Trisna Anai

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"TRISNAA!!" pekik Sarah nyaris seperti orang tercekik, air mukanya langsung berubah cemas.

"Ssstt!" Ranti menimpali teriakannya dengan 'sst' yang panjang. Maklum, sekarang ia sedang dalam proses menyelesaikan target menulisnya yang tanggung, kurang 2 bab lagi. Setelah itu akan diserahkan pada penerbit.

Yang di panggil, Trisna, dengan segenap kekuatan dan tenaga terakhirnya ia berlari dengan penuh gerilya ke arah teman-temannya yang sudah stay di bangku.

"Lo dari mana aja, sayang?" ujar Sarah, matanya tak berhenti menatap Trisna
—dari ujung rambut sampai ujung sepatunya—yang masih terengah-engah setelah berlari di pucuk tenaganya.

Masih dengan napas memburu, Trisna memaksakan untuk menjawab, "Gue telat," ujarnya pendek, lalu melemaskan sendi dikedua kakinya.

Sarah mengangguk, lalu bertanya lagi, " Kok bisa telat sih? Kan biasanya lo paling pagi?"

"Sar, selow kali, orang Trisna cuma telat lima menit doang," kata Ranti dengan nada suara terkendali padahal kalau mau ia bisa melemparkan kotak pensil tepat ke wajah Sarah.

Sarah langsung melempar tatapan tajam pada Ranti, tapi memang pada intinya, pagi ini Ranti hanya akan fokus pada tulisan-tulisannya. Hanya pada tulisannya saja!

"Udah! Udah! Gue yang ngos-ngosan kenapa malah kalian yang debat?" ujar Trisna sambil mengeluarkan buku untuk pelajaran pertama. Lalu menutup mukanya dengan kedua tangannya. Mengingat apa yang telah terjadi padanya beberapa menit yang lalu.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro