Angel & Devil

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Dengerin gue baik-baik, lo lagi di training jadi iblis. Lo inget tugas lo apaan?" tanya Billy -iblis senior- kepada juniornya yang baru saja datang dari neraka. Mereka berdiri di halaman belakang gedung fakultas, dengan Billy yang terus mendikte berbagai hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan di dunia manusia. 

"Ganggu manusia, seret ke neraka. Kalo gue bisa ngalahin malaikat, gue dapet reward dari Raja Lucifer." si junior menjawab penuh semangat. Billy mengangguk-angguk.

"Apa yang gak boleh kita lakuin sama manusia?"

"Bunuh mereka secara langsung. Kecuali kalo kita ngiket kontrak sama mereka."

Billy mengangguk lagi.

"Iblis bisa dipanggil pake ritual khusus. Sebagai gantinya, si penyembah bakalan jual jiwanya buat kita makan setelah mati nanti. Tapi kita harus hati-hati, di sini ... malaikat bertebaran. Ada yang lemah, ada juga yang kuat."

Juniornya mengangguk paham.

"Ada satu malaikat yang paling harus lo hindarin." Billy menyodorkan sebuah foto. Foto tersebut menampilkan seorang cowok berpakaian kasual namun tetap berkarisma. Rambutnya berwarna hitam gelap, sementara kedua bola matanya berwarna abu-abu. "Jangan berurusan sama malaikat ini, paham? Banyak senior kita yang gagal ujian gara-gara dia. Pokoknya kalo lo ngeliat dia, langsung lari. Lo paham, Key?"

Key menerima foto dari pria yang harus dia waspadai. Dengan cepat dia mengangguk, "Paham!"

Angel & Devil

Another Aldo-Key stories 

Tidak berhubungan dengan novel lain yang menggunakan nama Aldo-Key sebagai mainchara

Warning : Absurd Story

Ya, seharusnya memang begitu.

Key harus menghindari pria bermanik kelabu yang merupakan salah satu malaikat senior dan sudah mendapat berbagai penghargaan dari Sang Kuasa. 

Tapi ... kenapa sekarang Key justru terjebak di tempat ini?

Ritual pemanggilan harusnya hanya bisa dilakukan manusia. Tapi Key terperangkap di dalam lingkar pemanggil iblis. Dengan seorang cowok berwajah arogan yang duduk di atas kursi kayu di depannya. 

Key ... dijebak.

"Hm ... jadi lo iblis?" cowok di depan Key berdiri, berjalan mendekat lalu berjokok di depan Key yang duduk di lantai sambil menatap linglung. "Iblis training? Lagi?"

Key menunduk. Apa dia akan dilenyapkan? Padahal belum sampai satu hari dia sampai di bumi. Tapi dia sudah berurusan dengan malaikat yang sangat mengerikan. Key juga belum menyeret satu manusia pun ke dalam kegelapan.

"Kamu ... mau bunuh aku?" Key menatap Aldo lugu. Aldo diam sejenak, dia mengukir senyuman kecil sambil mengelus dagu.

"Gak juga, gue gak seneng bunuh iblis lemah kayak gini." Aldo berdiri. Dia mengulurkan tangannya. Ragu-ragu Key menyambutnya, Aldo menarik tangan Key sampai berdiri. "Gimana kalo mulai hari ini lo jadi budak gue?"

"Iblis!"

"Gue malaikat, lo yang iblis." Aldo tertawa bahagia. Dia menyeret Key meninggalkan ruangan kosong memasuki bagian rumahnya yang lain. 

Besar sekali. Setiap sudutnya terlihat mengkilap. Ada berbagai barang mewah dan pusaka di setiap bagian rumah. Aldo membawa Key menaiki tangga, melewati beberapa ruangan sebelum akhirnya sampai di kamar Aldo.

Aldo melemparkan Key ke kasur. Key beringsut duduk, melihat celingukan saat Aldo berjalan ke nakas lalu mengambil sesuatu di sana. Sebuah papan kecil Aldo pamerkan, lalu cowok itu kalungkan ke leher Key.

Key menunduk, melihat tulisan di papan itu.

Iblis peliharaan Malaikat.

 "Lo jadi malaikat jangan Afgan-afgan banget dong!"

"Ya, gue lagi bosen aja. Gue gak tau mesti ngapain lagi? Jadi gue ngelakuin ritual pemanggilan iblis." Aldo mengernyih lebar. Cukup puas dengan perbuatannya kali ini. "Hmph ... mulai sekarang lo harus muncul setiap gue panggil. Ngerti?"

"Gue gak mau!"

"Kalo lo mau bebas, lo harus berusaha bunuh gue."

"Kalo gue gak dateng?" Key justru menantang.

Aldo terdiam, dia mengukir senyuman dingin dan menyahut, "Gue bakalan ngancurin dunia ini sampe lo muncul sendiri di depan muka gue."

"IBLIS!"

"Ma-la-i-kat."

***

"Gue laper, beliin gue roti." Aldo memberi perintah. Dia sedang duduk di bangku kelas, di depan laptopnya yang terbuka. Aldo hanya melambaikan tangan pada cewek-cewek yang mengajaknya makan di luar. Dia lebih senang memerintahkan Key yang sejak tadi berdiri di sampingnya.

Key pergi ke kantin.

Tidak lama dia kembali.

Aldo memerintah Key membuka plastiknya.

Key menurutinya.

Aldo meminta Key menyuapinya.

Key menyodorkan roti ke dalam mulut Aldo.

Aldo justru menggigit tangan Key keras.

Key menangis sesenggukkan karena tangannya berdarah.

***

"Gue haus. Ambilin minum, di kamar yang sebelah." Perintah Aldo saat sampai di dalam kamarnya. Key tidak bisa menolak, walau menggerutu dia berjalan menuju kamar yang Aldo maksudkan.

Tidak lama kemudian Key kembali sambil menangis sesenggukkan.

Kedua tangannya melepuh.

"Sakit."

"Oh, gue lupa bilang itu salah satu kamar suci. Baru pegang pintunya, lo pasti udah kayak kesengat listrik."

"Lo pasti sengaja, kan?"

"Tau aja."

"Berengsek!"

***

"Gue mau tidur." Aldo bersiap berbaring di ranjangnya, Key berkedip.

"Gue boleh pulang?"

"Enggak. Gue seneng tidur sambil diliatin."

"Narsis amat."

"Ampe lo berani kabur, gue bakalan bunuh semua iblis yang lo kenal di dunia ini." 

Key tidak menjawab. Mau tidak mau dia dibuat patuh lagi. Dia tidak bisa merepotkan semua kenalannya hanya karena nasib buruknya.

Aldo tidur.

Key diam.

Aldo membuka mata.

"Kenapa?" tanya Aldo setengah serak.

"Gue pegel, ngantuk."

Aldo membuka selimut, menepuk-nepuk ranjang di sisinya.

"Sini, lo boleh ngeliatin gue sambil tiduran." 

"Gue gak mau satu kasur sama malaikat berengsek kayak lo!"

"Jadi lo lebih seneng gue gantung?" ancam Aldo dengan tatapan sinis.

Key menggeleng, ragu-ragu dia naik ke ranjang Aldo, berbaring di kasur cowok itu. Aldo menyelimuti Key dan memeluknya.

"Ngapain peluk-peluk?" tanya Key sewot.

"Guling gue dicuci, jadi gue gak punya pilihan selain meluk lo."

***

"Lo sadar gak bikin malu bangsa iblis?!"

"Bisa-bisanya lo jadi bawahan malaikat!"

"Apa lagi Aldo. Harusnya lo pilih mati daripada jadi budaknya dia!"

Key meringkuk ketakutan. Ditindas para seniornya di dalam salah satu kelas kosong di Universitas. Dia tidak bisa melawan. Yang mereka katakan memang benar. Key adalah iblis, tidak seharusnya dia menjadi budak Aldo.

Key harusnya melawan Aldo walau tahu sejak awal tidak punya harapan untuk menang.

Dia lemah, menjijikkan, dan memalukan.

Key hanya diam saat ditendangi, dia menangis terisak ingin pulang ke neraka saja. Dia sudah gagal menjadi iblis yang hebat. Dia memilih menjadi salah satu iblis penjaga neraka saja agar tidak perlu berurusan dengan manusia apalagi malaikat.

Namun siksaan pada tubuhnya tiba-tiba berhenti. Suara teriakan seniornya membuat Key terkejut. Key meluruskan pandangan, melihat sepasang kaki di depannya.

Key mendongak, Aldo mengulurkan tangan.

Key melihat sekeliling. Semua seniornya sudah lenyap.

Key sesenggukkan, dia menerima uluran tangan Aldo dan berdiri.

"Kenapa lo nolong gue?" tanya Key tidak paham.

"Karena gue malaikat, gue nolong siapa pun yang kesusahan butuh bantuan."

***

Beberapa puluh tahun sebelumnya...

Aldo sedang duduk santai di bangku taman sambil menatap langit biru ke oranyean.Dia melihat sekumpulan anak iblis yang sedang melakukan karyawisata ke bumi di kejauhan. Aldo biarkan, lagi pula dia tidak membunuh anak-anak.

Tapi mata Aldo terfokus pada satu iblis kecil yang tampak dikucilkan.

Rambutnya cokelat panjang, bola matanya berwarna cokelat terang.

Dia didorong sampai jatuh oleh salah satu temannya. Anak itu kembali berdiri, menepuki pakaiannya yang sedikit kotor lalu tersenyum lagi.

"Key itu aneh!"

"Key selalu senyum-senyum!"

"Dipukul, ditendang, didorong aja dia gak pernah bales. Dia selalu senyum-senyum."

"Masa ada iblis yang kayak gitu?"

Dia dicemooh. Tidak ada satu pun yang membela Key, bahkan tidak juga guru yang membimbing karyawisata mereka.

Aldo terus memperhatikan, bibirnya terbuka saat Key melontarkan jawaban yang tidak dia kira sebelumnya.

"Aku gak suka nyakitin orang lain. Karena kalo aku nyakitin mereka, sama artinya aku nyakitin diri sendiri. Aku gak suka kalo ada yang kesakitan gara-gara aku."

Aldo tertegun. Dia menopang dagu lalu mengulas senyuman kecil, "Namanya ... Key ternyata."

TAMAT

HAHAHAHAHAHAHA.

Mau ngetik itu doang sih.



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro