27. Save You

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Ya, aku mengerti."

"Dia sudah bersamaku!" Rahang Marcus nampak mengeras.

"Kau tidak perlu mengaturku." Suara Marcus terdengar mendesis.

"Aku tahu apa yang harus kulakukan!" geramnya menahan marah.

Marcus menyudahi panggilannya sepihak, lalu melemparkan ponselnya ke atas meja, dia terlalu malas mendengar ocehan pria tua di seberang sana. Moodnya pagi ini telah dirusak oleh panggilan barusan, padahal beberapa menit yang lalu dia baru saja mendapatkan tontonan gratis yang begitu menggoda di kamarnya. Marcus menolehkan kembali kepalanya ke arah pintu kamar tempat gadis itu berada, kenapa dia lama sekali. gumam Marcus.

Kyuhyun memutuskam beranjak dari tempat duduknya, melangkahkan kakinya kembali ke kamar, dan menghampiri gadis itu.

Marcus mengernyitakn keningnya tatkaa tidak melihat Renesya, apa dia masih dikamar mandi? Marcus melihat pintu kamar mandi yang masih tertutup rapat, dia melangkahkan kakinya mendekat namun pintu tersebut masih terkunci dari dalam.

"Kenapa lama sekali?" teriak Marcus dari luar. Dia berusaha menahan diri untuk tidak mendobrak pintu itu saat ini juga.

' Hening' – tidak ada jawaban apapun dari dalam, bahkan suara air mengalir pun tak daapat Marcus dengar.

"Renesya kau tidak sedang mengiris tanganmu bukan?!" entah darimana datangnya, pikiran aneh itu memenuhi kepala Marcus, Tidak! gadis itu tidak boleh melakukan tindakan bodoh sebelum dirinya mendapatkan apa yang ia inginkan.

"Cepat keluar, atau aku dobrak pintunya." kesabarannya mulai habis.

Bunyi klik pintu terbuka, menyuadahi teriakan Marcus. Renesya keluar hanya mengenakan bathrobe yang melekat ditubuhnya , tatapan matanya mentaap tajam pada Marcus. lalu sedetik kemudian gadis itu mendengkus seraya memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Aku tidak sebodoh itu." ujarnya sinis, sambil melangkahkan kakinya menjauhi Marcus yang kini tengah mengekor di belakangnya. Tanpa Renesya sadari , jawabannya membuat Marcus menyeringai.

"Kau bisa memilih pakaian apapun disana." Marcus menunjuk dengan dagu sebuah pintu ganda berukir yang terletak di samping kirinya.

"Cepat ganti pakaian sebelum aku berubah pikiran dan melucutimu saat ini juga." Marcus berujar santai dan semakin mendekati Renesya yang saat ini tengah berdiam diri di depan meja rias.

"Dasar mucikari mesum!" teriak Renesya tidak terima.

Marcus terbahak. Sudah dua kali imi dia melihat seorang Marcus Jp tertawa lepas seperti itu, apa pria ini memiliki kepribadian ganda? Dia bisa menjadi pria dingin, pemaksa dan menyebalkan dalam satu waktu.

Renesya mengernyitkan keningnya saat melihat Marcus tidak juga keluar dari kamar itu,

"Apa kau tidak berniat keluar dari sini?"

"Ini kamarku dan aku berhak berada di manapun yang kuinginkan." bukannya keluar, Marcus justru menegakkan tubuhnya seraya melipat keduda tangannya di depan dada, menatap Renesya lekat, seolah memang dirinya sedang ingin menanti pertinjukan menarik. " kau tenang saja, lagipula aku sudah melihat semuanya." tambahnya lagi dengan sudut bibir tertarik ke atas.

Renesya mendengkus untuk kesekian kalinya. Pria itu memang menyebalkan , dia melangkah cepat, seraya mengehentakan kakinya, mengambil baju di walk in closet, pilihannya jatuh pada t-shirt abu berleher lebar, dengan celana tiga perempat berwarna hitam, lalu dia melangkahkan kembali kakinya kembali ke kamar mandi berniat mengganti bajunya disana. Lagi-lagi Renesya hanya mendengar suara kekehan tawa dari pria sialan itu sebelum tubuhnya menghilang dibalik pintu kamar mandi

***

Tidak ada suara percakapan apapun yang terdengar, hanya benturan garpu dan sendok yang beradu diatas piring, sejak tadi hnya Marcus yang terihat menikmati sarapan paginya, sedngkan Renesya sama sekali tidak berminat dengan semua hidangan lezat yg tersaji di atas meja makan, gadis itu hnya menatap semuanya tanpa minat.

"Makanan untuk dimakan, bukan hanya dipandangi." ,

"Aku tidak lapar." jawab Renesya tidak acuh.

Marcus mengembuskan nafasnya perlahan, meletakkan kembali sendok dan garpunya ke atas piring.

"Untuk kesekian kalinya aku telah menyelamatkanmu."

Renesya mengernyitkan kening, tidak mengerti dengan kata menyelamatkan yang baru saja diucapkan Marcus, apa pria ini sudah tidak waras? menyelamtkan dengan cara membuat hidupnya hancur. Bibir Renesya berdecih. Gadis itu enggan menangggapi kalimat yang dilontarkan Marcus. Renesya memilih membuang wajahnya ke arah lain, mengabaikan sorot mata Marcus yang kini tengah menatapnya lekat.

"Dan setelah ini kupastikan kau akan sangat brterimakasih padaku."

"Dalam mimpimu!"

Marcus menyeringai. "Kita lihat saja."

Marcus mengangsurkan map berwarna biru di hadapn Renesya , gadis itu mendongkan wajahnya sekilas lalu membuang muka. Renesya memutar bola matanya malas, dia sudah tau apalagi yang akan pria ini bicarakan dengannya.

"Kali ini aku tidak menerima penolakan, atau kau akan selamanya terkurung disini."

Chieva
18 Desember 2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro