BAB XLV (Rencana Kak Naion 1)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

ALDORA WESTON

     Disinilah kami, berkumpul di dalam ruangan yang menjadi tempat kekuasaan Rana, yaitu ruangan ekskul mading. Tubuh Clarissa ditempatkan disalah satu kasur berukuran kecil yang tersedia di dalam ruangan ini. Gue, Rana, ketiga kakak kelas yang keberadaannya sangat mencurigakan dan seorang gadis bernama Naion, eh, maksudnya Kak Naion berdiri disekitaran ranjang itu. Kalau saja Rana mendengar gue memanggilnya Naion, gue yakin matanya akan terbelalak sampai ingin keluar dari tempatnya karena sangking kesalnya dia ke gue sebab tidak memanggil Naion dengan sebutan Kak.

     Kak Naion lebih tua beberapa tahun di atas kami. Dan dia memiliki kemampuan yang sama dengan Clarissa, yaitu dapat melihat mahluk tak kasat mata serta berinteraksi dengan mereka. Tidak, Kak Naion bahkan lebih hebat dan lebih cerdik dibanding Clarissa. Gue bisa melihat dari auranya yang sangat kuat, cara dia mengambil tindakan dengan cepat, tanggap, dan hati-hati. Bisa dikatakan, dia seperti orang yang sangat berpengalaman dengan keadaan seperti ini.

     "Ada yang bisa menjelaskan apa yang terjadi? Maksud gue, bagaimana sekolah tiba-tiba diliputi kabut bahkan langitnya juga berubah? Kenapa semua siswa-siswi, guru, dan staff sekolah bisa menjadi patung?" Tanya Bram bertubi-tubi.

     "Dan Clarissa kenapa bisa pingsan?" Tanya Kak Alfandi.

     Karena ditodongi banyak pertanyaan, akhirnya gue memutuskan untuk menjelaskan apa yang terjadi. Dimulai dari Clarissa yang curiga dengan Ariana, rencana yang dibuat Clarissa bersama dengan Dewa Erubus, menghilangnya Geava, Clarissa yang mengorbankan jiwanya, sampai dengan pertemuan kami diparkiran tadi. Gue juga menceritakan tentang Clarissa yang terlahir dengan kemampuan spesialnya.

     "Buset! Itu bener-bener terjadi sama anak ini?" Tanya Kak Rei lalu menunjuk ke arah Clarissa.

     Gue dan Rana mengangguk sedih.

     Bram melipat kedua tangannya di depan dada. "Jadi dalang dari semua kematian beberapa siswi di sekolah kita adalah Ariana? Tetapi, yang melakukan pembunuhan itu bukanlah dia karena tubuhnya diambil alih oleh Iblis yang menyamar sebagai Dewa Algea? Begitu?"

     "Kurang lebih seperti itu." Bram memandang ke arahku. "Lo hebat," ucapnya.

     "Hah?—"

     "Gue udah pernah cerita kan kalau gue ketemu satu cewek yang berdiri di bawah pohon bekas tempat kejadian perkara bunuh diri dan dia adalah Clarissa. Dari cerita lo, gue yakin saat itu Clarissa mungkin sedang berinteraksi dengan Arwah gadis yang menjadi korban dari ulah Ariana alias Iblis itu."

     "Benar. Clarissa memang sedang berinteraksi dengan Arwah Nanda. Bukan cuman berinteraksi, Clarissa juga bahkan menemukan sebuah surat berwarna putih di semua TKP itu. Dia menceritakan semua ke gue dan Dora. Awalnya, memang kami tidak percaya karena apa yang dikatakan Clarissa benar-benar seperti sebuah omong kosong. Tetapi, kami mulai mempercayainya ketika Clarissa membuka mata batin Dora," terang Rana.

     "Jadi, lo sekarang bisa liat hantu?"

     Gue tidak menggubris pertanyaan Bram karena jawabnnya sudah tersedia yaitu bisa.

     "Ketika mata batin gue terbuka, Clarissa memperkenalkan gue dengan hantu anak kecil berkebangsaan Belanda yang menjadi teman masa kecilnya, bernama Arnold lalu dia pun mulai menceritakan semuanya ke gue dan Rana." Sambil menautkan ke dua tangan, "gue yang selama ini tidak percaya akan adanya mahluk-mahluk tak kasat mata di dunia ini dan pastinya juga tidak mempercayai manusia yang mengaku bisa melihat mahluk tersebut, seketika merasa bersalah karena selama ini aku tidak pernah menganggap mereka ada. Waktu itu gue langsung minta maaf sama Clarissa karena menganggap kalau dia hanyalah berhalusinasi. Sangking jahatnya, gue bahkan berniat untuk membawanya ke psikiater."

     "Lo gak jahat. Malah gue ngerasa itu adalah salah satu bentuk peduli ke sahabat lo," ucap Kak Naion tiba-tiba. "Em ..., gue denger tadi lo sebut-sebut ada surat. Apa isi surat itu?" Tanya Kak Naion.

     "Isi suratnya merupakan kata-kata permintaan maaf dan mengaku rela untuk mengorbankan nyawanya karena itu adalah hukuman yang setimpal," jawab gue.

     "Surat itu tidak bisa menjadi bukti kalau memang para korban dibunuh oleh seseorang atau sekelompok orang. Apalagi, gue yakin Iblis itu membuat surat yang benar-benar mirip dengan tulisan asli korbannya. Dasar, bangsat emang tuh Iblis!"

     "Memang benar kalau dilihat secara logika, apa yang dikatakan Clarissa benar-benar terdengar seperti omong kosong. Tetapi, ketika kita sudah mengetahui kebenaran yang diceritakannya selama ini, pasti semua orang yang mengetahuinya seketika merinding karena tidak menyangka bahwa omongan-omongan itu bukanlah imajinasi belaka," ucap Kak Alfandi.

     "Benar," ucap Bram. Lalu kami semua mengangguk setuju.

     "Tunggu, dari tadi gue perhatiin nih yah, sepertinya lo bukan dari sekolah sini deh?" Kak Rei tiba-tiba mempertanyakan keberadaan Kak Naion.

     "Memang. Gue memang bukan salah satu siswi di sini, tapi lebih tepatnya status gue adalah alumni dari sekolah ini," jawabnya santai.

     "Kenapa Kakak bisa ikut terlibat?" Tanya Kak Alfandi.

     Yap, Kak Rei, Kak Alfandi dan juga Bram ada bersama kami. Sebenarnya Gue masih menganggap cerita kemunculan mereka hanyalah karangan semata. Bagaimana tidak, mereka bertiga tidak ikut menjadi patung bersama se-isi penghuni sekolah hanya karena mereka berada di dalam mobil dan belum sempat turun. Lalu begitu mereka turun, semuanya sudah menjadi seperti ini. Kemudian tidak berselang lama kami pun bertemu. Sejujurnya, dari awal gue mencurigai mereka. Bisa saja kan ada iblis-iblis lain yang menyamar sebagai tiga serangkai itu untuk membuat kami bingung lalu memancing kami masuk ke dalam perangkap mereka?

     Tetapi, sayangnya Kak Naion tidak mencurigai mereka alias kemungkinan besar cerita mereka memang original alias no tipu-tipu. Kalau pun mereka berbohong dan apa yang gue asumsikan itu benar, gue yakin Kak Naion pasti akan merasakannya dan tidak akan tinggal diam atau bahkan sampai membuat mereka masuk ke dalam ruangan ini bersama kami semua. Sejujurnya gue memang tidak tenang. Bisa dibilang kondisi mental gue sedang kacau, gue berani bertaruh Rana pun pasti sama. Makanya, gue bahkan masih mencurigai keberadaan ketiga Kakak kelas itu.

     Kak Naion datang ke sekolah ini karena sepupunya yang juga teman kami menjadi salah satu korban dari Iblis yang menyamar sebagai dewa bernama Algea. Bukan cuman jiwanya yang diambil, bahkan tubuh Geava pun disembunyikan oleh mahluk itu.

     "Sepupu gue akan jadi target selanjutnya dari Iblis itu," jawabnya. Kak Naion menyeringai, "mereka salah memilih target."

Dia diam sejenak. "Atau mungkin, Tuhan memang mengutus gue dengan membuat Geava menjadi korban supaya gue bisa datang ke sekolah ini membantu kalian untuk membasmi para mahluk jahannam itu? Sial, peran gue oke banget!"

     Ucapan Kak Naion membuat kami semua nyengir-nyengir.

     "Jadi, apa yang akan kita lakukan?" Tanya Bram dengan wajah ceria yang seharus tidak ditampakkan dalam kondisi seperti ini.

     "Kok lo seneng banget, Bram?" Tanya Kak Rei.

     Bram menoleh ke Kak Rei. "Siapa yang seneng?"

     "Lo, Bambang!" ujar Kak Rei emosi.

     "Gue gak seneng yah, mana ada orang seneng disituasi seperti ini? Gue hanya merasa excited aja. Situasi kita kayak yang ada di film-film, tau!"

     "Loh? Kok karakter kalian jadi kebalik? Biasanya yang kayak super heboh dihampir semua situasi adalah Reinan. Kok tiba-tiba lo yang jadi excited, Rei mendadak tenang?" Ucap Kak Alfandi kalem.

     "Emang ia? As—"

     Bram mengunci bibirnya seketika karena Kak Naion mengangkat lima jarinya tanda bahwa Bram dan konco-konconya harus diam dan berhenti mengoceh.

     "Gue mengerti kalau kalian excited, karena gue juga ngerasain hal yang sama. Sudah lama gue gak ngerasain hal semacam ini lagi." Kak Naion menatap kami satu persatu. "Seperti yang dilakukan di film-film, disituasi seperti ini kita pastinya membutuhkan rencana. Well, kalian tidak usah khawatir, karena gue udah punya rencana. Kalian semua adalah anak buah, dan gue adalah kaptennya."

     "Kok gitu sih?" protes Kak Rei.

     "Karena yang buat rencana ini adalah gue," ujar Kak Naion tidak mau kalah.

     "Tapi—"

     "Sudah lah, Rei. Kita ikuti saja apa yang dikatakan Kakak ini. Toh dia adalah senior kita yang artinya dia lebih tua dibanding kita semua yang ada di sini," ucap Bram.

     "Gue merasa tersanjung sekaligus tersinggung dengan kata-kata lo," kata Kak Naion datar. "Btw, panggil gue Kak Naion. Kalian gak perlu perkenalkan diri karena gue udah tau nama-nama kalian."

     Kak Naion berjalan menuju ke jendela yang berhadapan langsung dengan halaman sekolah yang tidak beberapa meter dari tempat parkiran mobil. Ia menatap keluar beberapa detik, lalu berbalik menatap kami semua.

     "Gue akan memanggil satu orang lagi yang bisa diandalkan. Dia akan bersama menjaga ruangan ini. Tenang, dia adalah salah satu aparat Negara yang bisa diandalkan dan dia juga memiliki kemampuan yang sama dengan Clarissa dan gue," ucap Kak Naion.

*_*ALGEA*_*

                                                                                           

*

*

*

*

*

Bersambung

                                                                                      ----

Halo teman-teman semuaaa ....

Bagaimana kabar kalian?

Ku harap kalian selalu sehat dan bahagiaaaa.

Ohiya, aku benar-benar minta maaf karena baru bisa up sekarang. Bukan karena aku gak mau ngelanjutin ceritanya yah hehe ....

Ada beberapa faktor di real life yang membuat aku belum sempat melanjutkan menulis kisah Clarissa dkk.  Dimulai dari mengurus Skripsian dari 2019-2020, lalu aku dengan sangat terpaksa nge-skip menulis Algea karena mengikuti ujian  masuk di salah satu komunitas kepenulisan paling besar di Wattpad, yaitu WWG. Kalian udah kenal WWG, belum? Bagi yang belum, silahkan datangi akunnya yah, banyak cerita-cerita kece dengan berbagai genre karya teman-teman autor lainnya. Sampai hal yang paling membuat aku down adalah laptopku rusak. Hikss ....

Sebenarnya, kondisi laptop aku masih belum pulih. Aku nulis ini pakai laptop tetangga depan rumah hihihih ...

Tapi entar lagi insyaallah laptopnya udah sembuh, jadi kalian bisa kembali membaca petualangan Clarissa dkk.

Maaf gais, aku jadi numpang curhat permasalahan hidup heheh...

Untuk kalian yang kirim pesan pribadi sampai nge-DM di instagram pribadi aku,  makasih yaah karena sampai rela-rela nge-spam aku dan nyemangatin aku buat lanjutin cerita ini. Luvv you gaisss ...

Dan untuk sahabat Bintang Laut lainnya,  terima kasiiiih karena masih setia menunggu.

Luvv youu and miss youuu ....

Nah, segitu dulu cuap-cuap aku.

Happy Reading ..........

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro