20 -Semua Tentang Raka-

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Terimakasih Raka, kamu telah membantu Aku hidup lebih lama bersama Ali, suamiku. Aku sayang kamu Raka, kamu sahabat terbaik untukku. I miss You.
Prilly Ananda Fairuz
-ar-
-----

Author PoV

Tak henti-hentinya Prilly terus menangis, memegang pada salah satu batu nisan di depannya. Ali yang merangkul istrinya dari samping tidak bisa menghentikan tangisan Prilly, lagi dan lagi Prilly mengeluarkan air matanya.

Di sini, di pemakaman Raka, Prilly menangis. Setelah beberapa minggu Prilly baru bisa mendatangi pemakaman Raka, rasanya dia masih enggan menerima kenyataan. Kenyataan bahwa sahabatnya, sudah meninggalkannya begitu saja.

"Mydear, Raka tidak akan suka melihat kamu menangis. Kamu sudah janji pada diri kamu sendiri, bahwa tidak ada air mata lagi. Please, jangan menangis terus-menerus!" ujar Ali yang tetap berusaha menenangkan istrinya.

"Aku ... aku jahat gak sih? Aku ngerasa udah jahat banget sama Raka...."

Ali menarik wajah Prilly untuk menatapnya, "tidak ada sahabat yang jahat pada sahabatnya sayang...," ujarnya sembari mengusap pipi istrinya.

"Tapi, Raka selalu ada buat aku...."

"I know Dear."

"Sedangkan aku, aku gak selalu ada buat dia."

"Kamu belum memahami apa itu persahabatan, bersahabat memang harus ada dalam suka maupun duka. Tapi bukan berarti kamu harus selalu ada di sampingnya, atau kamu harus ada di mana dia berada. No Mydear, persahabatan bukan seperti itu. Kamu harus percaya bahwa Raka beruntung memiliki sahabat sepertimu, begitupun kamu yang beruntung memiliki sahabat seperti Raka...."

"Bahkan Saya lebih beruntung, berterimakasih pada Raka sudah menjaga kamu sampai akhirnya bisa bertemu dengan Saya dan menjadi milik Saya...," lanjut Ali tersenyum.

Prilly tersenyum tipis, "kamu tau, kapan terakhir kali Raka peluk Aku?"

Ali mengangguk kecil, "saat foto wisuda."

Prilly kembali menangis, membuat Ali semakin merasakan apa yang dirasa istrinya. "Iya saat itu, dan itu adalah foto terakhir Aku sama Raka...," ujarnya lirih.

"Aku gak pernah tau apa penyebab Raka meninggal, dan kapan?"

"Kamu mau tau?" Prilly menatap Ali lalu menganggukkan kepalanya.

"Ayo kita ke rumah Raka!" ajak Ali membuat Prilly menatapnya sejenak.

"Boleh?" tanya Prilly hati-hati.

"Kenapa tidak boleh? Tentu boleh. Di sana kamu bisa bertenu dengan orang tua Raka bukan, dan Saya juga ingin mengucapkan terimakasih pada keluarga Raka."

Prilly bergeming sejenak, lalu kembali memandang batu nisan yang bertulisan nama Raka. "Aku Pamit yah Ka, makasih buat semuanya."

Prilly menatap tangannya yang sedari tadi berada dalam genggaman suaminya, sesekali menengok ke belakang merasa tidak rela harus meninggalkan pemakaman Raka.

***

Baiklah, Aku takkan panggil namamu karena Kamu takkan dengar suaraku, dan karena suaraku takkan lebih indah dari suara panggilan orang yang kini berada di sisimu.

Aku takkan tanyakan kabarmu, Aku takkan tanyakan apakah Kamu bahagia di sana. Karena sudah jelas Kau akan bahagia selama dengannya, begitu pula dengan akadnya.

Bagimu waktu pasti sangat singkat, namun tidak bagiku. Kau tak harus tau apa-apa yang selalu menimpaku setiap malam.

Aku bukan siapa-siapa dan maaf jika Aku mengungkapkan semuanya saat ini. Ini adalah waktu yang sengaja Ku pilih, walaupun takkan pernah Kau sangka, anggap saja ini waktu yang tepat.

Saat itu, tak sengaja Aku melihat dirimu dengan segala kesederhanaan yang ada, entah mengapa Aku merasakan hal yang berbeda saat melihat kedua bola matamu.

Ya ... kesederhanaanmu, dulu.

Seiring berjalannya waktu, Aku sadar dan menaruh keyakinan pada sosokmu. Kamu adalah Kamu yang tak perlu melakukan banyak hal untuk membuat orang-orang menaruh hati padamu.

Aku suka pada kesederhanaan itu. Tak sepertiku yang melakukan banyak hal untuk terlihat lebih menarik dimatamu.

Aku sengaja mencuri perhatianmu, setiap Aku mendapatkan kesempatan melihatmu di tengah keramaian teman-temanmu.

Aku ingin jujur saat ini, disaat yang salah, dan disaat yang terlambat.

Berat rasanya Aku menerima kenyataan. Namun dari segala hal yang sudah terjadi, tak akan ada gunanya Aku memaksamu untuk menjadi milikku saat ini.

Karena itu tak mungkin.

Aku sadar, bahwa sekarang Kamu tidak bisa Aku miliki.

Mengikhlaskanmu dengannya adalah suatu hal yang terberat dalam hidupku, namun akan lebih berat dan menyakitkan jika semua perasaan ini tak pernah tersampaikan padamu.

Kini Aku akan bangkit.
Menutup keindaanmu dari sisi gelapku.
Terimakasih telah menjadi seseorang yang paling menarik diseparuh hidupku.

Dariku, dari orang yang sengaja tak datang dipernikahanmu.

Bukan tak datang, tapi memang tak diundang

Dariku, orang yang telah lancang mencintaimu

-Raka

Prilly melipat kembali kertas yang sedari tadi Ia pegang, surat yang terselip dalam buku catatan Raka. Entah sudah berapa lama dia berdiam diri di dalam kamar Raka, hanya sekedar melihat kamarnya yang sama sekali tidak pernah Ia masuki selama bersahabat dengan Raka. Karena katanya 'privacy'.

Setelah bertemu dengan Rani yang notebene-nya Mama dari Raka, lalu Rani menyuruh Prilly masuk ke dalam kamar Raka. Karena katanya, ada sesuatu yang tersimpan untuk Prilly di kamar Raka. Mungkin surat ini, pikir Prilly.

Kamarnya bernuansa putih dan hitam, tidak ada pajangan foto Raka di dinding. Mungkin hanya satu atau dua yang tertera di atas nakas-nakas kecil, foto Raka memang tidak tertempel sama sekali di dinding. Hanya satu wajah yang menghiasi dindingnya, Prilly. Sembilan puluh sembilan persen, foto Prilly memenuhi dinding kamarnya.

Prilly ingat, Raka pernah mengatakan 'jangan pernah masuk kamar gue, karena di kamar gue ada satu rahasia yang gak boleh lo tau'. Apa mungkin ini? Pikir Prilly.

Prilly menuruni anak tangga, kembali menghampiri Ali dan Rani yang masih berbincang.

"Tante."

Rani tersenyum melihat kedatangan Prilly dari arah tangga, "iya sayang, udah?" Prilly mengangguk mendekati suaminya.

"Nemu sesuatu?"

"Kayanya yang dimaksud Raka ini deh Tan, buku catatan sama surat ini."

"Ada pesannya?" tanya Rani.

"Dihalaman pertama ada tulisan 'buku catatan, khusus untuk Prilly' mungkin ini kali yah?"

"Yaudah bawa aja Prill, mungkin Raka suka cerita tentang kamu dibuku itu."

Prilly mengangguk, "Tante makasih banyak yah, Tante jangan ngerasa kesepian. Aku siap nemenin Tante kalau Tante mau, hehe...."

"Iya sayang, nanti tante hubungi kamu...."

"Yaudah Prilly pulang dulu yah Tante, salam buat om...," Rani tersenyum sembari memberi pelukan pada Prilly.
"Tante, kami pamit dulu...," pamit Ali.

"Nak Ali, boleh tante peluk kamu?" Ali bergeming sejenak, kemudian tersenyum mengangguk.

Rani memeluk Ali erat, "semoga sehat terus yah Nak Ali," Ali mengangguk, "iya Tante, Tante juga jaga kesehatannya."

"Assalamu'alaikum Tan, nanti kalau ada waktu Saya kesini lagi kok."

Rani tersenyum, "iya, Wa'alaikumsalam."

***

Prilly PoV

Raka, Raka mengalami kecelakaan setelah acara perpisahannya. Saat itu, Raka meminta orang tuanya untuk pulang terlebih dahulu. Sedangkan Raka pergi ke suatu tempat, sampai akhirnya dia pulang tengah malam ke rumahnya. Tapi sayang, Raka harus mengalami kecelakaan diperjalanan menuju rumahnya.

Lukanya parah, Raka hampir meninggal ditempat. Setelahnya Raka mengatakan bahwa dia ingin memberikan jantungnya untuk Ali, Om Andre dan Tante Rani tidak menyetujui. Karena, mereka tidak tahu siapa itu Ali. Sampai akhirnya Raka menjelaskannya, dan akhirnya Om Andre dan Tante Rani menyetujui tanpa memberitahu Aku. Raka melarang Tante Rani memberitahu keadaannya, sampai masalah mendonor saja Raka melarangnya. Entah apa yang ada dalam pikiran Raka, sampai dia berbaik hati mendonorkan jantungnya.

Isi surat tadi terus terngiang-ngiang di kepalaku, Aku berpikir ini adalah surat setelah dia mengetahui Aku sudah menikah. Dan surat pertama yang tidak pernah diberikan padaku, sedangkan surat keduanya adalah surat yang aku terima dari Dyra.

Sorry.
Kalau gue lancang, gue suka sama lo
Gue bingung mau ngomong apa, yah udah to the point aja hehe.

-Raka

Aku tersenyum membaca halaman pertama dari buku catatan Raka, "Raka ... Raka...."

"Ada apa Mydear?" Prilly menggeleng sembari tangannya mengusap pipi suaminya.

Entah kapan tepatnya perasaan gue berubah sama lo, gue gak pandai bekata-kata dengan so puitis.
Intinya gue suka sama lo.

-Raka

Lagi-lagi Aku menggeleng-gelengkan kepala, "dasar Raka." Aku kembali membuka lembaran terus menerus, sampai akhirnya Aku menemukan tulisan terakhir dari halaman-halaman kosong setelahnya.

Gue tau harusnya surat ini gue kirim ke Dyra, tapi gue juga pingin lo tau.
Alasan gue pacaran sama Dyra.
Sebelumnya gue minta maaf kalau lo kecewa dengan alasan gue.
Gue suka sama lo, dan itu entah kapan lamanya gue simpen.
Sampe tiba-tiba lo bilang, kalau lo udah nikah.
Are you crazy?
Gue nunggu lo begitu lama, dan malah mendapat kabar yang ngebuat gue gak bisa percaya begitu aja.
Sampai akhirnya gue ngerti, gue bukan yang terbaik buat lo, begitupun lo bukan yang terbaik buat gue.
Mungkin itu yang dinamakan bukan jodoh.

Gue pacaran sama Dyra, awalnya emang sekedar pelampiasan gue.
Mungkin gue emang gak cinta sama dia, tapi gue sayang kok.
Gue cuman mau minta maaf udah nyakitin Dyra, gue tau lo pasti kecewa liat gue nyakitin hati cewe.
Gue cuma berani cerita ini sama lo, kalau Dyra....
Gue rasa dia gak perlu tau, karena kalau dia tau....
Semakin banyak perasaan salah gue, karena udah nyakitin Dyra.
Gue gak tau, gimana hubungan gue sama dia kedepannya.
Putuskah? Lanjutkah? Entahlah, gue gak tau.
Gue juga gak tau kapan surat ini nyampe ke tangan lo, karena sejujurnya gue juga gak berani cerita ini sama lo untuk sekarang.

Gue minta maaf, semoga lo bahagia sama jodoh lo.

-Raka

"Dyra."

"Kenapa sama Dyra?" tanya Ali membuatku menoleh padanya.

"Bisa berhenti sebentar?" Ali mengangguk, lalu menepikan mobilnya.

"Kenapa?" Aku menatap Ali dengan mata berkaca-kaca, "hei, jangan nangis Mydear! Apa ucapan Saya menyakitimu?" Aku menggeleng cepat, lalu memeluk Ali dari arah samping.

"Don't cry Mydear!"

"I love You," entah kenapa Aku tiba-tiba menangis, rasanya saat melihat mata teduh Ali air mata ini selalu ingin meluncur begitu saja.

"I love You more...."

Terimakasih Raka, kamu telah membantu Aku hidup lebih lama bersama Ali, suamiku. Aku sayang kamu Raka, kamu sahabat terbaik untukku. I miss You.

-----
Cianjur, 03 September 2019
Ig : @mahilastory

A/n : Jan lupa baca cerita baru aku, part 2 nya akan dinext malam ini juga.

Jangan lupa tinggalkan jejak, vote, coment, saran dan kritik diterima.
Jika typo boleh dibenarkan dalam komentar, selamat menunggu part selanjutnya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro