2. Hampa

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Pernahkah kamu merasa sepi di tempat ramai?

Pernahkah kamu merasa hampa disaat bising?

Pernahkah kamu merasa suara orang-orang di sekitarmu semakin sulit didengar kedua telingamu?

Aku merasakannya.

Kekosongan yang kurasakan tidak pernah terisi tidak peduli apapun yang kulakukan.

Rasa sakit tanpa sebab itu meninggalkan rongga yang lebih besar dan dalam.

Kesedihan yang kurasakan tidak bisa digambarkan.

Kepedihan yang kulalui bagaikan duri yang menusuk telapak kakikku dalam.

Aku berusaha meminta tolong tapi tidak ada seorang pun yang mendengar suaraku. Semakin lama aku semakin sadar, di mata mereka... aku bisu.

"Barusan aku sekolah." aku mulai bicara pada pantulan bayanganku. "Euis sama Alni dapet surat cinta. Mereka nangis-nangis gak tau apa sebabnya? Euis malahan berusaha motong nadinya pake silet tumpul. Kami masih kelas enam SD, jadi aku gak paham. Tapi... kasian."

Aku menoleh saat merasakan seseorang menjambak rambutku dari belakang. Aku yang lainnya tersenyum. Dia keluar dari cermin dan menatapku mengejek.

"Bener kamu ngerasa kasian sama mereka?"

Aku diam.

"Mereka sering bully kamu di sekolah, kan?"

Pelan-pelan aku balas tersenyum.

"Aku harap mereka bener-bener hilang. Tapi aku gak bakalan bilang. Soalnya aku gak sakit jiwa kayak mereka."

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro