XXII (Masalah Dewa👼👼)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sebelum membaca, saya kembali mengingatkan bahwa cerita ini bergendre Fantasi yang berarti tidak nyata dan murni hanya sekedar karangan Autor saja. 

Ohiya, kalian juga bisa klik video di atas, supaya kalian bisa Rilex membaca ceritanya. 


*_*ALGEA*_*

Autor Pov

Di suatu tempat yang indah nan damai, terdapat sekumpulan mahluk dengan berbagai golongan di dalamnya. Para mahluk itu menetap diantara langit dan bumi. Alam mereka bernama Eiren yang berarti kedamaian. Mereka memiliki wewenang untuk mengawasi gerak-gerik manusia yang menempati bumi sebagai tempat bernaungnya.

Menjaga keamanan bumi beserta mahluk di dalamnya merupakan tugas utama dari seluruh mahluk itu. Mereka memang ditugaskan oleh 'Sang Pencipta' agar menjaga keseimbangan serta kedamaian di dunianya.

Mahluk seperti mereka dikenal dengan nama Dewa. Ada pun Dewa yang menetap di alam itu, berasal dari berbagai turunan yang berbeda-beda. Seperti contohnya, salah satu turunan yang terkenal karena kaum mereka melambangkan kebaikan,pemberani, bijak, dan kesempurnaaan yaitu dari bangsa Arete. Golongan Dewa  tersebut sangat popular di alamnya karena terkenal akan tangguh, berani, banyak kebaikan tertuju padanya. Dan pastinya, mereka juga memiliki tugas dan tanggungjawab yang berat karena harus memegang banyak 'simbol' yang artinya mereka memiliki pekerjaan yang sangat banyak. 

Di alam Eiren ini memuat banyak turunan Dewa seperti Arete, Erubus, Artemis, Athena, Aletheian, Dolos, Algea dan masih banyak lagi. Masing-masing dari mereka memiliki wilayah serta tanggungjawab sendiri, menurut simbol yang dipegang golongannya. Masing-masing dari bangsa Dewa mempunyai wilayah yang sangat besar dan setiap Dewa memiliki rumah tersendiri. Kalau bisa disamakan di dunia manusia, mereka seperti mempunyai masing-masing kompleks. Ada kompleks yang warganya khusus untuk Dewa Arete, ada yang khusus Dewa Erubus, dan yang lainnya.

Tidak ada yang saling bercampur, tidak ada yang saling mengganggu, dan tak ada yang saling beradu mulut. Semuanya sibuk. Sama seperti manusia, para Dewa memiliki batas waktu kerja, di mana jikalau langit sudah gelap, maka mereka akan pulang ke rumah masing-masing. Dan akan kembali kerja ketika sang fajar sudah datang. Namun, beberapa Dewa yang bertuga sebagai bagian pertahanan, mereka akan bergantian untuk istirahat dikarenakan harus begadang untuk mengawasi keamanan langit.

Setiap golongan mereka memiliki tugas dan tanggungjawab masing-masing. Para dewa  diwajibkan untuk mengikuti semua perintah, mereka tidak boleh menolak atau pun melalaikan kewajibannya. Jika ada dari salah satu turunan mereka melakukan pelanggaran, maka hukumannya adalah hak kedewaan yang dimilikinya akan di ambil secara paksa. Dan secara otomatis Dewa tersebut akan di buang ke dalam lembah 'Hukuman Dewa'.

Sudah banyak Dewa yang terbuang di sana akibat lalai menjalankan tugas, menentang petinggi Dewa, serta beralih menjadi pembantu Iblis untuk membuat kerusakan di bumi. Kalau udah masuk ke dalam lembah tersebut, maka tidak akan ada jalan keluar lagi. Kecuali, jika Dewa yang terkena hukuman terbukti tidak bersalah.

*_*ALGEA*_*

Hari ini seluruh penghuni Eiren berkumpul di suatu tempat terbuka yang sangat luas. Tempat tersebut memang dikhusukan untuk pertemuan. Sangking luasnya tempat itu, sampai mampu menampung semua Dewa yang ada di alam ini. Semuanya, tanpa kurang satu pun.

"Salam saudara-saudara, Eiren," ucap salah satu Dewa di atas sebuah altar yang sangat indah yang dipenuhi dengan banyak bunga-bunga dan juga pepohonan yang rindang di samping kiri dan kanannya. Di atasnya terdapat tirai berwarna putih yang dipadukan dengan emas yang membuat terlihat sangat mewah.

"Salam saudara Eiren," ucap seluruh dewa yang ada di tempat itu secara bersamaan dengan tangan kanannya diletakkan tepat dada sebalah kiri, sambil membungkukan sedikit badannya.

"Hari ini seperti biasa saya selaku ketua 'Dewan Para Dewa Eiren' akan mengadakan pengawasan, guna mengecek apakah masing-masing golongan sudah melakukan kewajiban dengan baik atau tidak?"

Setelah berkata demikian, para Dewa yang berada di hadapannya membungkukkan sedikit badannya pertanda mereka semua setuju.

"Bawakan saya buku catatan Dewa dari masing-masing kelompok kalian," pinta pimpinannya.

Mendengar perintah dari sang Ketua, seluruh dewa langsung mengumpulkan catatannya. Dan secara ajaib, buku-buku itu melayang menuju ke altar.

"Apakah ada dari saudara sekalian yang memilki laporan atau beberapa keluhan mengenai pekerjaan sebagai penanggungjawab dalam mengawasi bumi beserta seluruh mahluknya?" Tanya ketuanya lagi.

Semua Dewa yang ada di tempat itu saling melirik satu sama lain. Pasalnya, sejauh ini tidak pernah ada kesalahan ataupun keluhan yang di laporkan oleh masing-masing dari mereka mengenai tanggungjawab yang diberikan. Dan untuk pertama kalinya Ketua Dewa Khayangin melemparkan pertanyaan seperti itu kepada seluruh Dewa.

Tidak ada jawaban dari para Dewa.

"Jangan takut, kita semua adalah saudara. Saya hanya ingin memastikan bahwa, apakah rumor tentang salah satu dari turunan Dewa yang berada di alam ini melakukan hal menyimpang di dunia manusia, itu benar atau tidak?" Ucap sang ketua.

Lagi-lagi semua Dewa itu masih terdiam, mereka hanya saling melirik.

"Baiklah, sepertinya rumor itu tidak benar. Kalau begitu, saya akan melaporkan hal ini kepada 'Sang Pencipta' bahwasanya berita itu tidak benar. Saya berharap kalian tidak berbohong, karena kalau sampai kalian ketahuan, itu akan berakibat fatal bagi seluruh Dewa yang ada di alam ini," Ucapnya dengan penuh wibawa.

Sesudah melontarkan kalimat itu, pimpinan Dewa beserta dengan para anggota lainnya bersiap untuk meninggalkan altar. Namun, ketika hendak berbalik tiba-tiba salah satu dari kempok Dewa itu mengangkat tangannya.

Sambil kembali membalikkan badannya, "ada yang ingin Saudara sampaikan?"

"Kami dari turunan Erubus akan melaporkan sesuatu. Kami semua minta maaf karena terlambat memberitahukannya," ucap salah satu dari Turunan Erubus.

"Tidak apa-apa. Sekarang, katakan apa yang akan Saudara laporkan?"

"Kami para Dewa Erubus yang bertanggungjawab atas alam bayangan dan juga kegelapan ingin menyampaikan bahwa, sepertinya ada yang telah memasuki secara ilegal alam yang kami jaga. Saat ini, kami berusaha untuk bisa menemukan mahluk yang telah membobol paksa alam kegelapan. Atas nama turunan Erubus, kami meminta maaf karena telah lalai mengerjakan tugas kami, sehingga terjadi insiden seperti itu" ucap salah satu perwakilan Dewa Erubus tersebut.

Pimpinan Dewa itu berpikir sejenak, "Baiklah, terima kasih atas laporan yang telah Saudara laporkan. Saya selaku Ketua, akan ikut membantu dalam menangani masalah tersebut. untuk saat ini, saya berharap para turanan Erubus lebih meningkatkan lagi kemanan alam yang kalian jaga, sehingga tidak akan ada lagi yang dengan mudah memasuki alam Bayangan," Jawab Ketua Dewan Kedewaan itu.

"Baik! Kami akan melaksanakannya," ucap para Dewa Erubus secara serempak.

"Apakah ada lagi yang ingin melaporkan sesuatu?" Tanya sang ketua.

"Kami akan menyampaikan sesuatu," ucap salah satu utusan Dewa, sambil mengangkat tangannya.

"Bagus! Silahkan, Saudara berbicara."

"Kami dari turunan Dewa Algea yang bertanggungjawab atas rasa sakit dan penderitaan akan menyampaikan bahwa, salah satu dari Saudara kami hilang. Dia tidak pernah lagi kembali ke alam Eiren, saat tengah menjalankan tugas di bumi.  Dia memegang buku laporan. Terakhir kali, kami melihat dia berada di Bumi. Kami khawatir akan sesuatu hal ..." ucap salah satu Dewa Algea.

"Khawatir tentang apa?" Tanya Sang Ketua.

"Kami khawatir, kalau saja salah satu Saudara kami itulah yang menyebabkan kekacauan di dunia manusia," jawab Dewa tersebut dengan nada bersalah.

Mendengar perkataan itu, seluruh dewa yang ada di tempat itu langsung terkejut. Suasana yang tadinya tenang, berubah menjadi hingar-bingar. Pasalnya sudah bnayk Dewa yang dibuang ke dalam lembah hukuman Dewa karena memiliki kasus yang sama, yaitu melakukan kerusakan.

"Harap tenang, Saudara-saudara sekalian," ucap Ketua.

Setelah mendengar perintah itu, seluruh Dewa seketika terdiam.

"Atas nama turunan Algea, kami meminta maaf sebesar-besarnya atas kelalaian menjaga anggota kami."

"Baiklah. Karena saya sudah mempunyai dua informasi yang mungkin saja berkaitan dengan rumor tersebut. Maka saya selaku Ketua Dewan Para Dewa, akan turun tangan dalam menangani masalah ini."

"Kalau sudah tidak ada lagi informasi yang akan kalian sampaikan, pertemuan hari ini kita bubarkan. Kalian bisa langsung kembali ke tempat masing-masing. Ohiya, sebelum itu saya akan mengutus salah satu dari turunan Dewa Arete untuk turun ke Bumi seraya melakukan penyelidikan. Sekian, terimakasih saudara- saudara sekalian."

Seluruh Dewa membungkuk, lalu menunggu Ketua itu turun dari altar. Setelah Ketua pergi, mereka semua langsung bubar.

*_*ALGEA*_*


*

*

*

*

*

*

*

BERSAMBUNG

Hai, sahabat Bintang ...

Happy Reading ^_^

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro