InstaCermin

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Selamat Hari Ibu, Bu!

>°•°<

“Selamat Hari Ibu, Bu!”

Pagi-pagi buta adikku sudah mengucapkannya. Aku hanya berdecih lirih, melirik tanggal di sudut bawah laptop, bersusun dengan digit penunjuk waktu. 05.53. 22/12/2020. Cengkerama hangat adik dan ibu di dapur berbaur dengan suara berisik tahu di penggorengan, sementara pantatku terpatut di kursi, punggung condong setengah tegak, mata memerah dipaksa menghadang radiasi gadget. Kelas pagi hitungan menit lagi.

“Lihat, tiap tahun selalu akulah yang paling awal mengucapkannya,” kata adikku datang membawakan segelas air hangat, “dan setiap tahun juga kakaklah yang tidak pernah mengucapkannya.”

Kata-katanya kubalas cibir, tapi itu tidak mengurangi kebanggaannya. Itu tidak mengubah fakta bahwa aku hanya anak sedikit omong yang tak bisa mengucap selamat hari ini itu tiap tahunnya. Entahlah, kenapa ya? Padahal tinggal bilang saja, atau bisa mengikuti tren dengan mengucap “Selamat Hari Ibu” di media sosial tanpa peduli ibu akan melihatnya atau tidak, tanpa peduli nantinya akan berbakti sungguhan atau tidak.

“Kau tidak mau berubah, Kak?” tanya bocah itu yang ternyata belum juga angkat kaki dari kamarku, “padahal Ibu akan senang bila dengar yang seperti itu darimu.”

“Berisik! Mana mungkin ibu akan senang hanya karena aku bilang hal-hal klise seperti itu!” balasku.

“Baiklah, aku tidak akan mengganggu kakak yang sedang bikin puisi hebat. Itu pasti sangat tidak klise dan ibu pasti akan sangat terkesan!” jawabnya seratus persen mengejek, tapi buku-buku di mejaku lebih mengejek. Puisi hari ibu ... memangnya bisa dibuat dari teorema kecekungan kurva? Nilai ekstrem, titik belok, dan titik balik? Um, yah, tidak bisa ya?

Sudahlah, lupakan saja! Tidak harus membuat puisi, tidak harus diungkapkan. Kata-kata seperti itu justru menggelikan buatku! Yang terpenting ... eh? Suara apa itu? Kudengar ibu sampai harus memohon-mohon agar adik mau belikan garam di warung depan.

“Berisik! Sini biar aku saja!” ujarku tak tahan.

“Mana bisa! Sebentar lagi Kakak ada kelas, ‘kan? Kalau terlambat bagaimana? Nanti Ibu yang salah” jawabnya.

“Enggak apa-apalah. Telat sekali karena bantu Ibu enggak bakal dimarahi, apalagi sekarang hari ibu,” jawabku asal, kemudian segera sadar kata-kata yang barusan lolos. AKU KAN SUDAH JANJI ENGGAK BAKAL BILANG!

️☁️☁️☁️☁️☁️☁️☁️
Kampus AWAN

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro