1. Risak

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Andai sesederhana 5 huruf itu untuk memulai

Andai seekspresif 6 huruf itu untuk menunjukkannya

Andai seriusnya 5 huruf dari penggabungan 2 kata sejak memulai dan menunjukkanya bisa dimengerti

Andai kau tahu, bahwa aku disini mengasihi - menyayangi dan mencintai dirimu

.

.

Seharusnya Kim Emery Yaro atau yang biasa disapa Emery ini meyadari, bahwa hal-hal yang membuatnya tidak karuan adalah sebuah rasa yang muncul dari residu pertemuan tidak sengaja dengan wanita cantik yang ditolongnya saat jatuh di taman. Manisnya sisa residu itu justru bukan menjadi candu, tetapi perlahan seperti endemi yang menggerogoti rasa penasaran dalam benaknya.

"Kau melamunkan apa V?" tanya sang Manager.

"Ah, aku tidak melamun. Hanya sedang memikirkan sesuatu yang cukup serius." Jawabnya sekenanya.

"Baiklah... Kalau begitu bersiap, sebentar lagi akan dimulai." Ujar sang Manager.

Emery mengangguk, pekerjaannya hari ini tidak sampai satu hari. Setidaknya ia bisa duduk manis di cafenya, sambil memikirkan resep baru yang diajukan teman-temannya untuk di eksperimen.

Sesi pemotretan sudah selesai dua jam yang lalu, tetapi Emery masih saja betah berada di sana. Sampai salah satu sepupunya menyapa.

"Kau tidak kembali sibuk anak nakal?" tanya Himeka.

"Kau kenapa harus menggangguku? Tidak lihat aku sedang menunggu perempuan yang sedang menjalani pemotretan di sana." Jawab Emery dengan menunjuk menggunakan dagunya.

Kim Emperatriza Himeka, masih satu keluarga dengan Emery. Yang mengetahui hanya mereka berdua. Lahir dan besar di Jepang tidak membuat Himeka melupakan garis lurus keluarga dari ayahnya. Salah satu bukti dia sangat paham garis lurus keluarga ayahnya, tentu saja dengan menyeret adik sepupunya yang tampan rupawan menjadi model di bawah naungan agensinya.

"Ya... Kim Himeka, bisa kau beritahukan aku siapa perempuan itu?" tanya Emery.

"Akan ku beritahukan setelah kau melepas identitasmu sebagai V, aku yakin dia akan menolakmu saat pertama tahu bahwa kau itu V." Ujar Himeka.

Emery mendengus kesal, Himeka dan Ryuga tiada beda. Apa yang mereka makan sampai memberi informasi kepada sepupunya perhitungan.

"Tidak baik jika kau tidak berusaha, ia itu permata mahal. Maaf saja, aku tidak mau kau bisa mendapatkannya dengan mudah." Bisik Himeka saat akan menghampiri perempuan itu sembari menepuk bahu Emery.

"Sial..." desis Emery.

.

.

Suasana cafe Serendipity saat ini ramai seperti biasa, di ujung sana duduk seorang perempuan yang menatap di sudut yang sama melalui pantulan kaca bening di depannya. Menatap sosok yang tidak sengaja bertemu di taman sebulan yang lalu, ia sudah menyadari eksitensi lelaki itu di agensinya seminggu setelahnya. Sungguh dalam hatinya hanya berharap tidak ada yang marah jika ia senang menatap lelaki yang kini sedang beramah tamah dengan pengunjung di meja kasirnya.

"Kau sudah datang dari tadi Keiko?" tanya Ryuga.

"Oh, ternyata kau yang datang kak. Kenapa bukan Himeka?"

"Macam baru kenal manusia satu itu, kau sudah pesan?"

Keiko mengangguk, Ryuga memilih beranjak dan memesan ice americano. Ia bisa melihat Emery yang sedang bertugas hari ini.

"Nael kemana? Biasanya dia lebih semangat merecokimu?" tanya Ryuga.

"Hari ini dia sibuk, aku sudah mengatakannya agar fokus pada perusahaan saja. Jadi cafe ini aku yang kelola. Kau sedang bertemu dengan siapa?" tanya Emery.

"Mantan juniorku saat disana. Kau, kesana temui kami. Akan ku kenalkan kepadanya." Ujar Ryuga lalu pergi setelah mendapatkan pesanannya.

Penasarannya ia dengan sosok yang ditemui oleh Ryuga, membuat Emery meminta salah satu pegawainya menjaga mesin kasir. Dengan langkah pasti, ia mendekati meja Ryuga.

"Boleh aku bergabung?" tanya Emery berbasa-basi.

"Oh kau rupanya. Silahkan duduk." Ujar Ryuga mempersilahkan.

Ketika Emery mulai duduk disamping Ryuga, ia terkejut dengan sosok di depannya. Dia, sosok yang menjadi endemi dalam rasa penasarannya. Tetapi dia juga adalah remedy dari segala bentuk hal bernama rindu.

"Hai, aku Keiko. Senang bertemu dengan anda, V."

.

.

Himeka memarahi kakaknya lewat telpon setelah mengaku mengajak Emery bertemu dengan Keiko.

"Kau tidak bodoh kak, aku yakin seratus persen. Tolong diingat, aku tidak mau Keiko dijadikan bahan pelarian Emery pasca terpaksa kandasnya dengan Cathrina. Kenapa kau gegabah sekali sih." Oceh Himeka di ruangannya.

"Aku kan tidak tahu juga kalau mereka pernah bertemu sebelumnya, kenapa kau jadi marah kepadaku sih!!" jawab Ryuga tak terima.

"Aku tidak mau tahu, jangan sampai Emery mengetahui banyak hal tentang Keiko. Kalau sampai ia tahu, kau manusia pertama yang ku adukan pada ayah."

"Tenang saja, aku jamin dia tidak tahu, kecuali dia mencari tahu dan bukan dari mulut manisku ini informasinya." Ujar Ryuga.

"Cih, percaya diri sekali anda tuan Matthew." Kesal Himeka.

Mematikan sambungan telpon sepihak, Himeka hanya mampu menatap kesal layar ponselnya. Kakak laki-laki yang sangat ia sayangi, sikap cerobohnya kenapa mendarah daging. Kenapa sampai nyaris membuat orang lain terluka? Apakah ini salah satu kekurangan dari sekumpulan kesempurnaannya. Entahlah, ia juga tidak tahu.

"Dasar kakak payah." Bisiknya kesal.

.

.

Christian kali ini berada di cafe Serendipity, sebuah pesan masuk saat ia baru saja akan mengajak sang istri pergi makan siang. Key memaksanya datang ke cafe karena ada hal yang penting. Acara makan siang untuk memenuhi keingin ngidam istrinya harus ia tunda, entah harus menebus dengan cara apa. Dan ingatkan Christian bahwa ia harus menggantung Key di atas rooftop apartemen jika ternyata manusia itu hanya ingin menanyakan jaket mana yang keren untuk dibawa ke acara hunting photonya.

"Chris, maaf mengganggu acara menuruti ibu ngidammu." Ujar Key tidak enak.

"Santai saja, iya hanya meminta caramel machiato racikanmu." Jawab Chris dengan senyum.

"Ah tenang saja, aku akan berbaik hati memberinya untuk calon keponakan." Jawab Key.

"Nah, jadi bisa langsung saja ada apa?"

Key seperti menimbang apakah harus memberitahukan Chris terkait ini atau membiarkan dahulu sampai semuanya jelas.

"Kau mengenal Keiko Minatozaki?"

"Kenal, dia salah satu kerabat dari Dio. Kenapa?"

"Dia perempuan yang aku ceritakan jika kau ingat."

Chris terdiam, ia mengetahui itu. Apakah akan serumit kisahnya dahulu? Atau justru lebih mengenaskan dibanding kisahnya.

"Key, ini hanya saranku. Sebaiknya kau cari tahu secara diam-diam, seperti yang kau bilang di percakapan tadi bahwa sepupumu Kim Ryuga dan Kim Himeka mengetahui sesuatu dibalik munculnya di agensi miliknya, kau pasti tahu kan agensi sekelas Hoshiko dan Aurora tidak semudah itu merekrut orang. Mereka orang-orang yang memiliki bakat unik dan sayangnya tidak diakui di mata masyarakat. Kau sendiri juga pasti menyadari." Jelas Chris.

Key mengangguk paham, ia bahkan tahu Hoshiko memang merekrut para pemilik bakat musik yang mumpuni dengan cara yang menurut Key cukup ketat. Ia tahu bahwa kakak ipar Chris juga termasuk produser di Hoshiko, ia juga tahu bahwa teman dari Kookie juga masuk ke agensi model Aurora milik Kim Himeka.

"Kau tahu agensi baru bernama Joana Horatio?" tanya Chris tiba-tiba.

Key diam, temannya yang dokter ini kenapa jadi banyak tahu soal dunia entertaimen. Sepertinya ada yang harus ia gali dari Chris.

"Oh, ayolah Key. Agensi sebesar JH saja kau tidak tahu?" ledek Chris.

Menghela napas pelan, Key mengangguk bahwa ia tidak tahu.

"Kau akan mudah menemukannya di sana, aku jamin itu. Dan cari tahu sendiri sisanya. Aku harus kembali ke rumah sakit, jam praktekku akan dimulai satu jam lagi." Pamit Chris meninggalkan Key yang masih terdiam.

"Kau jadi tidak membawakan caramel macchiato untuk si kembar?" protes Chris.

Dengan tergagap Key sadar dan segera mengangguk mengiyakan protesan Chris.

Keiko Minatozaki, kau itu siapa? Kenapa hanya aku yang clueless? Kenapa hanya aku yang tertinggal diantara semuanya...

***

Annyeong, i'm back with new idea.. enjoy with this story.

*akan ada sesi Cuma mulmed aja, tanpa narasi.

With Luv,

Bianne205

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro