuat perhatian keduanya beralih pada babi kecil itu yang kini berada di bawah kaki Shizune.

Tonton nampak ketakutan mendapat tatapan itu, saat ia mundur Sakura juga Akamaru tiba-tiba segera melompat ke arah babo kecil itu. Tonton yang begitu ketakutan segera berlari tunggang langgang dari sana.

Shizune juga seketika terjatuh tertabrak oleh mereka. Itachi pun segera bersiul memanggil para anbunya dan menyuruh menutup semua pintu juga jendela rumah sakit.

Dengan cepat merekapun mengejar Akamaru dan Sakura yang kini entah ada dimana. Saat Itachi memakai sharingannya ia malah sakit kepala hingga Sasuke yang mengambil alihnya dan menemukan ketiganya ada di ruang utama Tsunade.

Prang!

Tiba-tiba terdengar suara jendela yang pecah di ruangan Tsunade. Merekapun segera ke sana dan menemukan ada bercak darah pada pecahan kaca itu.

Itachi segera berlari ke sana dan melihat ke bawah. Ia akhirnya bisa menghela napas lega begitu melihat Sakura ada di gendongan Kakashi, sementara Akamaru tersangkut di pohon dan Tonton ada di kepala Shikamaru.

Sulung Uchiha itupun segera melompat turun dan menghampiri Kakashi.

"Yare-yare, kau ini bagaimana? Sakura hampir saja celaka!" Teriak pria perak itu.

"Woof!" Gonggong Sakura membuat Kakashi tersentak dan langsung mengernyit bingung.

"Diam!" Bentak Kakashi membuat Sakura merungkut.

Manik emeraldnya kini melirik pada Itachi yang tengah mengulurkan kedua tangannya, "Kemarilah," ucapnya yang membuat raut Sakura berubah menjadi penuh tanya.

"Aku majikanmu," Ucap Itachi yang membuat Sakura menatapnya lebih lekat dan tiba-tiba ia melompat padanya lalu melingkarkan tangannya pada leher Itachi dengar erat dan menatap Kakashi dengan tajam sembari menggeram.

"Jelaskan apa yang terjadi?" Tanya ulang pria perak itu membuat Itachi menghela napas pelan.

"Ikuti aku," ucap Itachi sembari berjalan pergi dari sana.

*****

"Begitulah ceritanya," ucap Kiba yang seketika membuat tatapan ibunya menjadi sangat tajam.

"Nyonya Tsume, jadi bagaimana menghilangkan pengaruhnya?" Tanya Itachi yang terlihat mulai pegal karena terus memangku Sakura yang kini tertidur di bahunya.

Wanita itu nampak mengusap dagunya seolah memirkan sesuatu hingga tiba-tiba ia mengangguk pelan dan menatap gadis musim semi itu.

Ia perlahan mendekat dan menepuk dengan lembut pundak gadis itu sembari memanggilnya, "Sakura, bangunlah," ucapnya dengan nada cukup pelan seperti berbisik.

Sedikit demi sedikit kelopak matanya terbuka, ia kini menggulirkan manik emeraldnya pada Itachi, Tsume, Kakashi dan yang lainnya di sana.

"Uhm, ano kenapa kalian berkumpul?" Tanyanya membuat Itachi tersenyum lega.

"Kiba mengubahmu menjadi ninken jadi kami membawamu ke tempat ibunya Kiba," ucap Kakashi yang kini membuat Kiba mendekat dan meminta maaf padanya.

"Gomen, aku salah melapalkan jurusnya,"

"Karena Sakura sudah ku keluarkan dari jutsu itu, maka hukumlah anak konyol ini semau kalian," omel Tsume sembari menjewer kuping Kiba.

"Kaasan, kenapa malah mendorongku harusnya Kaasan membelaku," Gerutu Kiba.

"Tousanmu terlalu memanjakanmu anak konyol. Terima saja hasil dari ulah yang kau buat,"

"Chotto, anda tidak perlu seperti itu Nyonya. Berkat Kiba saya jadi mengingat sesuatu," sela Sakura.

"Benarkah? Kau mengingat apa?"

Sakura seketika tertunduk dengan wajah memerah, "Pe .... Pernikahanku dengan Itachi .... kun,"

Itachi yang mendengar namanya di sebut lagi seperti semula seketika menyunggingkan senyumannya. Sementara Kiba bersorak senang karenaa tekniknya mampu mengembalikan ingatan gadis itu.

"Sakura, apakah kau mau memakai teknik itu lagi agar ingatanmu semakin pulih?" Tanya Kiba dengan semangatnya hingga tiba-tiba dua jitakan dari ibunya dan Tsunade mendarat tepat pada kepalanya.

"Tidak boleh!" Teriak keduanya secara bersamaan membuat Itachi terkekeh.

"Kalau begitu kami pamit permisi karena sudah malam," ucap Shizune menengahi perang yang akan terjadi jika di biarkan.

"Tunggu, Kakashi. Temui aku nanti tengah malam, ada sesuatu yang harus ku bicarakan," ucap Itachi membuat pria perak itu mengangguk.

Merekapun seketika pamit pergi dari sana, sementara Sakura entah kenapa masih betah dan tak mau berpindah dari pangkuan sulung Uchiha itu yang mulai merasakan sebagian tubuhnya mati rasa.

"Kau juga istirahat Sakura," bujuknya akan tetapi gadis itu malah menggeleng.

Tiba-tiba Sakura melingkarkan tangannya pada leher Itachi dan mendekatkan wajahnya, "Aku ingin melanjutkan yang tadi," ucapnya dengan setengah berbisik pada kuping Itachi yang seketika membuat wajahnya memerah seperti kepiting rebus.

"Sakura," panggilnya dengan nada yang sangat menggoda hingga gadis itu tersenyum dan semakin mendekatkan wajahnya.

"Tubuhku tak bisa di gerakan. Turunlah kau sedikit berat," Ucapnya membuat emerald itu terbelalak tak percaya.

Ia seketika mendorong bahu sulung Uchiha itu lalu berdiri dengan sangat kesal, "Kau menyebalkan. Malam ini kau tidur di luar!" Teriaknya sembari naik ke kamar mereka yang berada di lantai dua.

"Sakura jangan marah, kau tidak berat kau hanya sedikit berat!" Ledeknya yang hanya di jawab bantingan pintu cukup kencang dari atas.

"Sakura kau yakin akan tidur sendiri? Bagaimana jika ada hantu atau penjahat lagi?" Ledeknya lagi sembari terkekeh.

"Aku tidak perduli, shannaro!" Teriaknya yang membuat Itachi benar-benar kesulitan menahan tawa yang benar-benar sudah menggelitiknya, mendengar umpatan kekesalannya sudah kembali ia ingat.

Setelah puas menahan tawanya, Itachi pun perlahan meluruskan kakinya yang mulai kesemutan dan membaringkan tubuhnya yang mati rasa.

Ia benar-benar tak mengerti kenapa Sakura bisa berubah drastis seperti itu. Saat ia baru memejamkan mata, angin yang sangat dingin tiba-tiba berhembus.

Saat ia membuka mata sulung Uchiha itu sangat terkejut karena ada wajah Kakashi di hadapannya.

Duak!

Kening mereka beradu satu sama lain membuat keduanya meringis, "Kakashi-san. Kenapa kau datang jam segini? Ku bilangkan tengah malam," gerutunya.

"Hmm? Ini sudah pukul satu malam,"

Itachi pun seketika menatap jam yang ternyata benar sudah pukul satu malam. Ia menepuk sendiri wajahnya dan membalikan diri dengan kencang.

Kakashi yang bingung dengan tingkahnya pun kini berjongkok di sisinya dan mentotol pipinya beberapa kali, "Yo! Aku mau istirahat sebaiknya cepat katakan apa yang ingin kau katakan," Gerutunya.

"Lima menit saja, aku ingin meluruskan tulangku,"

"Mau ku bantu?"

"Entahlah, tapi itu sepertinya itu ide yang bagus,"

"Baik, balikan badanmu," titahnya yang membuat Itachi langsung tengkurap dengan susah payah.

Tanpa banyak bicara pria perak itu langsung menotokan sikunya yang di aliri listrik biru membuat Itachi menggeram kesakitan.

"Bakka! Kau ingin membakarku!" Bentaknya.

"Diamlah tulangmu sebentar lagi akan kembali lurus dan bagus seperti bayi yang baru lahir,"

"Yang ada aku akan menjadi ikan presto!"

Gerutunya membuat Yamato yang memperhatikan mereka dari luar mengernyit bingung, karena ia hanya bisa melihat bayangan mereka berdua saja hingga spekulasi aneh muncul dalam kepalanya.

******

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro

#sakura