Chapter 1

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Malam ini, sebelum menutup hari dengan tidur, aku puaskan membaca ulang satu fanfiksi, judulnya 'Love The Way You Are'. Fanfiksi yang paling dinantikan kelanjutannya, bagiku khususnya.

Fanfiksi BoBoiBoy yang menceritakan tentang keadaan BoBoiBoy yang tidak biasa, terdapat lima kepribadian yang hidup dalam satu tubuh. Ditambah dengan konflik orang tua yang menuntut untuk menjadi normal dan kehidupan pernikahan bersama Yaya.

Sayangnya, cerita ini sangat jarang sekali memperbarui chapter kelanjutannya. Palingan satu tahun sekali, itu pun dari penulis sambungnya. Bahkan, yang penulis aslinya pun saat kulihat terakhir update itu dua tahun lalu.

Bayangkan, seberapa lama kami pembaca harus digantung?! Menunggu tanpa kepastian seperti ini juga enggak enak.

“Harusnya ini si Ibu sadar diri, dong! Anak sendiri dicuekin, anak asuh yang disayang. Anakmu tuh sampai meragukan keaslian jati diri mereka,” umpatku pelan setelah selesai membaca fanfiksi BoBoiBoy tersebut.

Habisnya aku geregetan dengan tokoh Ibu di fanfiksi ini. Karena tidak mampu menghasilkan keturunan yang baik, dia bersikap dingin untuk anaknya sendiri. Untung saja Kembaran masih mau berbakti dengan orang tua.

“Pantas saja Api benci banget sama mereka berdua. Kayaknya ... emang cuma Gempa yang masih mau memperbaiki hubungan mereka dengan orang tua,” ucapku mulai bersugesti.

Mengubah sisi posisi tidur, aku kembali menggulirkan ponsel, lanjutkan bacaannya.

“Kebangetan ini penulisnya. Buat cerita sebagus dan sekeren ini, tapi kerjaannya gantungkan pembaca.” Aku masih mengomel dengan suara kecil. “Andai bisa masuk ke ceritanya, sudah kumaki Ayah dan Ibu di depan wajah mereka.”

Impian masuk ke dalam cerita kesukaan itu terlihat mustahil memang. Sebagai pembaca, mengetahui segala seluk-beluk di dalam cerita. Membuat mereka sangat ingin memberitahukan kebenaran.

Namun, sekali lagi. Itu tampak tidak mungkin.

***

Baiklah, sekarang aku telan mentah-mentah perkataanku sendiri.

Seingatku setelah khatam ulang baca fanfiksi LTWYA aku tidur. Dan saat ini begitu sadar tahu-tahu aku di tengah prosesi ijab kabul. Memakai baju pantas yang elegan.

Apa aku sedang mimpi menikah dengan gebetanku—yang gepeng?!

Aku menepuk kedua pipiku keras. Lalu menggeleng berulang kali. Masih meyakinkan diri kalau ini hanya mimpi.

“Hei, kau ini kenapa?” tanya seorang laki-laki yang duduk di sebelahku.

“E-enggak apa-apa, cuma tadi ada nyamuk,” jawabku asal. Laki-laki tadi hanya menatap bingung, kemudian mengendikkan bahu tidak peduli.

“Lihat, deh. Mbak Yaya di sana cantik banget, 'kan? Sampai pangling lihatnya,” ucap laki-laki tadi.

Yaya? Jadi bukan aku yang jadi pengantin perempuannya, ya? Kukira aku yang jadi tokoh utama mimpi ini. Aku memang tidak tahu siapa Yaya itu, karena masih belum sadar dengan situasi yang ada. Tapi cukup kuakui, Yaya memang cantik.

“Kasihan sebenarnya. Dia harus menikah sama orang tidak kenal. Katanya ini hasil perjodohan.”

Aku masih menyimak cerita orang tersebut. Seraya memahami keberadaanku di sini.

“Semoga saja yang jadi suaminya Mbak Yaya itu baik, ya. Mas kasihan sama Ibu Yah, dia nangisin terus anak sulungnya. Mungkin merasa bersalah karena enggak bisa menolak lamaran dadakan di restoran waktu itu.”

Sebentar. Aku merasa familier sama ceritanya. Perjodohan sepihak yang diajukan di restoran. Terus nama pengantinnya tadi itu ... Yaya?

Hah?! Masa iya, sih, aku masuk ke cerita itu? Soalnya mirip sekali dengan alurnya. Aku hafal betul konflik awal dari kisah karangan tersebut.

Coba sekali lagi, aku ingin memastikan. “Kamu ini siapa, ya?” tanyaku pada laki-laki yang dari tadi mengajakku mengobrol.

“Astaga ... Kamu kok jadi kayak orang linglung gitu? Aku ini Ilham, kakakmu sendiri masa lupa,” kata laki-laki itu, menatapku cemas.

Ilham? Kok enggak asing gitu.

Beberapa saat aku terdiam. Setelah merangkai setiap kronologi yang diceritakan Ilham ini, aku pun langsung sadar.

“Ilham? Maksudnya ... Mas Ilham?! Pegawai dari restoran Yaya?” Bertubi-tubi aku ajukan pertanyaan.

“Aku tahu pekerjaanku ini enggak seberapa, tapi apa harus diperjelas begitu, (Name)?”

Jadi aku sekarang ada di dalam cerita ... Love The Way You Are?

.

.

.

06 Juli 2022

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro